Part 26

774 30 1
                                    

Pembagian Raport Akhir tahun.

Tak terasa kini mereka akan menerima laporan hasil nilai mereka selama menjadi kelas 11 dan Dyan sudah siap dengan mamahnya untuk mengambil raport, Dyan tidak memikirkan akan mendapatkan peringkat bagus ataupun jelek karena menurut Dyan nilai bukanlah segala. Dan masa kelas 11 Dyan pun sudah selesai.

"Mah udah siap" ucap Dyan.

"Iya yaudah kita berangkat sekarang saja takut telat"ucap mamah.

Sesaat ketika mereka akan melangkah menuju pintu ternyata sudah ada yang menghalabginya siapa lagi kalau bukan Damar adek sematawayang Dyan yang sangat Dyan sayangi.

"Tunggu dede juga mah ikut"ucap Damar yang sudah rapih menggunakan baju serta topi miliknya.

"Lah emang kamu gak sekolah de"ucap Dyan bingung.

"Udah libur yey"ledek Damar sembari menjulurkan lidahnya pada Dyan.

"Yaudah yuk"ajak mamah.

Sesampainya di sekolahan Dyan langsung mengajak mamahnya kekelas ternyata didepan gerbang sudah ada Risma dan kakaknya langsung saja Dyan menghampirinya.

"Assalamualaikum ris"ucap Dyan sembari menyalimi kakaknya.

"Eh iya waalaikumsallam"ucap Risma yang juga menyalimi mamahnya Dyan.

"Kekelas aja yu"ucap Dyan.

"Yaudah yu"ucap Risma

Mereka pun berjalan menuju kelasnya dan disana sudah lumaya banyak orangtua wali murid yang sudah menduduki bangku yang sudah disediakan. Mamah Dyan dan kakaknya risma langsung duduk di salah satu kursi. Dyan hanya menunggu di luar.

Setelah cukup lama menunggu akhirnya namanya di panggil oleh pak Gundar yang sekaligus wali kelasnya langsung di ambilkan oleh mamahnya.

"Adakah orangtua Dari Dyan"ucap pak Gundar

"Ada"ucap mamah yang langsung maju kedepan dan tak disangka bapak pun memanggil namaku agar ikut masuk kedalam.

"Ini dia anak kebanggaan saya bu yang sudah berani mengikuti lomba meskipun dengan rasa ragunya dia berhasil membanggakan sekolahan ini, kenapa saya pilih dia karena dikelas orangnya dingin, pendiam sekali apakah dirumah ia seperti itu bu?" Tanya bapak kedapa mamah Dyan sedangkan Dyan hanya diam

"dirumah Dyan sangat cerewet sekali pak tidak pendiam memang anaknya jarang belajar sering maen game tapi gatau juga bisa banggain sekolah sama dirinya sendiri" ucap mamah Dyan.

"Memang saat semester awal nilainya anjlok sekali tapi mungkin itu membuat efek jera dan meningkatkan proses belajarnya, tingkatkan terus prestasinya ya Dyan alhamdulillah kamu masuk ke 3 besar drastis sekali pencapaian prstasimu nak"ucap Bapak

"Terimakasih pak kami pamit pulang dulu" ucap mamah Dyan dan di sambung oleh Dyan "makasih pak udah sabar sama sikap Dyan hehe Dyan kerja keras agar bisa masuk ke tiga besar ini karena dulu nilainya jauh sekali makasih ya pak" ucap Dyan sembari menyalimi wali kelasnya.

"Wah yan lo keren banget naik nilainya drastis banget, dulu kenapa sih nilai lo bisa anjlok banget" ucap Rara.

"Makasih ra, dulu gue stres banget Ra karena Davit hmm" ucap Dyan.

"Tapi gue salut sama nilai lo melebihi gue bangga gue" ucap Rara sembari menepuk pundak Dyan.

"Wkwk" ucap Dyan cengengesan memperlihatkan gingsul yang menjadi daya tariknya itu.

"Yan jangan senyum nanti gue meleleh" ucap rengek Kiki.

"Lebay lo" ucap Rara.

"Ra gue pamit pulang duluan ya" ucap Dyan dan langsung pergi sedangkan Rara menyalimi mamah Dyan.

Cinta Dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang