62. gosip

536 88 8
                                    

Suara salah pintu di lorong terbuka, menampilkan Chenle dan Renjun yang keluar bersamaan. Yireon dan Ryujin yang menunggu di luar langsung berlari mendekat.

"Kata dokternya gimana?" tanya Yireon dan Ryujin barengan.

Profesional yang di maksud Renjun itu psikolog, namun setelah dua minggu konsultasi si psikolog juga menambah seorang psikiater untuk menangani Chenle setelah menyadari bahwa lelaki itu juga mengidap Post Traumatic Syndrome Disorder atau PTSD. Diagnosis seperti itu keluar krena sebelum hyper-nya Chenle kambuh, lelaki itu pasti akan mengingat masa lalunya dan merasa cemas seketika yang merupakan gejala dari PTSD. Psikiater di-assign untuk Chenle agar lelaki itu bisa ditangani juga dengan pemberian obat anti cemas, salah satu jenisnya adalah diazepam.

Sekarang sudah empat bulan Chenle menjalani pengobatan, yang entah harus disyukuri atau tidak karena sampai saat ini Chenle tidak ada memberi tahu keadaannya pada orang rumah. Hanya Yireon, Renjun, Ryujin, dan beberapa teman-teman mereka di perumahan yang tahu.

"Kita bahas sambil makan aja yuk. Chenle bilang mau nraktir kita Sutei," ucap Renjun.

"Wah ngarangnya enak bener kak! Kapan gue ngomong kayak gitu?" protes Chenle yang mendapar respon berupa tawa dari Yireon dan Ryujin.

"Enggak ada sih, orang gue yang ngomong gitu. Udah ayo jalan," ucap Renjun.

Pindahlah mereka berempat dari rumah sakit ke PIM, mall langganan anak-anak perumahan. Padahal jaraknya lumayan dari perumahan mereka. Mereka beneran makan di Sushi Tei, dengan Renjun yang berniat membayari. Bukannya mau nyombongin kekayaan papa Jiyoung atau gimana, tapi Renjun merasa sudah kewajibannya untuk membayari makan mereka siang itu. Tapi akhirnya patungan sama Yireon, karena itu anak ga mau ngerasa berhutang ke orang lain. Orang kaya tuh emang gitu, bayar makan aja rebutan.

"Jadi gimana tadi? Jelasin dong! Jangan bikin penasaran," pinta Ryujin.

"Coba lo jelasin sendiri Le. Gue laper banget ini," seru Renjun yang membuat Ryujin mendecih.

Di saat serius gini, Renjun kadang suka ngomong seenaknya. Tapi Ryujin enggak bisa marahin, toh kekasihnya itu sudah bekerja keras membantu Chenle di tengah hectic-nya kuliah, urusan departemen, dan ujian akhir. Bahkan saat libur semester kemarin pun lelaki itu sibuk menemani Chenle. Jadi Ryujin memutuskan untuk mendiami.

"Jadi kan selama pengobatan gue udah melewati terapi, udah juga pake obat anti cemas. Ya banyak lah yang gue laluin, kalian tahu kayak apa. Dokter tadi bilang perkembangan gue udah bagus banget. Gue termasuk yang cepat, niat sembuh tinggi. Jadi obat udah bisa lepas, toh gue udah ga mimpi-mimpi lagi soal kejadian dulu. Terus selama empat bulan ini gue berhasil ngontrol nafsu gue yang ga tahu waktu setiap ketemu Yireon. Sejak terapi gue ga ada tuh main sama Yireon, jadi Yireon juga bisa nyembuhin lukanya secara bertahap. Abis ini gue cuma perlu konsul ke psikolog aja selama sebulan. Kalau setelah itu hasilnya bagus, gue udah bisa dibilang sembuh total," cerita Chenle.

"Wah syukur deh Le. Terus lo ga ada niat bilang ke orang rumah gitu?" tanya Ryujin.

"Hmm soal itu...,"

"Berjalannya waktu aja lah. Kalau emang udah tepat, pasti Chenle sama aku bakal bilang ke orang rumah Jin. Pokoknya sampai Chenle siap aja. Chenle harus siap, jadi ketika orang rumah break down pas kita cerita Chenle bisa nguatin. Kalau Chenle-nya ga siap, orang rumah bisa makin down," potong Renjun.

"Udah, udah, kita bahas yang lain aja. Ga ada apa gitu gosip baru?" Yireon mengganti topik pembicaraan berat mereka.

"Ada banyak. Baru kali ini gue tahu banyak gosip di perumahan saking lebih seringnya gue di rumah sana daripada di Depok," seru Renjun.

"Lebih heboh daripada waktu tahu kak Eunji hamil pas dia pendaharan waktu lagi menunaikan kewajiban ke kak Chanyeol?" tanya Yireon.

"Weh ga gitu juga kali. Ini sih, kak Krystal udah isi sekarang, jalan 16 minggu kalau ga salah," sahut Renjun.

"Eh? Kok gue ga tahu kak? Biasanya kan gue yang tahu duluan," seru Chenle.

"Mana sempat lo ngurusin gosip gituan."

"Iya juga sih ya."

"Gue ada ini gosip, gres baru keluar kemarin dari oven. Kak Jaemin katanya lagi break sama kak Eunseo, terus dia jalan lagi dong sama kak Dahlia. Kak Yeji cerita ke gue waktu nelepon kemarin. Dari story-nya gitu, di close friend sih. Ga tahu deh kak Dahlia tahu atau enggak kalau kak Jaemin tuh udah sama kak Eunseo, ya walaupun lagi ga bagus hubungannya," cerita Ryujin.

"Dahlia mantannya Jaemin itu kan? Loh bukannya Dahlia tuh pacaran sama itu loh....ih siapa sih namanya, selebgram yang terkenal itu," pekik Yireon.

"Yang kata kak Yeji mirip kak Jeno bukan sih? Si Eric anak Binus!" seru Chenle.

"Nah iya!!! Kok bisa gitu sih???" pekik Yireon.

"Ah cuma segitu kalian tahunya? Ada yang lebih gila lagi. Kak Eunseo tuh dijodohin, terus biasa deh Jaemin tuh ga mau dengerin penjelasannya kak Eunseo main bilang break aja. Sampai nelepon gue kak Eunseo-nya, nangis-nangis gitu. Dia bilang kalau dia batalin perjodohannya karena dia sayang sama Jaemin. Ga tahu deh Jaemin-nya gimana, gue juga jarang ketemu soalnya doi ada project sama dosen," tambah Renjun.

"Ribet banget ya," ucap Ryujin.

"Ya semua orang punya ribetnya sendiri dalam hidup Jin. Buat kita gini mungkin cuma sekedar bahan obrolan, tapi buat yang ngejalanin itu pasti berat," ucap Renjun.

"Wuhhh!!! Anak psikologi mah beda jalan pikirnya," goda Yireon.

"Iri ya kak ga punya pacar kayak kak Renjun?" ucap Ryujin sembari merangkul manja lengan Renjun.

"Hahaha, ga tuh. Lo kan ga punya pacar pintar di fashion kayak Chenle. Bisa jahit lagi, setiap bulan pasti gue dapat jahitan baju baru, wleee," balas Yireon dengan nada mengejek, mendapat elusan gemas pada surainya dari Chenle.

"Udah-udah ah, gitu aja kok kalian ribut. Semua orang punya keahlian masing-masing. Kalau aku bisa semua hal, bukan manusia lagi aku-nya Jin. Tapi dewa. Kamu ga bakal bisa pacaran sama aku, apalagi nikah. Kan kamu manusia," canda Renjun.

"Bisa dong! Nanti anak kita jadi setengah dewa kak," ucap Ryujin meladeni.

"Oh gitu ya? Terus-terus gimana kelanjutannya?" tanya Renjun dengan nada jahilnya. Terus abis nanya gitu si Renjun-nya malah nyium pelipisnya Ryujin beberapa kali.

"Hmm bagus ye mesra-mesra depan gue yang lagi penyembuhan," celetuk Chenle sinis.

"Ya kalau mau mesra-mesraan ya sana. Mau sampe bablas ya ga papa, kan dokter ga ngelarang. Tinggal nafsu lo aja gimana," balas Renjun.

"Renjun sialan!!!"

Bukan Chenle ya yang teriak, tapi Yireon.

Renjun Abinaya sometimes menyebalkan, dan itu fakta yang tidak terbantahkan.


















foreword

Update chapter baru lagi 😉

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang