Happy Reading everyone!
Jangan lupa vote dan komennya yaaa❣️
***
^*^*^
"Lia, itu anak baru kenapa sama Artala terus?" tanya Reni yang malam tadi mendengar dengan baik seluruh cerita yang selama ini ditutupi Zelia tentang Artala itu. Sampai hubungan mereka yang lebih jelas sekarang. Ya, Zelia dan Artala sudah berpacaran.
"Nggak tau, biarin. Males," ucap Zelia mengaduk dengan kasar minumannya. "Lagian sama-sama anak baru, mungkin mau kenalan."
"Gitu yah? Tapi itu kayaknya dia deket banget deh sama Arta."
"Ya emang deket, Ren. Pasangan serasi sampai mati, sampai nyawa tak ada lagi. Sampai dunia pun berganti dan mereka tetap–,"
"Tetap apa?" tanya orang yang tengah dibicarakan yang kini sudah di sebelah Zelia.
Gadis itu tersentak kaget karena sedari tadi ia fokus pada minumannya sampai tak melihat sekitar. Ia menoleh pada Artala.
"Tetap meminati satu sama lain yang sebenarnya tidak mengatasnamakan hati," lanjut Zelia tersenyum paksa pada cowok itu.
Sedangkan Artala menghela napasnya lalu mengetuk pelan dahi Zelia. "Bicaranya."
Zelia hanya mencebikkan bibirnya tanda ia sedikit kesal.
"Kalau terkabul gimana?"
Gadis itu memicingkan matanya dan menatap Artala sengit. "Lo, gue end!" ucapnya sambil menyilangkan tangan dan mendengkus seperti bocah yang tengah menentang lawannya.
Reni tertawa melihat tingkah Zelia sekarang. Ia memeperhatikan sepertinya Artala sudah terbiasa dengan tingkah aneh Zelia seperti yang ini.
"Lanjut makan dulu, itu makanannya belum disentuh," ujarnya.
Zelia terdiam sejenak, ia menatap makanan di atas piring itu yang belum ia minati untuk dikonsumsi. Lalu kepalanya menoleh ke meja yang sebelumnya diduduki Artala. Masih ada Adeline di sana, perempuan itu bersama kedua temannya tengah menatap Zelia lamat-lamat.
"Gyan–," ucapan Zelia terputus.
"Udah nggak usah diladenin. Aku bareng kamu."
Reni seperti mengerti sesuatu.
"Orang yang bikin lo luka, Lia?!" sahut Reni tiba-tiba sadar saat melihat raut wajah Zelia yang berubah ketakutan menatap Adeline dan antek-anteknya. "Wah! Berani-beraninya ganggu sahabat gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔︎ TEMARAM | END
FanfictionJika masa kecilnya itu rusak, maka dewasanya hancur. Nyatanya kekerasan tidak diberi padanya untuk dilupa. Kesedihan juga tak datang padanya untuk digambarkan. Hanya Artala, yang memendam luka terdalam semasa hidupnya. "Sudah temaram."