Part 47

627 17 2
                                    

Hari ini Dyan harus pergi ke kampus karena ada hal yang harus ia selesaikan sebelum hari wisudanya tiba, ia sendiri menuju kampus tepatnya perpustakaan.

"Mbak, Dyan ijin ke kampus yah," ucap Dyan.

"Yaudah hati-hati jangan pulang terlalu sore," ucap mbak.

"Oke, assalamualaikum," ucap Dyan.

"Waalaikumussalam."

Setelah itu kemudian ia pergi menuju kampusnya, tak memerlukan waktu lama akhirnya ia sampai dan langsung pergi ketempat yang telah ia tuju sejak awal.  Namun, karena ia terlalu buru-buru dan tidak melihat sekitarnya, akhirnya ia menabrak seseorang yang ada dihadapannya, tabrakan pun tak terhindarkan antara Dyan dan seseorang yang ditabraknya.

"Aww," ucap Dyan kesakitan karena tangannya mengenai tiang

"Hmm maaf yah, aku gak sengaja," ucap Seseorang yang ditabrak Dyan.

"Harusnya gue yang minta maaf," ucap Dyan yang langsung bangun sembari memegangi tangannya yang terasa sakit.

"Maaf yah tadi gue buru-buru jadi gak liat kalo ada orang," ucap Dyan.

"Iya gapapa tadi aku juga gak hati-hati."

"Yaudah gue duluan," ucap Dyan yang langsung pergi dan dianggukan oleh pria itu.

Setelah melewati beberapa hambatan akhirnya Dyan sampai diperpustakaan untuk menyelesaikan sedikit tugasnya. Ia duduk dipojokan dengan santai, ia hampir menyelesaikan tugasnya dan harus ia berikan kepada dosennya hari ini.

Sesaat setelah menyelesaikan tugas ponselnya berdering tanda ada yang menelponnya, ternyata panggilan itu berasal dari mbaknya.  Karena ia ingin menitip sebagian buku. kebetulan Dyan hari ini akan ke toko buku untuk menambah koleksi bukunya Dyan sangat senang dengan semua Buku/Novel terbaru pasti ada di lemari kamarnya.

Kini Dyan telah berada di toko buku dan kemudian mulai mencari beberapa buku yang akan ia beli dan titipan mbaknya itu, namun saat ia menemukan buku yang ia tuju dan ingin mengambil buku tersebut ada yang ingin mengambil buku yang sama juga dan sialnya buku itu hanya tersisa satu.

"Maaf ini buku yang akan saya beli," ucap Dyan.

"Tapi buku ini juga mau saya beli," balas Seseorang.

"Tapi saya lihat duluan," ucap Dyan tak mau kalah.

"Eh bukannya kamu yang tadi nabrak aku di kampus," ucap Seseorang itu yang baru menyadari jika ia pernah bertemu dengan Dyan

"Maksudnya?" Tanya Dyan tak paham dengan apa yang pria itu bicarakan. Karena ia tak pernah memperhatikan seseorang disekitarnya makanya ia tidak mengerti maksud dari pertanyaan seseorang itu

"Yaudah bukunya kamu ambil aja nanti aku beli di toko lain."

"Seriusan gapapa," ucap Dyan.

"Iya ambil aja."

"Oke makasih."

"Lagi-lagi aku tak mengetahui namanya sudah empat tahun aku satu kampus dengannya tapi begitu sulit untuk mendapatkan namanya." batin Zen.

Ya pria itu bernama Zen ia pria yang baik, sopan, pintar, memiliki ilmu agama yang bagus semua wanita menyukainya, tapi ia tipikal orang yang sulit untuk mencintai. Ia pun memutuskan kuliah dengan mengambil jurusan kedokteran juga sama dengan Dyan namun kelas mereka berbeda jadi ia hanya bisa melihat Dyan ketika di kampus saja tanpa mengetahui namanya dan hari ini ia di pertemukan di dua tempat yang berbeda.

"Assalamualaikum," salam Dyan.

"Waalaikumussalam, tumben pulangnya agak cepet nih," ucap mbak.

"Iya dong kan tadi ngerjain tugasnya ngebut, terus ya ba tadi Dyan gak sengaja nabrak orang untung aja dia gak marah," ucap Dyan.

"Waduh makanya kalo jalan itu hati-hati,  jangan ceroboh untung yang kamu tabrak orangnya baik gimana kalo yang lagi badmood," ucap Mbak.

"Hehe iya, oh iya ba tadi juga kan Dyan ke toko buku buat beli buku yang Dyan mau itu tinggal satu dan itu juga ada yang mau ngambil tapi akhirnya dia ngalah dan anehnya dia bilang kamu yang nabrak aku tadi di kampus gitu ba Dyan gak ngerti," ucap Dyan.

"Yaampun kamu gak nyadar tadi yang kamu ceritain itu, kamu bilang kalau kamu di kampus nabrak orang dan pas di toko buku ketemu orang yang dilang kalo kamu nabrak dia di kampus ih ampun mbak sama kamu," keluh Mbak.

"Ohhh iya yah Dyan nggak ngeh banget hehe," ucap Dyan.

"Kamu tahu namanya?" Tanya mbak.

"Nggak ngapain Dyan nanyain namanya," ucap Dyan.

"Ampun deh mbak sama kamu, dia cewek apa cowok?"

"Cowok, lagian ngapain mbak nih aneh yah," ucap Dyan.

"Yaudalah mending sekarang kamu mandi solat ahsar terus nanti makan malam bareng yah soalnya mau ada  temen mbak main," ucap Mbak.

"Tumben," ucap Dyan.

"Udah jangan kepo cepetan mandi bau asem tahu," ledek mbak.

Dyan beranjak dari kursi dan pergi kekamarnya untuk mandi, tapi sebelum mandi ia mengambil ponselnya dan menghubungi Rara karena ia sangat merindukan sahabatnya itu.

"Asslamaulaikum Ra," ucap Dyan dibalik teleponya.

"Oh iya waallaikumussallam gimana nih kabarnya," ucap Rara.

"Alhamdulillah Ra gue baik, oh iya gimana kuliah lo," ucap Dyan.

"Lancar yan ohiya mulai besok gue wisuda"ucap Rara.

"Lah di majuin?" Tanya Dyan.

"Iya, gue juga bingung maju mundur terus kaya syahrini aja," ucap Rara.

"Yaudah dah semoga lancar yah," ucap Dyan.

"Iya makasih yah, ohiya gimana Suga udah ada kabar belum," ucap Rara.

"Mana gue tau Ra udahlah gue males bahas dia, gue mandi dulu yah assalamualaikum Rara," ucap Dyan.

Cinta Dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang