( ˘ ³˘)♥︎
Selamat membaca ya♥︎♡︎
Terima kasih sudah membaca sampai ke bagian ini, kamu orang yang paling aku butuh!! Terima kasih sudah meninggalkan jejak kalian di sini☻︎♥︎♡︎☺︎︎☺︎︎☺︎︎
Zelia terkejut saat dirinya baru saja sampai di rumah, Lila sudah langsung menariknya. Gadis itu bertanya-tanya mengapa ibunya bisa menjadi kasar sekali. Ia bingung saat Lila melontarkan kalimat itu.
"Akhiri hubungan kamu sama Artala!" tegasnya.
"Ma?" Zelia kebingungan. "Maaf, Ma. Tapi Zelia nggak bisa. Apalagi Mama nyuruh tanpa ada alasan yang jelas–"
"Dia orang jahat, Zelia!" timpal Lila tampak ketakutan dan emosi.
Zelia menggeleng mendengar hal itu. "Ma–"
Ucapannya terputus saat tangan ibunya menarik tas gadis itu dan langsung mencari keberadaan ponselnya. Setelah mendapatkan benda pipih itu, ia menyodorkan pada Zelia segera.
"Cepat! Putusin dia, Zelia!"
Alis Zelia tertaut sempurna mendengar nada bicara ibunya yang semakin meninggi.
"Kenapa, Ma?"
"Dia orang jahat! Dia orang jahat, Zelia!"
Zelia tidak tahu harus apa, ia hanya terus menggeleng tidak menyetujui ucapan Lila.
"Hubungi dia!" perintah Lila masih terus menyodorkan ponsel itu pada Zelia. "Jangan pernah berhubungan sama dia! Dia bukan orang baik-baik! Dia nggak sepantasnya punya teman!"
"Jangan di dekat dia Zelia!" Lila berbicara dengan nada yang semakin tinggi di setiap kalimatnya.
Gadis itu menggeleng dengan mata yang memerah. "Ma, Artala bukan orang jahat."
Pernahkah Artala berbuat dosa pada ibunya ini? Zelia rasa tidak, karena Artala pun baru beberapa kali berkunjung ke rumahnya dan tidak ada yang salah selama ini.
"Atau biar mama yang bicara sama dia? Biar dia nggak pernah balik ke sini."
"Ma.... Mama kenapa? Ada apa?" Zelia tak paham dengan perubahan sikap Lila saat ini.
"Akhiri hubungan kalian, Zelia!" Lagi-lagi Lila berbicara dengan nada tinggi.
Ia bingung dan sangat terkejut, Zelia menangis tidak menyetujui permintaan ibunya itu. Ia menunduk sejenak lalu berlari menuju kamarnya tanpa menoleh lagi pada Lila.
"ZELIA!" panggil Lila lagi.
Artala bukan orang jahat, Ma. Zelia membenci suasana ini, ibunya tidak pernah berbicara dengan nada tinggi seperti itu, Zelia juga tidak suka saat ibunya berkali-kali mengatakan bahwa Artala bukan orang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔︎ TEMARAM | END
FanfictionJika masa kecilnya itu rusak, maka dewasanya hancur. Nyatanya kekerasan tidak diberi padanya untuk dilupa. Kesedihan juga tak datang padanya untuk digambarkan. Hanya Artala, yang memendam luka terdalam semasa hidupnya. "Sudah temaram."