49. kata hati

626 90 30
                                    

Renjun menendang kerikil-kerikil kecil di jalanan perumahan. Tangan lelaki itu dimasukkan ke dalam saku, tengah menimang-nimang tindakan yang harus ia ambil untuk menghilangkan keresahan yang ia rasakan.

"Jun!!!" Teriak seseorang saat Renjun tiba di depan rumahnya.

Renjun menoleh ke arah suara di seberang, menemukan Yeji yang tengah melambaikan tangannya. Lalu tangan gadis itu menyuruh Renjun untuk mendekat.

"Lo ikutan pulang juga Ji?" Tanya Renjun, mengingat Jeno pulang hari ini.

"Enggak, yang ikut pulang tuh Jeno. Dia nganterin gue. Lo lihat ga anaknya di mana?"

"Masih di rumah Jaemin tuh, bantuin bang Seokjin bikin kejutan anniv nikahan doi sama kak Sowon," terang Renjun.

"Oh gitu. Kalau sekarang lo nganggur ga? Anterin gue ke Siloam dong," pinta Yeji.

"Nganggur sih. Siapa sakit emang?"

"Mama semalam jatuh waktu di butik. Ini gue pulang buat ngambilin barang-barang yang sekiranya perlu. Lo anterin ya, nungguin Jeno mah lama. Nanti sekalian anterin Ryujin balik, udah semalaman dia di sana. Belum ada tidur katanya Jinhyun, padahal mama dari kemarin santai aja tidur. Cuma ya itu kakinya terkilir," cerita Yeji.

Pantas saja saat kemarin Renjun turun dari balkon, ia tidak melihat sosok Jinhyun maupun Ryujin.

"Ya udah pake mobil kak Wendy aja. Gue ambil mobil sama muter dulu ya," ucap Renjun.

Setelahnya langsung menyeberang dan meminjam kunci mobil Wendy. Untungnya Wendy tidak ada keperluan di luar rumah, sehingga mobilnya bisa dipinjam.

"Udah Ji? Ini aja barangnya?" Tanya Renjun.

"Iya Jun. Yuk berangkat,"

"Lo udah bilang Jeno kan kalau pergi sama gue? Males entar salah paham terus gue yang dibogem,"

"Udah, malah tadi dia bilang minta tolong aja kw lo. Pas kan lo mau beresin masalah sama adek gue?"

Ya Tuhan, berapa banyak orang sih yang tahu soal masalah antara Renjun dan Ryujin ini? Renjun rasanya mau sembunyi di balik selimut aja deh.

"Santai lah Jun. Namanya juga perasaan, emang ribet," ucap Yeji yang memilih duduk di samping kursi kemudi.

Renjun naik dan melajukan mobil keluar perumahan.

"Gue sama Jeno juga kok. Emang sih pacarannya pas SD, jadi ga terkesan ribet gitu. Tapi waktu SMA tuh ya, gue sama Jeno tuh sempat kayak dilema gitu loh. Bener ga sih kita tuh beneran cinta sama lain. Lo inget kan Jeno pernah hampir jadian sama Siyeon dan gue hampir jadian sama kak Jihoon, padahal kita putus aja ga ada. Tapi ternyata ga bisa kita mengkhianati satu sama lain, dasarnya emang udah cinta aja tapi karena keseringan bareng kitanya bosen," cerita Yeji mengenai hubungannya dengan Jeno.

"Ya case lo sama Ryujin emang beda sih. Tapi tetep aja kan soal perasaan?"

Renjun menganggukkan kepalanya beberapa kali, tanda bahwa ia paham maksud perkataan Yeji.

"Sekarang tinggal lo ikutin kata hati aja. Selesain masalah sesuai kemana lo terbawa arus. Apapun saran yang lo dapat, hanya lo yang bisa nentuin eksekusi akhirnya seperti apa,"

Saran Yeji akhirnya mencerahkan pemikiran Renjun. Kalau saran Wendy sedikit mencerahkan, kemudian saran Jeno-Jaemin sedikit memperkeruh, kini saran kakak kandung Ryujin lah yang membuat beban pikiran Renjun berkurang.

"Udah ga usah ngomongin itu lagi. Mending kita nyanyi-nyanyi aja, gue setel lagu lewat bluetooth ya,"

Selama perjalanan ke rumah sakit, keduanya sibuk bernyanyi mengikuti alunan lagu yang terputar dari Spotify Yeji. Mulai dari lagu Indonesia, lagu barat, hingga lagu Korea yang tengah booming tak terlewat. Renjun yang dasarnya adalah pecinta musik tidak terlalu mengeluh, toh ia juga sering mengcover lagu dance boy group Korea.

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang