Terus scroll untuk lihat tokoh ya❤️🔥
**>~< **
—𝙎𝙐𝙍𝘼𝙈—
☽—ᴛᴇᴍᴀʀᴀᴍ—☾—Letter on The Second Day
Kalau boleh saya jujur, saya ingin menghujat semesta. Memakinya dengan ribuan kata paling tercela, mungkin saja bisa sebanding dengan buruknya lara yang saya telan selama ini.
Namun, saya tahu bukanlah salah semesta atas buruknya kehidupan saya. Ini hanya kesalahan saya yang terlahir bahkan melahirkan banyak luka pada seisi semesta.
Saya ingin diberi waktu untuk mencerca mereka, mencerca dengan bara amarah di ambang sisa suara. Menghardik mereka hingga tenaga habis ditelan murka. Jika saja saya bisa.
Saya tidak tahu harus menyalahkan bahkan menuntut siapa. Saya tidak tahu siapa yang saya sebut "mereka".
Sudah temaram.
¥¥¥
***
☂︎︎ 23 Maret 2015
——————
Kita bertemu, bersamaan dengan umurmu yang juga bertambah.
————"Kamu tau, Zelia?" Artala menoleh sejenak pada gadis di sebelahnya. Meneliti raut wajah yang menggambarkan bagaimana senangnya dia saat angin sore itu menerpa wajahnya dengan lembut.
"Tidak ada seorang pun dapat memilih untuk terlahir dari keluarga mana. Bisa memilih orang tua dengan karakter apa. Mampu meminta untuk diasuh dengan pola yang seperti apa. Dan mungkin saja ada luka yang berulang kali terlahir karenanya."
Gadis itu, Zelia Amoara. Kini menoleh penuh pada laki-laki di sebelahnya. Membalas tatapan dalam yang diberikan Artala tanpa berniat untuk membalas dengan kata. Hanya ada sebuah kerutan dalam di wajahnya, karena tak ingin memotong pembicaraan sang lawan bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔︎ TEMARAM | END
FanfictionJika masa kecilnya itu rusak, maka dewasanya hancur. Nyatanya kekerasan tidak diberi padanya untuk dilupa. Kesedihan juga tak datang padanya untuk digambarkan. Hanya Artala, yang memendam luka terdalam semasa hidupnya. "Sudah temaram."