33. liburan

626 98 17
                                    

"Makasih ya pak," balas Renjun pada supir Grab yang mengantar pulang ke rumah.

Liburan semester telah dimulai, dan Renjun memutuskan untuk pulang dibanding stay di rumah kosan di Depok. Lumayan kan satu bulanan bisa dipakai buat manja-manjaan sama papa Jiyong dan mama Dara.

Setelah menutup pintu mobil, Renjun membenarkan tas ransel di punggung dan masuk ke dapam rumah. Disapa dengan pemandangan papa dan mamanya yang ciuman ga tahu tempat. Udah tua juga, bisa-bisanya mesra-mesra di dapur. Kayak ga takut ketahuan gitu sama anak-anaknya.

"Ekhem," deham Renjun membuat kedua sejoli itu menjauhkan diri.

Mama Dara langsung saja mendorong tubuh suaminya dan berlari memeluk putra bungsunya. Sementara papa Jiyong menatap Renjun nyalang.

"Ganggu aja kamu, lagi enak juga," sungut papa Jiyong.

"Papa!" Tegur mama Dara.

"Renjun ga mau ya punya adek mendadak. Di umur segini lagi," balas Renjun, lalu menyusul papa Jiyong duduk di meja makan.

"Ya ga mungkin lah. Ogah juga papa ketambahan tuyul lagi," cibir papa Jiyong sambil membaca koran yang dilanggan dan dikirimkan setiap pagi ke rumah.

"Sembarangan ngatain aku tuyul,"

"Lah iya tuyul. Kan masih minta duit sama papa,"

Tepat setelah menyelesaikan ucapannya, kepala papa Jiyong digetok dari belakang oleh mama Dara yang baru saja selesai memasak opor ayam. Makanan kesukaan Renjun yang khusus mama Dara masakkan karena tahu anak bungsunya akan pulang hari ini.

"Itu kewajiban kamu ngasih uang. Enak aja ngatain anak yang aku kandung sembilan bulan dengan sebutan tuyul. Kamu tuh yang tuyul main terjang ga pake pengaman, terima lah konsekuensi," omel mama Dara.

Kalau sudah sang istri yang mengomel, papa Jiyong angkat tangan deh. Ga bakal menang, yang ada malah ga dapet jatah nanti malam.

"Iya iya. Ya udah gimana nilai semester 1 kamu?" Tanya Jiyong mengalihkan topik.

"Belum keluar pa. Harusnya minggu depan udah pada diinput sama dosennya sih," balas Renjun.

Tangan lelaki itu beralih mengambil piring, mengisinya dengan nasi, ayam dan juga kuah opor. Tak lupa menambah bawang goreng dan juga kecap manis yang biasa mama Dara letakkan di atas meja makan.

"Kalau makan aja cepet kamu," sungut papa Jiyong sambil menutup koran, lalu mengikuti kegiatan Renjun mengambil makanan.

"Laper pa. Tadi aku ga sempet sarapan pas di rumah. Lagian semua kan pada pulang kemarin, aku aja yang pulang hari ini karena kemarin temanku ada yang ultah," cerita Renjun.

"Hmm," balas papa Jiyong yang sudah menyantap masakan mama Dara.

"Gimana terus satu semesternya? Enak ga? Teman-teman kamu gimana? Asik?" Tanya mama Dara yang sudah menyusul duduk di meja makan.

"Ya lumayan, untungnya ada kak Miyeon yang mau aku ricuhin. Ya walaupun ngomel dulu dia," balas Renjun.

"Miyeon tuh pacarnya Doyoung? Masih tuh mereka pacaran? Udah dari SMA bukan sih mereka pacaran?" Kepo papa Jiyong.

"Huum. Gatau deh, kok bang Doyoung betah pacaran sama macan betina," cibir Renjun mengenai hubungan Doyoung yang merupakan kakak sepupu Renjun.

Doyoung itu anak dari om Taeyang, adeknya papa Jiyong. Anaknya om Taeyang ada dua, kak Doyoung sama kak Gongmyung yang seumuran sama kak Wendy.

Maka dari itu Renjun terlihat santai saja berdekatan dengan Miyeon. Padahal di fakultas, Miyeon itu terkenal banget sebagai senior paling galak. Apalagi gadis itu merupakan IC yang sering muncul saat masa orientasi mahasiswa baru.

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang