Kaki Raja rasanya sudah pegal karena terus berdiri. Sudah satu jam lebih ia berada di depan rumah Alana. Dengan sebuah buket bunga dan beberapa hadiah lain di tangannya. Beberapa kali ia memencet bel, mengetuk pintu, bahkan sampai memanggil - manggil, namun tidak ada jawaban dari dalam. Dengan begitu Raja pikir Alana tidak ada di rumah maka ia memutuskan untuk menunggu di luar. Namun sampai sejauh ini belum ada tanda - tanda kemunculannya. Entah kemana perginya dia, tapi sudah beberapa kali Raja menelpon dari kemarin Alana tidak kunjung mengangkat.
Raja melirik jam tangannya dan menghela nafas. Benar, sudah tepat satu jam. Entah Raja bodoh atau bagaimana, ia memilih untuk tetap sabar berdiri di tempat ini.
Raja tidak akan menyianyiakannya. Hari libur ini harus jadi hari paling baik untuknya dan Alana. Sudah satu pekan Raja tidak bertemu dengannya. Dan hari ini, ia datang untuk melakukan perayaan ulang tahun gadis itu.
Raja duduk di teras, menyelonjorkan kakinya, dan bersandar pada dinding. Raja cukup lelah, mengantuk juga. Tapi bagaimana pun hatinya ingkar untuk pergi. Alhasil Raja diam sambil mengetuk - ngetukkan jarinya pada teras.
•••
"Hei, Rey!" Alana memekik saat tiba - tiba Rey menarik tangannya dan berlari di tengah lalu lalang banyaknya orang.
Mereka berada di Dunia Fantasi, salah satu tempat wisata di Jakarta. Mereka ke sana untuk bersenang - senang, sesuai janji Rey sebagai hadiah yang ke sekian kalinya dari lelaki itu.
"Rey, jangan lari!" Kini Alana yang menahan agar lelaki itu berhenti. Rey pun tertawa dan baru ia berhenti.
Lelaki itu mengatur nafasnya seraya berjongkok, kemudian merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Tapi tak berselang lama diambil alih oleh Alana.
"Sini aku aja." Alana menyisirnya ke samping. Gadis itu tersenyum. Rey memerhatikannya dengan lekat.
"Kita ke sana yuk!" tunjuk Rey pada sebuah kursi di tengah keramaian itu.
Alana mengangguk. Ia menggandeng tangan Rey agar lelaki itu tidak berlari.
Keduanya pun duduk di kursi sana. Alana mengeluarkan satu botol berisi air mineral dan diberikan pada Rey. Lelaki itu pun meminumnya.
"Kamu pasti belum pernah ke sini," tebak Rey. Alana membenarkan.
"Saya juga belum. Saya pikir kamu akan suka ini. Bener gak?" tanya Rey.
Gadis itu tersenyum, "Aku suka Pasar Malam. Yang ini lebih lengkap, aku lebih suka," kata Alana.
Rey menarik bibirnya ke samping dan berdiri, "Kalau gitu ayo main!" ajaknya seraya menarik tangan Alana.
"Kemana?" Gadis itu mengernyit bingung.
"Kamu mau naik apa?"
"Emm.." Alana berfikir seraya melihat sekeliling. Mencari sesuatu yang menarik.
"Komedi putar dulu deh, yang kosong," ucap Alana.
"Ayo!" Rey menarik tangannya.
Mereka mengantri terlebih dahulu sebelum akhirnya masuk dan duduk menunggangi kuda seraya berpegangan pada tiang. Wahana pun mulai berputar, membuat senyum Alana mengembang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE
Novela JuvenilMeskipun tidak lagi berstatus sebagai pacar, Raja rela melakukan apapun untuk Alana termasuk membagi waktunya dengan sekolah yang amat ketat untuk sekedar menemui gadis itu karena saking cintanya. Sedangkan Alana sendiri yang merasa tak diperhatikan...