39. Percobaan Alana

265 12 2
                                    

Alana menarik nafas dalam - dalam. Inilah keputusannya. Berdiri di sini dan mengakhiri semuanya. Kaki Alana berpijak di ujung lantai. Matanya tak lepas memandang bagaimana hiruk- pikuk di bawah ketinggian dua puluh delapan meter itu.

Alana sudah tidak sanggup. Hidup dalam penderitaan ini semakin membuatnya tersiksa. Alana merasa hidupnya direnggut begitu saja. Dunia Alana seakan berporos pada Rey. Dan ketika lelaki itu pergi, berakhir sudah hidupnya.

Alana rasanya terguncang sekali. Ia sangat marah, tapi tidak tahu harus melampiaskan dengan cara apa. Kegetiran yang ia rasakan menyurutkan keinginan untuk melanjutkan hidup. Ya, Alana lebih baik mati saja, pikirnya.

Langkah Alana membawa sebelah kakinya melayang di udara. Gadis itu memejamkan mata. Hendak memulainya, namun pekikan seseorang seakan menghentikan waktu.

"ALANA!!!!" Pada saat itu juga Alana menoleh dan mendapati Raja berdiri jauh di sana. Di belakang lelaki itu, ada pula orang lain.

Lelaki itu mewanti-wanti agar ia tidak lompat. Langkah panjangnya perlahan mendekat ke arah Alana yang kini bergeming entah menatap apa.

Degub jantung Raja berdentum tiga kali lebih cepat. Lelaki itu amat was-was. Bagaimana tidak? Hampir Alana melompat dari atap gedung. Andai ia tidak menghentikannya, entah apa yang akan terjadi.

Raja sungguh tidak mengerti apa permasalahan gadis itu sampai ia jadi seperti ini. Tapi Raja tidak peduli. Yang terpenting sekarang adalah nyawanya.

"Al, jangan deket-deket ke sana!" ucap Raja was -was. Alana menggelengkan kepalanya.

"Al, aku tau kamu sedih. Tapi jangan kaya gini! Semua ini gak ada gunanya! Kamu jangan gegabah!" ucap Raja, bersikeras menyadarkan gadis itu kalau yang ia lakukan sangatlah salah.

Alana malah diam dengan tangannya yang terkepal di samping badan. Gadis itu malah kelihatan makin marah karena Raja menghalangi aksinya.

"Al, apapun itu kamu bisa cerita sama aku. Jangan berpikir gak ada yang peduli sama kamu! Banyak yang sayang sama kamu, Al! Aku sayang sama kamu," ucap Raja.

"Kamu lihat ini, Al! Aku buat ini untuk kamu. Sebagai bukti kalau aku bener - bener sayang sama kamu." Raja menunjukkan sebuah kertas yang sedari tadi ia pegangi. Itu adalah gambar wajah yang dibuatnya tadi pagi. Gambarnya dan Alana.

Alana mengerling melihat gambar itu, dengan pandangan yang sulit Raja artikan. Pertama kalinya ia merasa Alana seasing ini.

"Al, kamu bilang sama aku dulu kalau kita bisa kembali lagi. Kita bisa kaya dulu lagi. Kamu juga kan yang bilang walaupun hubungan kita udah berakhir bukan berarti kita gak saling mencintai." ucap Raja, membuat gadis itu menatapnya kosong. Sungguh Alana tidak ingin mendengar apapun.

"Sampai saat ini aku masih cinta sama kamu. Perasaan aku gak pernah berubah. Aku sayang sama kamu, Al!" tekan Raja.

Gadis itu kian mengerling. Kini matanya tak jelas mengarah kemana. Kemudian ia merunduk, seperti terkejut. Ia seperti ditarik kembali pada kenyataan.Alana seperti tersadar.

Sementara Raja di depan sana tersenyum tipis. Sepertinya Alana mulai luluh. Gadis itu mulai bisa menjadi penurut sekarang. Dan Raja menunggunya untuk mendekat.

"Rey!"

Raja tersentak mendengar kata itu. Entah ia salah dengar atau tidak, tapi Raja tidak mengerti.

Tiba - tiba saja Alana berlari dari hadapannya. Alih-alih memeluk Raja, gadis itu menyenggol bahu Raja dan melewatinya begitu saja. Sedang kertas gambar di tangan Raja pun jatuh dan tak sengaja terinjak oleh Alana.

Petir seolah menyambar raga Raja saat ia berbalik badan. Matanya pertama kali menangkap pemandangan pilu saat Alana memeluk seorang lelaki yang berada dekat pintu rooftop.

SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang