32. tangisan

774 101 23
                                    

Ryujin menuntun Renjun untuk duduk di tempat tidur, lalu bergegas mencari kotak P3K di dalam lemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryujin menuntun Renjun untuk duduk di tempat tidur, lalu bergegas mencari kotak P3K di dalam lemari. Namun sedikit sulit menemukannya karena emosi Ryujin belum juga stabil. Panik dan masih menangis.

Renjun yang memiliki tenaga lebih bangkit dan mendekati Ryujin yang kini terduduk di lantai sambil menangis. Tangan gadis itu masih terdiam di pinggiran lemari.

"Jin, kok lo nangis sih? Kan yang dipukul sama Jinhyun gue," ucap Renjun, ikut duduk di lantai di depan Ryujin.

Ryujin tak kunjung menjawabnya.

Renjun sendiri tidak mau memaksa. Lelaki itu terpaksa mengambil sendiri kotak P3K, lalu bangun untuk kembali duduk di tempat tidur. Namun Renjun memilih merebahkan tubuhnya, dan memberi sedikit ruang untuk Ryujin duduk.

"Ayo bangun ah! Kan lo harus ngobatin luka gue," tegur Renjun.

Yang sebenarnya tengah menahan rasa sakit akibat pukulan Jinhyun. Menahan pula rasa sakit yang perlahan muncul hanya karena melihat Ryujin menangis. Sebenarnya Renjun kenapa?

Ryujin menghapus air matanya, lalu bangkit dan naik ke atas tempat tidur. Dibukanya kotak P3K milik Renjun, dan Ryujin pun mulai dengan membersihkan darah-darah yang masih menempel di wajah Renjun dengan alkohol yang dibubuhkan ke kapas. Lalu membubuhkan cairan antiseptik agar tidak infeksi. Terakhir, Ryujin menempelkan plester pada pelipis Renjun. Sementara luka di ujung bibir Renjun dibiarkan terbuka. Luka tersebut harus diobati dengan obat khusus.

Ryujin membuka ponselnya dan berkonsultasincepat dengan dokter yang sedang online. Lali memesan obat berupa salep melalui aplikasi HaloDoc, sesuai resep yang diberikan.

Beres memesan, Ryujin merapikan kotak dan bergegas untuk mengembalikannya ke tempat semula. Namun pergerakannya di tahan oleh Renjun.

"Taruh aja di bawah. Gue mau ngomong sama lo," ucap Renjun.

Ryujin menatap Renjun sebentar, sebelumnya akhirnya menghembuskan napas dan meletakkan kotak di bawah di samping kasur.

Ryujin sudah tak lagi menangis histeris, tapi bukan berarti air mata sudah berhenti mengalir.

Renjun memiringkan tubuhnya, lalu meraih kedua tangan Ryujin yang masih duduk bersila di atas kasur. Mengelusnya pelan.

"Udah jangan nangis. Lo tuh kuat, masa cuma karena gue dipukul lo nangis?"

"E..enggak gitu kak...gue...,"

"Ga papa, serius. Harusnya dari dua bulan yang lalu Jinhyun pukul gue karena ngebentak lo. Mungkin baru sekarang bisa dia lakuin. Jadi jangan nangis, kak Jun yang salah. Kakak minta maaf ya udah ngebentak Ryujin waktu itu," ucap Renjun.

Tulus meminta maaf dari hatinya. Yang justru membuat tangis Ryujin kembali pecah. Padahal gadis itu sudah berusaha menahannya. Tapi gagal.

"Ryu...Ryujin ga suka lihat kak Jun luka," lirih Ryujin.

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang