Part 45

752 22 9
                                    

Beberapa Tahun telah berlalu Dyan kini sedang menuju tahap skripsi kini ia tengah libur kuliah selama 2 bulan dan memutuskan untuk pulang karena ia sangat merindukan keluarganya.

"Gimana barang-barangnya udah siap,"ucap Mbak

"Udah insyaallah bak, mbak yakin nggak ikut Dyan ke Bandung?"ucap Dyan.

"Nggak dulu mbak nitip salam aja sama ini buat keluarga di sana yah"ucap Mbak. Sembari memberikan beberapa makanan

"Gak ngerepotin mbak nih, yahh yaudah deh makasih ya mbak"ucap Dyan.

"Iya sama-sama, sekarang kamu makan dulu mobil udah di panasin belum? bensinnya udah, "ucap Mbak.

"Dipanasin udah tapi kalau bensin belum bak hehe,"ucap Dyan.

"Aduh kebiasaan deh kamu,"ucap Mbak. Tetapi Dyan hanya memberikan senyumannya sembari sarapan sebwlum ia berangkat ke Rumahnya ia sengaja tidak memberitahu keluarga kalau hari ini ia akan pulang dan soal mobil ia telah berhasil menabung uangnya karena hasil ia mengikuti setiap lomba yang temakan dengan menulis dan cerita Dyan yang telah di bukukan pun sudah ada beberapa, karena itu ia berhasil menabung dan membeli mobil sendiri tetapi ia tidak ingin memberitahu orang tuanya meskipun Mbaknya selalu bilang harus memberitahu orang tuanya.

"Mbak Dyan berangkat Dulu yah, assalamualaikum mbak, dede jangan rindu sama aku yah,"ucap Dyan sembari menyalimi mbaknya yang sedang menggendong anaknya.

"Hati-hati yah kalau sudah sampai kabarin,"ucap Mbak.

"Siap dahh." Dyan ia pun langsung melesat pergi dan ia tak lupa untuk mengunjungi pom bensin terlebih dahulu.

Ketika sedang mengisi bahan bakar untuk mobilnya ia melihat seorang wanita yang tak asing bagi dirinya dan ia sangat kenal dengan wanita itu, setelah mengisi bensin ia berniat menghampiri wanita paruh baya tersebut.

"Assalamualaikum Ibu sedang apa ya?"tanya Dyan.

"Waalaikimsallam ibu sedang kebingungan de"ucap Ibu tersebut sembari memutar pandanganya kepada Dyan dan alangkah terkejutnya ibu tersebut melihat Dyan begitu juga Dyan.

"Umi, massyaallah apa kabar Umi"ucap Dyan sembari menyalimi Umi (Uminya Suga).

"Alhamdulillah Dyan wah senangnya Umi bertemu denganmu"ucap Umi.

"Umi sedang apa disini dan bingung kenapa"ucap Dyan.

"Umi kecopetan Dyan dan mau minta tolong pun bingung kepada siapa.

"Memangnya Umi dari mana dan kenapa sendirian"ucap Dyan.

"Umi tadi itu selesai kembali dari mengunjungi sodara Umi, ia sendirian karena Abi sedang sibuk dan Suga belum juga pulang"ucap Umi.

"Yaudah kalau begitu Dyan antarkan Umi pulang yah, kebetulan hari ini Dyan libur dan akan pulang ke rumah,"ucap Dyan. Sembari mwngajak Umi untuk masuk ke mobil miliknya.

"Terimakasih ya Dyan, kalau tadi tidak bertemu dengan kamu entah apa nasib Umi nanti,"ucap Umi.

"Sama-sama Umi lain kali hati-hati yah jakarta banyak orang jahat,"ucap Dyan.

"Iya, gimana kuliahmu lancar?" Tanya Umi.

"Alhamdulillah bulan depan akan wisuda, gimana kabar Suga Umi,"ucap Dyan keceplosan.

"Wah sebentar lagi kamu jadi sarjana kedokteran ya, hebat kamu pun sudah membuat buku umi sudah membelinya. Tapi kisahnya seperti tidak asing,"ucap Umi yang berhasil membuat Dyan tersipu malu.

"Terimakasih Umi, oh iya Suga bagaimana?"

"Suga baik sepertinya dia pun sebentar lagi lulus,"jawab Umi.

Cinta Dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang