2. Rindu

468 34 0
                                    

Raja memegang erat handle koper di sampingnya dengan pandangan datar mengarah ke depan. Di sini ia dapat melihat bagaimana burung besi berdiri dengan gagahnya.

Itu mimpinya. Kelak suatu saat nanti Raja ingin memegang kendalinya. Seperti namanya, Rajawali Satria Langit. Penakluk langit.

"Raja, kamu hati - hati. Baik di jalan nanti atau pun sudah di sana. Ini yang kedua kalinya Papa akan khawatir sama kamu." Devan menghela nafas tak tenang. Raja yang di sampingnya pun menoleh. Mengalihkan pandangan pada sang Ayah.

"Raja bisa jaga diri, Pa."

"Iya Om tenang aja. Ketua geng masa gak bisa jaga diri sendiri," ucap Sergio di sebelahnya. Raja tersenyum miring. Lemas rasanya meninggalkan mereka semua.

"Lo harus janji, Ja. Gak boleh lupain kita. Dan lo jangan sampe lupa kalau lo pernah janji kalau lo gak akan lupa sama kita," ucap Steffan merasa sedih.

"Lo kenapa sih Stef? Ngawur mulu dari tadi," Justin berdecak.

"Eh, mau apa lo?" Steffan menegur saat Justin hendak melayangkan tangannya. Kali ini Steffan tidak akan membiarkan kepalanya diganggu siapapun.

"Apaan sih. Gue mau garuk - garuk. Nih pala gue gatel," kilah Justin.

"Gue sedih tau gak tau lo ninggalin gue," ucap Steffan menirukan nada cewek yang mau ditinggal LDR sama pacarnya.

"Makin ngawur lo, Steff. Kalau lo gak mau ikut sana lo ikut sama Raja!" usir Ajun.

Steffan tersenyum jahil kemudian melirik Raja yang selalu menunjukkan raut wajah datarnya.

"Jangan lupa ya, Ja. Entar kalau lo udah jadi Pilot, kasih gue kerjaan di pesawat lo," rayu Steffan sambil memainkan alisnya.

"Raja gak lupa kok, Steff. Entar lo jadi kenek," sahut Jordan. Semuanya tertawa. Termasuk Devan yang bergabung dengan para anak muda itu.

"Berapa lama lagi, Ja?" Alex bertanya kepada Raja di sampingnya.

Raja melirik jam tangan hitamnya, "Lima belas menit."

Tepat setelah itu, terdengar pengumuman panggilan yang mengharuskan Raja segera masuk ke dalam pesawat.

"Gue pergi dulu. Jaga diri kalian," pamit Raja.

Alex menepuk bahunya. "Jaga diri lo, Ja. Jangan lupa juga soal Alana." Alex memberi satu senyum dukungan. Raja menjawab dengan satu anggukan paham. Setelahnya berpamitan, lelaki itu langsung menuju sesuai arahan.

Anak - anak Avatar dan Devan hanya bisa menatap nanar. Melepas Raja yang harus bergerak sendiri sekarang, untuk masa depannya.

Beberapa jam lamanya ia berada di dalam pesawat, akhirnya si burung besi mendarat di Jakarta.

Setelahnya Raja turun dan mengambil barang - barangnya, ia langsung pergi ke tempat tujuan pertama yang sudah diharuskan.

Raja sampai di depan sebuah bangunan yang amat besar. Berdiri dengan gagahnya di sana seperti posisi Raja saat ini.

Flight Academy.

Raja tersenyum haru melihat tulisan yang terpampang jelas itu. Setelah sekian lama memimpikannya, akhirnya Raja menginjakkan kaki di sini. Beberapa tahap lagi ia akan menjadi salah satu bagian di sana.

"Kamu, Rajawali?" seorang pria berbalut kemeja putih dan celana hitam serta beberapa atribut Penerbangan itu menyambutnya.

Raja mengangguk, kemudian pria itu mempersilahkannya untuk masuk ke dalam dan dituntunnya ke sebuah ruangan. Di sana Raja diberikan beberapa arahan. Termasuk peraturan di sekolah barunya ini. Dan Raja menyimaknya dengan baik.

SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang