21. perpisahan bukanlah akhir

607 97 12
                                    

Tiga bulan berlalu, kini Renjun dan teman-teman bisa bernapas lega karena sudah diterima di perguruan tinggi yang diinginkan.

Renjun yang lolos ujian tulis ke Fakultas Psikologi UI. Lalu ada Jaemin yang diterima di Fakultas Desain UPH. Yireon di Fakultas Hukum UI. Heejin di Fakultas Kedokteran UI. Jinhyun di Fakultas Teknik UI, bidang Teknik Sipil. Jeno di Fakultas Teknik Pertambangan dan Peminyakan ITB. Yeji di Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB, ya makin yahud itu pacarannya sama Jeno, orang satu kampus.

Kalau Nakyung, dengar-dengar gadis itu kuliah di Surabaya. Mengambil Akuntansi di FEB Universitas Airlangga. Seungmin juga disana. Renjun sih udah ga peduli, bukan urusan dia juga.

Terus kalau Hina, tetangga baru mereka setahun yang lalu itu kuliah di Sastra Inggris UI. Ga ketemu lagi deh Jaemin sama si gadis Jepang. Kayaknya sih emang ga jodoh.

Haechan saja yang kuliah di luar negeri, lebih tepatnya di Inggris. Hari ini mereka mengantar lelaki itu ke bandara.

"Aduh, gue kalau kagok ngomong entar gimana?" Keluh Haechan.

"You wont bro. Seriously, your English is fabulous. Ga bakal lah lo kagok," seru Jaemin.

"Tapi....,"

"Lo ngomong sama mami lo aja pake Bahasa Inggris. Masa sampe di Inggris lo kagok, tipu-tipu aja lo," sindir Renjun.

"Ih Haechan jaga diri ya disana!" Pekik Yireon lalu memeluk Haechan.

"Iyaaa sering-sering telepon ke sini, jangan malah teleponan sama Somi mulu," tambah Heejin yang kini ikut memeluk.

"Pokoknya ga boleh lupa sama kita," ucap Yeji juga ikutan memeluk.

Enak dong Haechan dipeluk tiga cewek. Hangat.

"Iya iya tenang girls. Gue pasti adil kok bagi cinta gue ke kalian para selirku," canda Haechan.

"Eh ga bisa! Yang, kamu kok meluk Haechan sih?" Rengek Jeno, lalu menarik tubuh kekasihnya menjauh.

"Dasar posesif!" Cibir Jinhyun.

"Kayak lo ke Jinka ga gitu aja. Masa ya, waktu ini Jinka dianter kakaknya yang lagi libur dari kuliahnya di Jepang. Pelukan lah mereka, eh doi jealous," cibir Jaemin.

"Udah woy! Ribut aja. Ini gue mau masuk, udah panggilan ke ruang tunggu," panggil Haechan.

Satu-satu persatu mulai menyalami dan memberi Haechan nasihat agar hati-hati dan semangat sekolah di negeri orang.

Terakhir, Haechan mendekati mami, papi, dan abang-abangnya yang kebetulan bisa semua ikut mengantar. Ada juga kak Jiyeon yang merupakan istri kak Baekhyun.

"Mi, Pi, Haechan pamit dulu ya,"

"Hati-hati ya anaknya mami disana, sering-sering kasih kabar. Jangan suka keluyuran malam-malam, jangan juga main ke bar minum-minum. Ga boleh, mami ga suka kalau kamu sampe kebawa pergaulan," nasihat mami Hyoyeon.

"Jaga diri ya nak," nasihat papi Eunhyuk singkat.

Saat akan pamit dengan abang-abangnya, tubuh Haechan langsung dipeluk erat oleh Baekhyun dan Hoseok.

"Adek gue tersayang, hati-hati kuliahnya. Tapi jangan keasikkan belajar, main sedikit ga papa," ucap Baekhyun.

"Jangan terlalu dibawa beban soal ngegantiin mami. Kalau mami emang masih suka kerja dan masih sehat juga, biarin aja. Kamu sayang sama mami, kita juga kok, gamau mami sakit. Tapi kalau mami bahagia di sana, ya udah kita ga bisa paksa. Okay?" Tambah Hoseok.

Haechan sebenarnya udah mau nangis aja dengar penuturan abang-abangnya. Tapi malu dong dilihatin teman-temannya, dikira nanti nangis ga mau berangkat.

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang