Update spesial tahun baru wkwk^^
Juga karena lagi senang dan bangga habis nonton konser SMCU KWANGYA>< kalian nonton ga? Keren bangettt!!!
Happy Reading yaaa💗💗💗
***Naja sudah terlalu lama berdiri di luar pagar sekolah Artala untuk menunggu temannya itu. Bel tanda pelajaran berakhir juga sudah lama berbunyi, tetapi Naja belum melihat Artala keluar.
Sekolah itu masih sangat ramai, para siswa berbondong menuju parkiran. Naja hanya khawatir sesuatu di dalam sana terjadi tanpa ia ketahui.
Lalu tak berapa lama berselang, Naja melihat Zelia di sisi parkiran. Gadis itu tampak sedang menunggu seseorang, Jevan pastinya.
Naja awalnya tidak yakin untuk berbicara pada Zelia, tapi akhirnya ia melangkah masuk ke perkarangan sekolah Artala dan mendekat pada Zelia di sana. Naja tentunya menarik perhatian sekitar karena hanya dirinya yang berpakaian beda.
"Zelia," panggil Naja saat berhasil berdiri di depan gadis itu.
Zelia mengernyit heran. "Lo ngapain di sini?"
"Jemput Artala, lo lihat dia nggak? Dari tadi nggak kelihatan."
Jemput? Zelia tidak salah mendengar? Bukannya Artala bisa berangkat sendiri?
"Nggak lihat," balasnya dingin. Kembali mengedarkan pandangan mencari keberadaan Jevan.
"Lia, nggak terjadi apa-apa, 'kan?" tanya Naja lagi.
Gadis itu menoleh kembali. "Apa-apa gimana?"
Naja menghela napas. "Lupain. Gue mau cari Artala dulu."
Zelia mengangguk melihat langkah Naja yang tergesa-gesa mencari keberadaan Artala. Zelia bingung, tapi enggan untuk bertanya. Ia memang ikut khawatir dengan laki-laki itu, tapi entah mengapa rasanya sangat kesal untuk bertemu Artala.
Zelia bingung bagaimana hubungannya dengan Artala bisa kembali baik setelah mengetahui bahwa mereka bersaudara.
Seseorang menepuk bahunya, hal itu membuat Zelia yang tadinya hampir menunduk karena mengingat kejadian tempo hari saat mendengar fakta dari Naja, kini mendongak lagi. Ia menghela napas saat mengetahui orang itu adalah Jevan.
Gadis itu sudah terdiam lama, bahkan saat Jevan mengajaknya bicara pun ia tidak menjawab banyak. Zelia sedang merasa tidak enak hati, ia tidak tenang hari ini.
***
Jevan bingung melihat Zelia menangis saat tiba di rumah, sepupunya itu tampak langsung berlari ke arah bunda. Sedangkan Bunda Stefana kebingungan langsung bertanya apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔︎ TEMARAM | END
FanfictionJika masa kecilnya itu rusak, maka dewasanya hancur. Nyatanya kekerasan tidak diberi padanya untuk dilupa. Kesedihan juga tak datang padanya untuk digambarkan. Hanya Artala, yang memendam luka terdalam semasa hidupnya. "Sudah temaram."