15. Umbrella for You

200 30 4
                                    

Happy Reading💗

Jangan jadi sider please:( sedi tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan jadi sider please:( sedi tau

Makasih ya buat yang selalu ngevote😍

•*•*•*•
¥¥¥

"Jevan! Artala mana?" tanya Zelia saat ia tak sengaja melihat Jevan dan Gazza keluar dari kelas mereka.

"Loh, tadi ke luar kelas duluan bukannya ke kelas lo?" balas Jevan mengernyit.

Zelia hanya menggeleng lanjut mengedarkan pandangan mencari keberadaan Artala, pasalnya cowok itu belum sarapan dari pagi tadi. Artala mengatakan ia sedang tidak lapar atau ingin makan.

"Kenapa?" Jevan bertanya balik.

Gadis itu terdiam sejenak sebelum menjawab. "Artala belum makan."

Gazza menghela napasnya mendengar hal itu. "Gue duluan, Jev," ucapnya menepuk bahu Jevan dan berlalu dari sana.

Jevan menoleh sejenak pada Gazza, ia tahu Gazza tidak suka melihat hubungan Artala dan Zelia, maka dari itu ia pergi dari sana. Jevan mengerti perasaan temannya satu itu.

"Coba lo cari di tempat biasa Artala pergi," lanjut Jevan setelah menoleh kembali pada Zelia.

"Taman belakang?" tanya Zelia hanya dijawab dengan gidikan bahu oleh Jevan karena ia tidak tahu. "Ya udah gue ke sana dulu."

Zelia berlari kecil menuju tempat itu, ia hanya takut jam pelajaran akan kembali berbunyi dan Artala belum mengonsumsi makanan apa pun.

Ia menghela napas lega saat berhasil melihat figur Artala baru saja ingin beranjak dari taman belakang sekolah. Namun, senyumnya menghilang begitu saja saat menemukan Adeline yang berada di belakang Artala, Zelia memperhatikan dengan baik langkah gadis itu yang pergi ke arah berbeda dengan Artala.

Zelia tahu mereka baru saja bertemu di sana, tadinya ia ingin mengajak Artala makan bersamanya, tapi entah mengapa mood nya tiba-tiba rusak melihat Artala dan Adeline berada di tempat sepi hanya berdua saja. Zelia tidak menyukai hal itu.

Gadis itu segera membalikkan badannya sebelum Artala menyadari kehadirannya di sana. Ia berjalan pelan sambil menetralkan rasa tidak sukanya untuk menjauh dari sana.

Ia salah, Artala jelas melihatnya di sana. Namun, cowok itu hanya melihat saja tidak berkeinginan mengejar atau mengatakan apa pun pada Zelia. Ia hanya menatap punggung gadis itu yang menjauh dengan wajah datar.

Begitu terus sampai akhirnya ia memilih menuju ke kantin sekolah, ia hanya akan membeli air mineral di sana.

"Artala!" panggil Jevan saat Artala baru saja masuk ke kantin.

✔︎ TEMARAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang