4. kelulusan sekolah dasar

994 137 22
                                    

Renjun tengah mencoba memasang kancing kemeja yang akan ia kenakan untuk pelepasan murid di sekolahnya.

Namun laki-laki berusia 12 tahun itu masih saja kesusahan. Sepertinya efek kemeja baru, kancingnya sulit untuk masuk ke lubangnya.

Dengan kesal, Renjun keluar kamarnya dan mengetuk pintu di samping kamarnya.

"Kak Wendy!"

"Masuk aja dek,"

Mendapat persetujuan dari Wendy, Renjun pun masuk ke dalam. Kakaknya itu tengah belajar untuk persiapan masuk ke perguruan tinggi negeri.

Kalau Renjun ga salah ingat, kakaknya itu mau jadi dokter. Makanya giat banget belajar, biar bisa lolos jalur tes.

Renjun ga begitu ngerti sih. Soalnya setiap dia ga ngerti terus tanya ke abang atau kakaknya, pasti bakal dikatain masih bocah jadi ga perlu tahu. Kan males ya!

Eh sampai lupa tujuan awal.

"Kak, kancingin kemeja aku dong,"

Wendy memutar kursinya dan dengan senang hati mengancingkan kemeja Renjun.

"Jam berapa sih pelepasan lo?" Tanya Wendy yang keadaannya persis macam zombie.

Baju gombor, celana tidur di atas lutut, kacamataan, plus rambutnya yang dicepol, sudah membuat Wendy terlihat bak gelandangan.

"Jam 9 kak. Abis ini mau berangkat naik angkot bareng Yeji, Jinhyun sama Jeno," ucap Renjun.

"Eh? Angkot? Udah ganteng begini juga, masa naik angkot Jun? Kakak anter aja ya?" Tawar Wendy.

"Serius kak???"

"Ya Tuhan Jun, ya ga usah teriak gitu. Iya serius, kakak mandi dulu ya. Lo siap-siap gih,"

"Thank you kak!" Pekik Renjun, langsung saja memeluk Wendy saking senangnya.

"Aduh!!! Sana ih!!! Gue mau mandi Jun!!!"

Renjun melepas pelukannya sambil nyengir, lalu keluar dari kamar Wendy menuju balkon rumahnya.

"Jinhyun! Jeno! Udah siap belum?" Teriak Renjun ke seberang, ke arah rumah Jeno dan Jinhyun.

"Ya Tuhan kak Renjun, ga usah teriak-teriak napa!" Balas seorang gadis dari balkon rumah Jinhyun.

Gadis itu bernama Ryujin, adik kandung si kembar Yeji-Jinhyun. Jaraknya setahun lebih kecil aja dari Renjun.

"Kan gue manggil kakak lo, bukan lo!" Balas Renjun.

Perdebatan jarak jauh itu bisa saja berlanjut kalau saja Jeno tidak muncul dari balkon rumahnya yang bersebelahan dengan rumah Jinhyun.

"Napa lo berdua yang ribut sih? Lagian lo sih, ngapain sih teriak-teriak sekeras itu? Normal aja lah kalau teriak, kayak jarak rumah kita jauh banget," ucap Jeno.

Ryujin hanya mendengus sebal, lalu memilih masuk ke dalam rumah. Males saja harus berinteraksi dengan teman-teman kakaknya itu. Mending melanjutkan kegiatan menonton anime di televisi lantai dua rumahnya.

Selang lima menit, muncul Jinhyun di balkon rumah keluarga Mahesa itu

"Udah siap kan lo semua? Kata kak Wendy, nanti dia yang nganter kita ke sekolah," pekik Renjun.

"Serius kak Wendy yang nganter? Asik dong bisa lihat kakak cantik," ucap Jinhyun.

"Lo tuh mesti deh! Lagian kak Wendy tuh dah punya pacar, yang bule itu loh," balas Jeno.

"Udah jangan bahas kakak gue, udah hak patennya bang Eric dia mah," ucap Renjun.

"Gue tunggu ya, setengah jam lagi lo pada udah harus di rumah gue," ucap Renjun.

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang