23. ngekos

613 93 25
                                    

"Dek? Udah selesai belum barangnya?" Teriak mama Dara dari bawah.

"Udah ma! Ini lagi nutup koper," balas Renjun berteriak.

Sebenarnya jarak rumah sama kampus baru Renjun tuh ga begitu jauh. Cuma kalau dihitung macet dan tetek bengeknya, bakal capek di jalan. Belum lagi kalau tahun pertama gini, kegiatan Renjun di kampus bisa berlangsung dari pagi sampai pagi lagi.

Jadi mama Dara dan papa Jiyong memutuskan untuk mengekoskan anaknya. Supaya Renjun ga perlu capek-capek pulang ke rumah setiap hari, cukup di hari libur saja anak bungsunya itu pulang.

Bukan kosan biasa sih. Ini lebih kayak mama Dara, tante Yejin, tante Minyoung, tante Jina, dan tante Aiko patungan beli rumah gede, terus dirombak jadi kos-kosan buat anak-anaknya yang pada kuliah di UI. Ga dibuka buat umum, biar nanti di tahun berikutnya anak-anak perumahan yang kuliah di UI bisa tinggal di sana.

Mungkin nanti kalau anak-anak mereka lulus baru dikomersilkan. Jiwa pembisnis ibu-ibu ini memang ga ada matinya.

Renjun beserta kakak-kakaknya aja kaget waktu mama Dara cerita soal kegilaannya itu. Kalian juga ga perlu tebak gimana reaksi Yireon, Heejin, Jinhyun, dan Hina soal kelakuan mama-mamanya. Percayalah mereka semua pada kaget.

Lima anak itu lalu mempertanyakan dalam hati, seberapa kaya sebenarnya orang tua mereka sampai nekat beli rumah besar untuk dijadikan kos-kosan bersama.

"Ya biar gampang mama mantau kamu. Soalnya kamu kalau udah ngerjain tugas suka lupa makan. Biar diomelin terus kamu sama Yireon," ucap mama Dara kala itu.

Dalam hati Renjun mengiyakan ucapan mamanya itu. Renjun sendiri sadar betapa ambisnya dia saat sudah mengerjakan sesuatu. Makan aja sampai lupa,m. Kalau ga karena lambungnya sakit, ga bakal Renjun ingat buat nyentuh makanan di meja makan. Apalagi kalau jauh dari rumah, siapa yang bakal ngingetin doi kalau ga ada mama Dara atau kak Wendy.

Renjun membuyarkan lamunannya. Lelaki itu lalu turun menggeret koper berukuran besar berisi sebagian pakaian dan barang-barang penting yang Renjun butuhkan.

"Buset! Lo mau pindahan apa gimana? Gede amat tuh koper," seru Chanyeol yang tengah duduk berdua di meja makan bersama Eunji.

"Iya gue mau minggat biar ga ketemu lo lagi bang," ucap Renjun sekenanya.

"Kampret lo jadi adek! Lo ga entar yang kangen kalau gue udah nikah terus cabut dari rumah ini?" Goda Chanyeol.

"Emang lo mau cabut kemana sih? Orang apartemen lo cuma di deket stasiun MRT di ujung sono," balas Renjun.

"Udah deh! Kalian berdua tuh mesti ribut. Abang  ayo bantuin dulu ini adeknya biar bisa langsung berangkat. Angkatin ke mobil. Tumpukin aja di atas kopernya Jinhyun," ucap mama Dara dari arah dapur.

"Loh Jinhyun nebeng kita ma?" Tanya Renjun.

"Iya, soalnya om Chansung sama tante Jina nganter Yeji dulu ke Bandung hari ini. Nanti langsung nyusulin ke kosan. Ryujin juga ikut, disuruh mamanya bantuin Jinhyun," balas mama Dara.

"Loh? Terus yang nganter aku siapa ini?"

"Gue sama Eunji. Mama sama papa ada kondangan, nanti nyusul juga," ucap Chanyeol.

Maka di sini lah Renjun berada, duduk di dekat jendela mobil di belakang Eunji. Sementara di tengah ada Ryujin dan di sisi jendela lainnya ada Jinhyun.

"Asik jalan-jalan!" Pekik Ryujin.

"Aelah Jin, cuma ke kosan baru ni bocah dua aja loh," balas Chanyeol yang menyetir.

"Eh bang, gue tadi googling. Terus di komplek perumahan kosan kak Jinhyun itu ada lapangan, nah di lapangan itu katanya kalau hari Sabtu gini biasanya ada pasar malam. Kan bisa tuh melipir ke sana," seru Ryujin.

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang