epilog

1K 93 3
                                    

"So itu dia cerita tentang kehidupan aku. Maaf ya kalau panjang banget. Kirain bisa dipersingkat ternyata ada beberapa detail yang memang penting untuk aku ceritakan. Aku enggak bakal sebutin siapa aja nama-nama orang disekitar aku yang ngalamin pergolakan batin, karena itu privasi mereka."

"Tapi aku berharap dari cerita aku ini kalian bisa memahami kalau dalam hidup tidak hanya kalian yang yang punya masalah. Orang lain juga punya masalahnya sendiri, tinggal mereka yang memilih untuk membaginya dengan orang lain atau mereka memilih untuk memendam dan bertingkah seakan mereka baik-baik saja."

"Terima kasih sudah nonton video aku, yang tentunya request dari kalian semua. Sampai jumpa di video berikutnya!"

kling.

Gila, capek juga ya cerita panjang lebar. Mulut gue rasanya mau copot saking lamanya ngobrol. Kayaknya harus gue potong ini video jadi beberapa part. Ada nih sejam gue cerita tadi.

Gue potong-potong dulu deh sebelum gue kirim ke Jaemin.

Gue bersyukur setelah beres ngobrol persiapan pernikahan Kak Wendy sama Kak Yoongi, enggak ada lagi gangguan yang gue dapatkan.

Tidak ada Haechan yang datang meriwuhi karena bapak satu anak itu pasti sibuk mengurus Rara di rumahnya. Kadang gue heran gitu, udah jadi bapak masih aja suka gangguin orang. Gue juga heran kok mau sih Chaeryeong bertahan. Kalau gue jadi itu cewek, gue cerain dah si Haechan.

Tidak ada juga Chenle yang berperan bak pakar fashion. Emang sih itu anak baru aja abis buka butiknya sendiri, dan langsung ngadain collab sama produk kosmetiknya Yireon. Tapi tetap aja gue risih kalau cara berpakaian gue suka dikomentarin sampai disuruh ganti. Ryujin yang pacar gue aja enggak pernah ambil pusing sama cara gue berpakaian, lah ini saudara satu ribet bener dah.

Pintu kamar gue di buka. Ryujin menyembul dari balik pintu. "Kak, aku ganggu enggak?"

Gue menampilkan senyuman terbaik gue. "Enggak kok, sini masuk. Mau berangkat sekarang? Aku masih motong video aku biar bisa dikirim ke Jaemin."

Jadi sore ini gue janji ngajakin Ryujin kencan. Enggak jauh kok, cuma keliling komplek perumahan sambil sepedaan. Abis itu nongkrong di gelanggang olahraga samping rumah Om Siwon sambil main bulu tangkis.

"Santai aja kak. Aku sambil rebahan ya," seru Ryujin yang kini menginvasi tempat tidur sembari memeluk boneka Moomin berukuran besar punya gue.

Hadiah ulang tahun sekaligus peluncuran channel Youtube gue yang di hari yang sama dengan tanggal terlahir ke dunia. Dari mama, Kak Wendy dan Ryujin.

Setengah jam baru gue kelar.

"Jin, ayo jalan sekarang aja!" seru Renjun.

Ryujin bangun dan merapikan rambutnya. "Ayo! Tapi abis sepedaan keluar perumahan dikit ya kak, aku mau makan cireng isi yang enak itu. Gara-gara Kak Yeji aku jadi ketagihan!"

Gue iyain aja dah.

Kalau Ryujin senang, maka gue pun juga senang.






- END -

















author's note

Ini adalah akhir dari kisah Renjun. Kelanjutannya biar Renjun sendiri yang menjalani, karena kita pun punya kehidupan yang harus kita jalani di jalurnya masing-masing.

Kepada semua pembaca My Page yang sudah bertahan dari awal hingga akhir ini, aku ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya karena telah membawa cerita ini hingga mendapat 12 ribuan pembaca, 2 ribuan votes, dan hampir seribu komen. Ternyata ada sebanyak itu yang sayang dengan Renjun versi mooinjun23 yang ini, versi yang mungkin berbeda dengan Renjun di ceritaku yang lain dan cerita-cerita Renjun oleh penulis lainnya.

Kata makasih sepertinya enggak cukup untuk menggambarkan betapa senangnya aku bertemu dengan pembaca-pembaca yang setia dan juga memberiku komentar-komentar yang membangun, dan membuatku semangat untuk menyelesaikan cerita ini.

Terima kasih semua 😭 Dan sampai jumpa di karya-karyaku yang lain!

Lots of love, mooinjun23

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang