03. In a Relasionship

456 94 15
                                    

Selamat membaca!❣️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat membaca!❣️

(Jangan lupa vote dan komennya ya🥰) terima kasih😚

***

Zelia baru saja sampai ke rumah Jevan, tak ada keperluan sebenarnya, Ia memang sering datang ke rumah sepupunya ini, bahkan kadang sampai malas kembali karena orang tua Jevan juga seperti orang tuanya yang pasti akan menjaga dan mengurusnya.

Biasanya Zelia di sini untuk mengganggu Jevan yang bermain PS dengan Gazza atau ikut ketika mereka sedang bercerita. Ia juga suka meminta ikut jika dua cowok itu pergi ke luar. Tak lain hanyalah karena gadis ini butuh teman.

Zelia mengira hari ini akan sama, tetapi ia bisa jelas melihat ada Artala di sana. Bunda Stefana–Ibu Jevan juga tengah berbicara pada cowok itu karena sudah lama tidak berjumpa.

"Bun, anak gadisnya tuh," ucap Gazza yang menyadari kedatangan Zelia.

Saking dekatnya mereka, panggilan untuk orang tua Jevan pun tidak ada bedanya.

Saat keempat orang itu menoleh padanya, Zelia malah berkontak mata dengan Artala lebih dulu. Hanya beberapa detik karena ia segera mengalihkan pandangan karena tak ingin netranya bertemu dengan milik laki-laki itu. Hal itu disadari bunda, Jevan dan Gazza yang kini malah melirik Artala sejenak.

Jevan menepuk dahinya saat melihat hal itu, ia lupa memberitahukan pada Artala bahwa Zelia berada di sebelah kelas mereka. Namun, melihat interaksi kedua orang ini yang sepertinya sedang tidak baik, Jevan mengambil kesimpulan bahwa Zelin tengah marah pada Artala yang sudah pergi selama itu.

"Bun, Zelia pulang lagi aja ya?" ucap gadis itu berbalik tanpa menunggu balasan Stefana.

Artala yang mendengar itu dibuat terdiam. Kedua insan itu seharusnya senang ketika berjumpa satu sama lain, tetapi sekarang berubah. Zelia terus menghindarinya.

"Lho, kan baru sampai. Sini duduk dulu, bunda barusan masak bubur warna-warni nih. Kamu nggak mau?" tanya Bunda.

Zelia yang mendengar hal itu sejenak terdiam di tempatnya dan berhenti melangkah. Lalu berbalik kembali menatap Stefana dengan raut wajah bahagia.

"Ya udah, Bun. Zelia makan bubur warna-warni aja," balasnya lalu berjalan ke arah dapur tanpa menoleh lagi. Stefana yang melihat itu segera bangun untuk menyusul Zelia.

Bubur warna-warni yang dimaksud adalah bubur jagung, dimasak dengan biji delima dan santan. Setelah matang warna yang dihasilkan dari sana sungguh sangat bagus, sampai Zelia menamainya warna-warni.

✔︎ TEMARAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang