40. kedatangan

597 89 8
                                    

Renjun baru aja buka pintu rumah waktu suara nyaring tiba-tiba memekik telinga. Padahal lelaki itu udah niatan nyiram kebun depan, eh buyar.

"Kak Jujun!!!"

Teriak Ryujin yang kayaknya baru aja datang sama om Chansung sama tante Jina.

Gatau sejak kapan, tapi Ryujin sudah kembali ke dirinya yang bar-bar dan mengerjai atau mengganggu Renjun menjadi rutinitas kini. Mungkin saja setelah ulang tahunnya, atau bisa jadi saat dirinya lolos ke fakultas yang sama dengan Renjun.

Alasan kedua sepertinya lebih masuk akal. Karena setelah dinyatakan lolos, Ryujin jadi sering mengganggu Renjun. Bertanya soal orientasi lah, ada dosen killer lah, dan yang paling aneh adalah pertanyaan Ryujin soalnya adanya senior ganteng atau tidak di fakultas mereka.

Bagi Renjun aneh saja sih seorang Ryujin yang ga ada cewek-ceweknya tertarik soal cowok.

"Astaga Jin! Masih pagi udah teriak aja sih!" Balas Renjun berteriak, kakinya melangkah menuruni anak tangga.

"Om, biar Renjun aja yang ngurusin barang-barangnya Ryujin. Om sama tante naik aja dulu di atas, Jinhyun kebetulan udah bangun, lagi sarapan pecel," ucap Renjun menawari bantuan pada Chansung yang masih duduk di kursi kemudi.

"Boleh deh! Makasih ya Jun,"

Om Chansung dan tante Jina pun naik ke atas. Renjun langsung naik ke balik kemudi dan memundurkan mobil mendekati lift barang.

"Ini diangkat semua ke lift kak?" Tanya Ryujin.

"Lo naik aja sana, minta tolong Jinhyun stand-by di atas," balas Renjun, mulai mengangkat satu koper ke lift.

"Ih! Gue kan mau bantuin kak," seru Ryujin, mengangkat satu kardus kecil berisi peralatan make-up yang ia dapatkan karena meng-endorse produk make-up Yireon dan Heejin yang kini banyak digunakan anak-anak muda terutama perempuan.

Ryujin meletakkan kardus itu tepat di samping koper yang baru saja Renjun letakkan.

"Udah sana ah!" Usir Renjun, mendorong kepala Ryujin dengan telapak tangannya agar gadis itu menjauh.

"Huh! Ya udah, awas aja kangen," balas Ryujin, lalu pergi sembari menghentakkan kakinya.

Renjun terkikik melihat reaksi Ryujin, namun langsung bergidik ngeri setelah menyadari bahwa ia tertawa. Karena Ryujin dia bisa tertawa? Renjun pasti sedang tidak waras.

Setengah jam berlalu, semua barang Ryujin sudah diletakkan oleh Jinhyun di kamar yang biasa Ryujin gunakan saat menginap. Kamar itu kini resmi menjadi kamarnya. Dibantu juga oleh Renjun yang sudah beres mengangkut semua barang dari mobil ke lift serta sudah merapikan mobil om Chansung.

"Thank you kak Jinhyun, kak Jujun," seru Ryujin mulai merapikan barang-barangnya.

"Kenapa panggilan gue jadi Jujun dah? Jelek amat," gumam Renjun.

"Mau dipanggil gimana sih kak? Sayang, gitu? Dasar jomblo!" Ejek Ryujin, ga sadar diri kalau dia sendiri jomblo.

"Ya gitu juga Jin!"

Ryujin nih ngawur aja kalau ngomong. Kan Renjun jadi gugup. Renjun memutuskan untuk pergi sebelum dirinya merasa makin canggung.

Melihat reaksi Renjun yang aneh membuat Ryujin tertawa. Tentunya ketika pria itu pergi. Ryujin belum memulai pembalasan dendamnya, tapi kenapa reaksi Renjun sudah semenggemaskan itu?

"Jin, mau mama bantuin ga?" Panggil tante Jina yang kini berdiri di bibir pintu.

"Mau dong!" Seru Ryujin.

"Btw, Renjun abis dari kamar kamu ya? Kok dia kelihatan aneh sih? Kayak gugup gitu," cerita tante Jina.

"Gatau, lagi ga enak badan kali ma," ucap Ryujin asal.

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang