Langit gelap gulita, waktu makin larut, arus di jalan merenggang, suasana pun sunyi. Namun tak setentram yang Raja bayangkan. Sekembalinya Raja dari Cafe tadi, ia langsung pulang ke Mess. Namun ketika sampai di Lobi, ada saja hal yang membutnya berdecak kesal.
"Kamu lagi. Dari mana kamu malam - malam begini? Pasti habis dari luar ya?" sergah Arsalan saat Raja baru saja ingin sembunyi. Tidak ada waktu untuk kabur. Yang bisa ia lakukan adalah beralasan.
"Lo ngomong apa si? Gue abis dari Ruang Instruktur. Kan tadi gue udah bilang," kilah Raja santai. Meskipun kepalanya dibuat pusing oleh orang ini. Benar kata Diego, Raja harus hati - hati.
"Kamu tadi keluar dari sini jam tujuh. Sekarang sudah hampir jam sepuluh. Jujur! Kamu dari mana? Kamu habis ngelanggar kan? Mau kamu di point?" gertak Arsalan, curiga.
"Gue habis main catur sama Pak Satpam. Kalau gak percaya lo tanya aja," jawab Raja. Pandai.
Arsalan memicingkan mata. Menyelidik. Namun Raja tak menunjukkan tanda - tanda kebohongan.
"Harusnya sejak dibubarkan itu siswa langsung kembali ke Mess. Gak boleh kemana - mana. Kecuali kalau ada kelas malam."
"Gue cuman kebetulan lewat, liat pak Satpam sendirian. Dari pada dia ngantuk ya udah gue temenin main catur. Gue main catur Man, bukan judi. Lagian Pos Satpam kan masih di dalem sekolah. Gue gak keluar," kilah Raja, kekeuh.
Nyebelin banget Swiper ini. batin Raja.
"Apa? Lo gak percaya sama gue? Tanya sana sama Satpamnya!" ucap Raja.
Dan gue pastiin si kumis lebih takut sama gue daripada sama lo. tambahnya di dalam hati.
Arsalan diam. Entah harus percaya atau tidak pada anak ini. Masalahnya ia anak baru. Arsalan belum kenal betul. Bisa jadi ia benar atau nantinya malah jadi langganan pembuat masalah.
"Hhh." Raja menghela nafas lelah, kemudian berpaling meninggalkan orang itu.
Raja naik menggunakan lift. Ke lantai paling atas. Ia langsung berjalan sesantai mungkin. Tak lupa kedua tangan kekar itu dimasukkan ke dalam saku.
Tepat pada saat Raja mengorek lubang kunci, terdengar bisikan seseorang dari samping.
Siapa lagi kalau bukan Diego dan Veer?
"Lo?" Veer melongo. Kaget. Jam segini Raja baru datang.
"Lo dari mana, Raj?" tanya Diego tak santai. Pikirnya. Pasti laki - laki ini sehabis melanggar aturan.
"Main," jawab Raja.
Tuh kan.
"Lo gila? Kenapa lo bisa keluar? Ngasih alesan apa lo?"
"Emang seketat itu ya peraturan di sini?" tanya Raja seraya memainkan kunci, dilempar dan ditangkap kembali.
"Menurut lo?" ketus Diego.
"Kalau gak seketat itu, kita udah tiap hari ngelayap," jawab Veer.
"Gampang kok." Raja tersenyum licik, "tapi buat gue doang."
"Lo gila? Lo baru aja dateng dan gue liat belum lama ini ada si Swiper," kata Veer. Heran kenapa anak ini bisa lolos.
"Swiper? Oh iya gue ketemu sama dia tadi," jawab Raja.
"Terus terus?" Veer memajukan wajahnya. Penasaran.
"Ngobrol bentar. Udah."
"Hah?" Veer menggaruk pelipisnya. Raja ini sedang bercanda atau bagaimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE
Teen FictionMeskipun tidak lagi berstatus sebagai pacar, Raja rela melakukan apapun untuk Alana termasuk membagi waktunya dengan sekolah yang amat ketat untuk sekedar menemui gadis itu karena saking cintanya. Sedangkan Alana sendiri yang merasa tak diperhatikan...