18. cemburu

729 106 18
                                    

Renjun dengan sebal membuka jok motornya dan memberikan sebuah helm pada Ryujin. Berbeda drastis, Ryujin justru menunjukkan ekspresi bahagia karena tidak perlu membuang saldo Go Pay untuk pulang.

"Nih!" Ucap Renjun, selanjutnya menutup jok motornya.

"Makasih akang Renjun!" Ucap Ryujin dengan suara diimut-imutkan, membuat Renjun semakin sebal.

"Lo gitu lagi sekali, ga gue anter lo pulang," ancam Renjun.

"Ah dasar ga seru! Pantes aja kak Nakyung ga nganggep lo ada, sama cewek gitu amat," cibir Ryujin sembari memasang tali helm.

"Lo tuh ya....,"

"Santai aja napa sih kak! Patah hati tuh wajar. Ga lo doang kali, gue juga pernah," ucap Ryujin, menaiki motor Renjun setelah beres memasang tali helm.

"Lo? Seorang Ryujin?" Tanya Renjun tidak yakin.

"Iya gue. Emang kenapa?" Jawab Ryujin nyolot.

"Kaget aja sih. Soalnya ga pernah kelihatan suka sama cowok,"

"Maksud lo gue lesbi gitu?"

"Eh ya bukan Jin! Lo tuh negatif mulu,"

"Lo juga negatif ya tadi!"

Renjun menyerah pada akhirnya. Ia menstarter motornya dan beranjak menjauh dari rumah Somi.

"Jin, gue mau ngebut! Lo pegang pinggang gue aja!" Teriak Renjun.

Serius! Ini Renjun bukan mau modus atau gimana, tapi doi kalau nyetir motor emang kencang banget. Jeno aja kalah, padahal bawaan si Kalandra itu Honda CBX. Renjun aja bawaannya cuma Vario. Makanya dia suruh Ryujin megang pinggangnya.

"Ngapain sih ngebut? Santai aja kali," ucap Ryujin tetap menuruti titah Renjun, melingkarkan lengannya pada pinggang si lelaki.

"Mau mampir ke dagang terang bulan langganan kak Wendy. Tadi doi nitip. Harus cepet, kalau enggak terang bulan red velvet cream cheese sukaan doi keburu habis. Males gue kalau doi marah, soalnya jadi tambah cerewet," ucap Renjun.

Lalu tanpa sadar mengeratkan pelukan Ryujin pada pinggangnya.

Ga salah kalau Renjun nyuruh Ryujin megang pinggangnya. Ngebut banget woy, Jinhyun aja kalau boncengin doi ga pernah lebih dari 40 kilometer. Ini kayaknya hampir 70-80 kilometer deh.

Lima belas menit kemudian, tibalah mereka di dagang terang bulan. Renjun langsung menurunkan standar motornya, melepas helm, dan bergegas memesan terang bulan kesukaan Wendy. Membiarkan Ryujin terduduk di jok, masih menenangkan dirinya akibat shock betapa ngebutnya Renjun nyetir motor. Bahkan kunci motor pun masih nyantol di motor.

"Bang, red velvet cream cheese satu ya!"

"Eh dek Renjun. Pesenan kak Wendy ya? Oke, harga kek biasa ya,"

"OVO ya bang bayarnya,"

"Ya monggo atuh di scan. Btw, abis ngapain lo kok ngos-ngosan gitu?"

"Ngebut bang, telat semenit habis tuh pesenan kakak soalnya,"

"Hahaha sampe segitunya. Tapi bener sih, yang suka banyak banget, wajar lo sampe ngebut. Sama cewek lo kesini?" Tanya abang penjual sambi menunjuk ke arah Ryujin.

Barulah Renjun sadar kalau dia boncengin anak orang tadi.

"Bukan bang. Tetangga gue, kebetulan bareng aja,"

Renjun lalu bergegas ke minimarket tempat dagang terang bulan itu jualan. Membeli sebotol Nu Green Tea kesukaan Ryujin, karena seingat Renjun gadis itu pernah ngestock 3 dus di kamarnya entah untuk diminum sendiri atau dibagikan.

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang