Pria itu berdiri sambil menimang beberapa lembar kertas di pangkuannya. Pandangannya yang menikam jatuh pada satu persatu kata dalam lembaran itu.
Bagai elang yang tengah mengintai mangsanya, lelaki itu membaca dengan cermat tanpa ada satu pun kata yang terlewat.
Seulas senyum terbit saat ia sampai di bagian akhir.
"Yess!" ucap lelaki itu girang. Bagai kejatuhan bulan, ia sangat bahagia.
"Lex, gue diterima." Lelaki itu menatap kawan - kawannya dengan mata berbinar.
Haru. Perjuangan mati - matian yang telah ia lakukan berbuah hasil yang diharapkan.
Raja hampir kehilangan masa depannya. Ia sempat putus SMA dan menanggung hukuman di penjara karena kesalahan di masa muda yang pernah ia perbuat secara tidak sengaja.
Dan setelah mengikuti sekolah paket dan mendapat ijazah, ia mendaftar ke sekolah yang ia dambakan dari dulu.
"Congrats, Ja!" satu persatu lelaki itu menghampirinya. Memeluk Raja yang kegirangan dan menepuk - nepuk pundaknya bangga.
"Apa gue bilang. Lo pasti keterima di sana," ucap Alex sambil tak henti menepuk - nepuk bahu teman baiknya.
"Makasih, Lex," ucap Raja dengan senyum enggan luntur.
"Yahh, kita ditinggalin lagi nih," ujar Steffan seraya menyandarkan tangan ke bahu Ajun.
Raja kemudian tersenyum sedih. Tapi bagaimana pun ini sudah keputusannya. Mau tak mau ia harus mengambil konsekuensi.
"Ya kan kita punya guratan takdir masing - masing, Stef. Sekarang emang kita masih bisa kumpul bareng. Lah nanti? Kita punya cita dan cinta sendiri, Man," ujar Sergio.
"Betul." Semuanya menyetujui.
"Gue gak akan lupain kalian kok," ucap Raja setelahnya, sungguh - sungguh. Siapapun bisa memegang janjinya. Rajawali Satria Langit tidak pernah ingkar.
"Emang kapan lo pernah lupain kita?" tanya Justin.
"Iya. Emang kapan lo pernah lupa sama cowok seganteng gue, Ja? Kalau lagi gak sama kita pasti lo kebayang - bayang gue terus kan?" ujar Steffan sambil mengelus - elus dagunya sendiri.
Alex bergidik, "Kalau gue sih najis," desisnya.
"Apaan sih lo, Lex. Sirik aja. Menderita sih kalau punya muka pas - pasan," balas Steffan, sombong. Langsung disoraki teman - temannya.
"Ya okelah suka - suka lo. Tapi pas - pasan gini gue laku gitu. Gue punya cewek. Lah ini?" Alex menunjuk Steffan dengan wajah jijik. Lelaki itu langsung memukul tangannya.
"Sialan lo, Lex!" umpatnya.
Raja menepuk bahu Alex. Berbicara di dekat telinganya.
"Kadang lo harus bisa bedain, Bro. Mana yang ganteng dan sok ganteng," ucap Raja. Semakin menyudutkan Steffan.
"Wah, sialan lo Ja!" Steffan menunjuk Raja dengan wajah geram yang dibuat - buat. Sedang yang ditunjuknya hanya terkekeh santai.
"Kalau yang ini sih ganteng enggak, malu - maluin iya," ucap Ajun, memecahkan tawa semuanya. Kecuali Steffan yang kini memasang wajah kesal.
Niatnya ia yang ingin membully Alex. Malah ia yang kena bully semua orang.
"Apa daya aku ini ya Allah," lirihnya, membuat kawan - kawannya itu semakin gencar tertawa.
"Eh, udah! Kasihan!" Raja menyudahi. Semuanya pun menurut.
Raja, Alex, Ajun, Steffan, Justin, Sergio, Jordan. Mereka adalah sahabat baik. Semuanya terjalin ketika mereka SMA dan tergabung dalam geng motor bernama AVATAR yang diketuai oleh Raja sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE
Teen FictionMeskipun tidak lagi berstatus sebagai pacar, Raja rela melakukan apapun untuk Alana termasuk membagi waktunya dengan sekolah yang amat ketat untuk sekedar menemui gadis itu karena saking cintanya. Sedangkan Alana sendiri yang merasa tak diperhatikan...