26. dini hari

627 95 21
                                    

Kring, kring, kring

Tangan Renjun bergerak mencari handphone dengan mata terpejam. Setelah dapat, ia membuka mata perlahan dan mematikan bunyi alarm.

Mengerang kesal karena ternyata jam masih menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Renjun lupa mematikan alarm yang biasa ia hidupkan saat ada pertandingan sepak bola di televisi.

Karena sudah terlanjur bangun dan kebetulan merasa haus, Renjun memutuskan untuk bangkit dan keluar menuju dapur. Mengambil gelas di kabinet miliknya, yang memang dari awal sudah dipisahkan perorangan oleh para orang tua, lalu mengambil air dari dispenser.

Setelah meneguk satu gelas, Renjun mengisi kembali gelas dengan air untuk selanjutnya ia bawa ke dalam kamar.

Namun baru akan menutup pintu kamar,...

"Akkk!!!"

...suara teriakan terdengar dari lantai atas.

Ryujin?

Renjun harus memastikan siapa yang berteriak di atas sana. Lelaki itu meletakkan gelas di atas meja belajar. Kemudian melangkah menuju lantai dua.

Renjun menangkap pendar cahaya dari salah satu kamar mandi di lantai dua. Dengan ragu ia mendekat. Ya semoga benar Ryujin, kalau ternyata makhluk astral ya kan gila. Masa rumah baru sudah ada penghuninya.

Dan doa Renjun terkabul. Ada Ryujin di dalam kamar mandi, tengah berdiri lemah di pojokan sambil menumpukan kedua tangannya di dada.

"Kenapa Jin? Kok teriak-teriak?" Tanya Renjun.

"I..itu....,"

"Itu apaan?" Tanya Renjun tidak sabar.

"Itu tadi ada kecoa gede banget kak Jun, deket wastafel! Mana dia bisa terbang!" Pekik Ryujin cepat, kelihatan sekali gadis itu takut dengan hewan kecil yang suka muncul tiba-tiba itu.

"Ya udah sini keluar dulu, kamu ke kamar mandi satunya," ucap Renjun.

"Nanti ada kecoa lagi, gamau," tolak Ryujin.

"Ya udah deh, keluar aja dulu," ajak Renjun menarik tangan Ryujin, lalu menarik gadis itu keluar.

Setelahnya berjalan ke arah tangga menuju rooftop, bersyukur bisa menemukan Baygon di sana.

Renjun lalu kembali, melewati Ryujin yang tengah berdiri di depan kamar mandi. Masuk ke dalam, mengedarkan pandangannya untuk menemukan kecoa yang membuat Ryujin ketakutan.

Saat matanya menangkap pergerakan hewan kecil itu, Renjun dengan brutal langsung menyemprotkan cairan insektisida itu. Kecoa pun meregang nyawa, dengan menyedihkan. Renjun lalu mengambil tissue toilet, mengambil kecoa yang sudah tewas dan membuangnya ke bak sampah.

Kecoa, maafkan kejahatan saudara Renjun Abinaya.

"Udah hilang nih! Tapi kamar mandi-nya bau Baygon. Mending ke kamar mandi satunya aja kalau kamu masih pingin," saran Renjun.

"Masih pingin, tap...,"

"Sini gue anterin. Lo pake kamar mandinya setelah gue cek," ucap Renjun, kembali menarik tangan Ryujin menuju kamar mandi yang satu lagi.

Sampai di kamar mandi satunya, Renjun melepas genggamannya pada tangan Ryujin. Masuk untuk mengecek apakah ada juga saudara hewan kecil yang Renjun bunuh tadi.

"Aman! Sana masuk,"

"Gue tungguin," ucap Renjun sebelum Ryujin sempat protes lagi.

Ryujin dengan ragu masuk ke kamar mandi. Menutup pintu guna menuntaskan bisnisnya di dalam sana.

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang