36. Jangan Pergi

165 9 0
                                    

Pagi - pagi buta, Raja berlari ke arah gerbang bangunan sekolahnya. Di sana rupanya sudah dipasang dekorasi untuk acara wisuda hari ini. Raja baru saja kembali dari Rumah Sakit. Semalaman ia tidak tidur karena menunggui Alana. Dan yang ia takutkan adalah kembali ke sekolah tidak pada waktunya.

"Bagus, kamu kembali tepat waktu," kata Satpam sambil membukakan gerbang.

"Makasih, Pak."

Raja bergegas masuk ke dalam dan berlari menuju ke kamarnya. Ia bergagas mandi dan berganti pakaian, lalu ke Masjid untuk menunaikan solat Subuh berjamaah walaupun sudah ketinggalan satu rokaat.

Selesai solat, lelaki itu berdoa. Untuk Alana, untuk teman - temannya, dirinya, dan kelancaran acara wisuda Arsalan hari ini sebagai Pilot. Lalu setelah itu baru ia kembali ke Mess bersama kawan - kawannya dan berganti pakaian untuk acara resmi hari ini.

Mereka mengenakan seragam Pilotnya untuk mengikuti Upacara. Ketiganya berjalan beriringan menuju lapangan, bersama teman - temannya yang lain.

"Muka lo kok keliatan cape? Lo gak tidur, Ja?" tanya Veer seraya menyeliksik wajah Raja yang tidak terlihat cerah seperti biasanya. Ada lingkaran hitam di bawah mata lelaki itu, efek tidak tidur semalaman ditambah ia belum sarapan pagi ini.

"Gue semalem ke Rumah Sakit. Nungguin Alana," ujar Raja, telat memberi tahu.

"Rumah Sakit? Alana kenapa? Kok lo gak bilang sih?" cerocos Veer.

"Sakit," singkat Raja. "Udah lah jangan banyak tanya! Cepetan! Nanti kita telat." Raja mempercepat langkahnya.

Mereka akhirnya sampai di barisan, mengambil sikap sempurna meskipun Upacara belum dimulai.

Di sana terlihat Arsalan berjejer dengan teman - temannya. Mereka siap untuk dilantik hari ini. Arsalan tidak kelihatan gugup sama sekali. Malah ia memandang Raja dan teman - temannya dengan yakin dan memberi mereka semangat.

Raja mengacungkan jempolnya. Bangga kepada Kakak Senior sekaligus sahabatnya itu. Raja telah banyak dibimbing dan setelah ini ia harus benar - benar melakukannya sendiri karena Arsalan akan pergi.

"Gambaran kita nanti tuh," ucap Diego seraya tersenyum yakin.

"Aamiin," balas Raja dan Veer bersamaan.

Upacara wisuda itu berjalan dengan khidmat. Berawal dari barisan angkatan junior memberikan penghormatan pada kakak senior yang diwisuda, kemudian sambutan oleh Kepala Sekolah. Beliau mengatakan kalau Arsalan merupakan siswa yang lulus dengan nilai terbaik. Saat itu juga tepuk tangan paling riuh terciptan dari Raja dan kedua temannya. Mereka sangat bangga.

Setelah Upacara selesai pun, ketiganya menghampiri Arsalan. Memberikan ucapan selamat dan memeluk sahabat mereka itu.

"Congrats, Lan. Kita bangga sama lo," ucap Raja pada lelaki itu. Arsalan menanggapinya bahagia.

"Nanti giliran lo bertiga yang bikin gue bangga. Kalian harus lulus dengan nilai terbaik juga," balas Arsalan kepada mereka semua. Ketiganya mengiyakan dengan niat.

"Lan, gue bener - bener berterima kasih sama lo. Karena lo gue bisa berubah jadi Taruna yang lebih baik. Karena lo gue lebih mikir panjang untuk ngelakuin sesuatu. Dan karena kalian bertiga gue ngerasa berguna bagi diri gue sendiri." Raja merangkul ketiga temannya.

"Tetep jadi Raja yang sekarang. Jangan berubah lagi!" ucap Diego.

"Ini waktunya gue pulang. Gue bakal kangen banget sama kalian," ucap Arsalan.

"Makasih udah ngelatih gue selama ini. Gue gak akan lupa kebaikan lo," ucap Raja, tulus.

"Jangan lupain gue. Gue pamit," tutup Arsalan pada Raja, kemudian ia pergi bersama kedua orang tuanya. Menyisakan tangis haru pada Raja, Veer, dan Diego.

SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang