Part 42

619 23 1
                                    

Pekan lalu tepatnya dua orang yang sangat Dyan sayangi itu telah berada di tempat mereka benar-benar mencari jati dirinya dan mengasah dirinya agar dapat menjadinya cita-citanya terwujud.

Dan kini Dyan tengah merapihkan dan memeriksa kembali barang-barangnya karena hari ini ia akan berangkat menuju rumah Sodaranya itu dan menuntut ilmu disana, tak bosan ia menatap potonya dengan Suga, dan terus memeluk boneka Teddy darinya.

"Kak, gimana barangnya udah siap semua belum"tanya mamah.

"Udah mah, kita berangkat kapan?"ucap Dyan.

"Yaudah nanti barangnya papah yang bawa ke bawah sekarang kamu makan dulu setelah itu kita berangkat yah"ucap mamah, dan di anggukan oleh Dyan.

Sementara mamah keluar ia menyempatkan waktu yang sempit ini hanya untuk memberitahu sahabatnya Rara, tetapi teleponnya tidak aktif mungkin ia sedang sibuk. Dyan pun kembali turun dengan terus memeluk boneka teddy dari Suga.

Setelah makan Dyan dan keluarganya pun berangkat menuju kediaman sodaranya itu dan papahnya Dyan telah memberitahu sodaranya itu sebelum mereka berangkat.

Selama diperjalanan Dyan hanya terdiam mengingat isi Surat yang diberikan oleh Suga, ia terus berpikir apa Suga benar tidak mengetahui kesalahannya atau pura-pura lupa.

"Kakak kenapa sih diem terus"ucap Damar

"Gapapa"ucap Dyan.

Sesampainya dirumah saudaranya Dyan langsung melihat kamarnya sungguh sangat nyaman dan sesuai yang Dyan inginkan. Setelah disana kedua orang tua Dyan tidak langsung pamit melainkan berbincang sejenak lalu memutuskan untuk kembali ke rumah.

"Kakak yang betah yah jangan ngerepotin mbaknya terus"ucap mamah sembari memeluk putrinya itu.

"Iya mah sehat terus yah doain biar Dyan betah"ucap Dyan..

"Aamiin"ucap Papah.

"Dadah kakak jangan kangen sama aku ya"ucap Damar.

"Yang ada kamu yang pasti kangen sama kakak huuh"ucap Dyan sembari memeluk adiknya itu. Sebelum orang tua Dyan pergi mereka sempat berfoto dan Dyan posting di ignya.

-------

Sudah hampir satu bulan lamanya Dyan tinggal bersama sodaranya hari ini ia sudah siap untuk berangkat kuliah, dan ia masih belum mendapatkan teman ya you know sikap Dyan yang dingin mana ada yang ingin mengajak ia berbicara dan dia juga tak menyukai orang yang so kenal dengannya.

"Dyan ayo sarapan dulu"ucap mbak.

"Hmm nanti aja di kampus hehe udah mau telat ini"ucap Dyan

"Yah tapi jangan sampe telat makan yah"ucap mbak.

"Iya mbak Dyan berangkat dulu yah assalamualaikum"ucap Dyan sembari menyalimi mbaknya.

Dyan berangkat menggunakan angkutan umum atau gojek, setelah sampai ia langsung masuk ke kelas karena ia ada kelas pagi hari ini, setelah kelas selesai  Dyan langsung buru-buru ke kantin kampus untuk makan karena mungkin cacing di perutnya telah sangat kelaparan ia memesan makanan kemudian ia langsung menghampiri meja kosong di pojokkan karena hanya itu tempat yang tersisa,

Saat Dyan sedang memakan makanannya ada seorang lelaki yang menghampirinya, ia sudah merasa bahwa lelaki itu ingin meminta izin agar di perbolehkan untuk duduk di tempatnya karena di kantin sudah sangat penuh.

"Permisi, bolehkah saya gabung duduk"ucap Seseorang yang suaranya tak pernah Dyan lupakan.

"Boleh, silahkan"ucap Dyan sembari mengangkatkan kepalanya yang sedari tadi menunduk karena sedang makan, alangkah terkejutnya ia melihat seorang yang baru saja menyapa.

Cinta Dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang