"Gimana hasilnya? Lo tanya dia?" Itu pertanyaan Veer saat mereka baru saja keluar dari Masjid setelah melaksanakan solat Shubuh berjamaah.
Raja masih mengenakan sarungnya, namun tidak dengan peci. Karena lelaki itu terus memainkan rambutnya yang basah, Veer jadi kecipratan.
"Anjing!" umpat Veer seraya mengelap wajahnya.
"Astagfirullah Veer, baru juga abis solat." Diego menepuk - nepuk punggungnya. Veer hanya melirik Raja. Lelaki berbalut kaos warna merah marun itu hanya terkekeh.
"Sialan lo." Veer hendak mendorong bahu Raja, namun lelaki itu terlebih dahulu menyingkir.
"Lo kenapa gak pake peci sih?" rutuk lelaki itu.
"Ya ketinggalan." Raja menjawabnya santai.
"Ketinggalan di Mess?"
"Di Palembang." Raja nyengir.
"Lah terus, yang sering lo pake solat punya siapa?"
"Arsalan."
"Sekarang pecinya mana?"
"Ilang."
Veer menepuk jidat, sedangkan Diego terkekeh karenanya.
"Astagfirullah, Raja. Udah minjem lo ilangin lagi." Veer menirukan perlakuan Diego tadi padanya.
"Gue bilangin Arsalan dihukum dijemur lo." ucap Diego, membuat Raja mendelik.
"Jangan dong! Lo temen gimana sih? Harusnya lo bantu gue nyari." Raja merangkul lelaki itu.
"Yang lo ilangin itu pecinya Arsalan loh, bukan pecinya Diego. Kalau Diego mau barang sebanyak apapun ilang juga fine fine aja. Holang kayah mah beda." ujar Veer.
"Ye lo jangan ngadu lah, Go. Entar gue cari. Gak ilang sih, cuman kayanya gue lupa nyimpen." Raja menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Inget loh ini Arsalan! Lo tau kan galaknya gimana?" Veer memperingatkan.
"Apa Arsalan Arsalan?" Suara itu tiba - tiba datang dari belakang, menyentak ketinganya ketika Arsalan tiba - tiba muncul dengan wajah menyelidik.
"Enggak papa. Kita lagi ngabsen karena lo gak ada." jawab Raja sambi nyengir.
Arsalan hanya mengangguk lalu meneliti penampilan Raja.
"Kok lo gak pake peci?"
Mampus.
"Eh- ada itu di Mess. Lagi dicuci." Raja menjawab cepat. Diego menatapnya jahil.
"Udah belajar boong sama Senior nih yee.." Veer meledek. Raja melemparinya tatapan tajam.
"Pasti lo ilangin." tebak Arsalan tepat sasaran.
"Idih, enggak. Ada di Mess, lagi gue cuci." balas Raja, tidak terima.
"Lo ajarin dia materi sama fisik mulu, tata krama gak lo ajarin. Boong kan tuh." sindir Diego.
"Iya. Tadi aja gue dicipratin." tambah Veer.
"Raja!" Arsalan merapatkan kedua tangannya. Meregangkan tulang kepala dan tangan hingga terdengar bunyi retak dari keduanya.
Kalau bukan seniornya, Raja tidak akan takut. Tapi kali ini lelaki itu bergidik ngeri.
"Lan! Lo masa gak percaya sama gue. Malah sama si anak Dora." Raja menunjuk Veer.
"Enak aja lo nying." Veer menyahut tidak terima.
Arsalan hendak menghantam Raja, entah ingin melakukan apa. Tapi lelaki itu berhasil menghindar dan lari. Namun ketika menoleh ke belakang, ia tiba - tiba tersungkur ke tanah karena sarungnya diinjak oleh Veer hingga melorot dan hampir lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE
Teen FictionMeskipun tidak lagi berstatus sebagai pacar, Raja rela melakukan apapun untuk Alana termasuk membagi waktunya dengan sekolah yang amat ketat untuk sekedar menemui gadis itu karena saking cintanya. Sedangkan Alana sendiri yang merasa tak diperhatikan...