02. Sorry

550 107 13
                                    

Now playing-Troye Sivan (Renjun cover)» [Fools] «0:00 ─〇────0:00⇄   ◃◃   ⅠⅠ   ▹▹  ↻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing
-Troye Sivan (Renjun cover)
» [Fools] «
0:00 ─〇────0:00
⇄   ◃◃   ⅠⅠ   ▹▹  ↻

HAPPY READING

✿ ✿ ✿ ✿ ✿
***

Jevan menepuk pundak Artala tiba-tiba dengan sedikit kuat, jelas hal itu membuat sang empu tersentak lalu menghembus napas sambil mengelus dada. Apalagi Artala mudah tersentak saat ia dikejutkan walau dengan hal kecil saja. Jevan tertawa karena itu.

"Kemarin siang ke mana? Baru masuk sekolah udah bolos aja lo, Zalangga."

Artala terkekeh. "Kemarin ada urusan, terus karena tau free class ya lanjut. Jadi nggak balik ke kelas," jelasnya dan diangguki Jevan juga Gazza.

"Banyak yang ngincer ya, Ta," ucap Gazza menatap sekeliling mereka.

Banyak mata yang mengikuti gerak Artala, apalagi setelah mendengar bahwa ia adalah anak dengan berbagai prestasi di sekolah lamanya, hal itu menjadi yang paling dikagumi oleh orang-orang di sana.

Menurut Artala, ia akan sangat kewalahan jika terus diikuti seperti ini. Ia merasa tidak nyaman jika semua geraknya diperhatikan orang-orang di sana.

"Makanya jangan ramah-ramah banget jadi orang, lo sih!" lanjut Gazza membuat Jevan tertawa begitu pun Artala.

"Ya dulu irit bicara, sama aja. Mending ramah gini 'kan, Ta?" balas Jevan. Artala hanya tertawa kecil. "Parah sih mana pada caper lagi." Jevan geleng-geleng kepala melihat para siswi yang mencoba merebut perhatian Artala.

Koridor kelasnya ricuh, maka dari itu Artala memilih untuk duduk di pinggir lapangan dan diikuti Gazza juga Jevan, tetapi tetap saja masih banyak yang mengikuti diam-diam.

Artala baru saja ingin ikut bercerita dengan dua sahabatnya yang saat ini tengah berbincang. Namun, seorang gadis yang lewat dari arah toilet membuat mata Artala mengikuti arah jalannya.

Poni tipis milik gadis itu tampak basah, pasti ia baru saja membasahi wajahnya. Artala melihat dengan baik saat gadis itu mengelap wajah dengan sapu tangan dan sangat hati-hati.

Itu Zelia. Apa gadis itu menangis lagi?

***

Artala tak ikut dengan Gazza dan Jevan ke kantin sekolah, entah mengapa dirinya tak tenang saat melihat Zelia keluar dari arah toilet tadi.

Zelia belum menceritakan apa hal yang membuatnya menangis, tentu hal itu ditakutkan Artala. Ia sangat khawatir dan ingin tahu hal apa itu.

✔︎ TEMARAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang