Part 31

760 20 0
                                    

Setelah berpoto mereka memutuskan untuk pulang ke hotel karena malam sudah terlalu larut dan mereka pun sudah lelah, terutama Dyan ia mungkin karena komdisi tubuh yang masih kurang enak.

Pada saat diperjalanan menuju hotel Dyan berjalan lebih cepat dan membuat Suga merasa bertanya-tanya dan mencoba mengejar dan menghampiri Dyan yang menjauh dari rombongan.

"Yan"ucap Suga.

"Apa"ucap Dyan.

"Lo kenapa"ucap Suga.

"Gue gapapa"ucap Dyan dengan raut wajah sedikit pucat.

"Lo sakit?"tanya Suga.

"Pusing doang"ucap Dyan.

Mereka terus mengobrol tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang tidak suka dwngan kedekatan mereka siapa lagi kalau bukan Pipit ia hanya melihat dengan tatapan tidak suka ke arah Dyan dan Suga.

"Ih kenapa mereka bisa deket banget sih, apalagi Dyan diakan udah deket dengan Davit masa sih Suga juga mau di embat lagi cewe apaan tuh"batin Pipit dengan rasa cemburu dan juga emosi.

"Lo kenapa Pit kok cemberut aja dari tadi kenapa si"ucap Riki.

"Kesel gue liatin mereka"ucap Pipit tetapi fokus ke Dyan dan Suga yang mengobrol sedari tadi.

"Hmm gini ya Pit gue itu udah deket lama banget sama Suga jadi dia kalo udah sayang sama orang itu gabakalan pernah lupain atau jauhin dia sekalipun dia gaakan pacaran"ucap Riki.

"Ah gue gak percaya ya gue udah lama suka sana Suga, dia juga baik banget sama gue masa sih dia gaada rasa ke gue, itu mah si Dyannya aja yang so deket sama Suga"ucap Pipit.

"Terserah lo ya gue gak peduli"ucap Pipit.

"Mending sama gue, gue juga ganteng kok"ucap Riki.

"Ih mending gue jomblo selamanya kebanding pacaran sama lo ya Riki"ucap Pipit lalu langsung meninggalkan Riki yang ditertawakan oleh semua teman-temanya.

Setelah itu mereka pun sampai di hotel tetapi Dyan memilih untuk duduk di kursi depan loby untuk meredakan lelahnya tetapi Suganya menunggunya karena takut Dyan sakit. Tetapi Pipit yang melihat itu sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya ia langsung perhmgi kekamarnya dengan menyisakan tatapan tajam ke pada Dyan, Dyan yang merasa tidak enak hati di beri tatapan tajam oleh Pipit ia langsung bicara pada Suga.

"Suga, lo peka gak sih sama sikap Pipit"ucap Dyan yang membuat Suga kebingungan.

"Maksudnya"ucap Suga sembari memainkan ponselnya.

"Ih lo ngeh gak sih sejak kita berangkat ke malioboro Pipit itu berusaha ada di samping lo tapi lo malah menghindar dia itu suka sama lo sejak dulu, lo peka kenapa"ucap Dyan.

"Terus hubungan lo sama dia apa emang, gue peka kok yan tapi kalo soal perasaan apa harus gue pura-pura suka ke dia nurutin apa yang dia mau gak jugakan coba berpikir dewasa deh"ucap Suga dengan sedikit emosi.

"Jelas ada hubungannya sama gue, kalo lo terus baik sama gue Pipit bakal berpikir negatif terus dia bakalan benci sama gue, gue capek di benci sama orang cuma gara-gara cowok"ucap Dyan dan langsung meninggalkan Suga yang masih terdiam.

"Justru elo yang gak pernah peka sama perasaan gue yan lo egois buat perasaan lo sendiri, tanpa lo sadari lo udah bikin gue sayang sama lo dan sekarang lo malah nyuruh gue deket sama Pipit yang jelas-jelas bukan orang yang gue sayang, kalo emang itu kemauan lo gue akan lakuin yan ini semua demi kebahagiaan lo"batin Suga sembari melihat ke punggung Dyan yang semakin menghilang darinya.

Suga masih terdiam dalam lamunan dan rasa kecewanya terhadap Dyan ia tidak menyangka kenapa Dyan menyebutnya tidak peka terhadap perasaan Pipit, tetapi Dyan pun tidak pernah menghargai pengorbanannya.

Cinta Dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang