39. diterima

594 93 15
                                    

Ryujin mencakupkan tangannya di bawah dagu, tengah berdoa di depan layar laptop miliknya. Di belakang Ryujin ada papa Chansung dan mama Yejin yang mengelus punggung sang putri.

"Udah doanya?" Tanya papa Chansung.

"Adek tenang, pasti adek lolos kok. Kan usaha ga akan mengkhianati hasil. Adek udah belajar hampir tiga tahun, pasti keterima," ucap mama Yejin menyemangati Ryujin.

"Ih! Pa, ma, aku gugup banget. Kalau ga lolos berarti aku harus ikutan yang UTBK dong?" Rengej Ryujin.

Takut banget kalau dia ga sampai lolos ke jurusan yang dia inginkan melalui jalur undangan atau yang lebih dikenal dengan SNMPTN. Malas aja Ryujin kalau harus melalui jalur tes, malas belajar lagi. Otak Ryujin udah lelah lihat rumus matematika, rumus ekonomi, teori sosiologi, sejarah gambar peta di geografi. Percayalah, anak IPS juga berat perjuangannya.

"Jangan pesimis gitu!" Pekik mama Jina.

"Masukin dulu dek nama sama nis-nya," seru papa Chansung.

Ryujin menarik napas panjang. Setelah mulai mengetikkan data-data yang diperlukan sebelum bisa membaca hasil SNMPTN. Berdoa lagi sekali, barulah Ryujin mengklik oke.

Tak lama, layar memunculkan sebuah kotak berwarna hijau.

"Selamat. Anda diterima sebagai mahasiswa di Universitas Indonesia, Fakultas Psikologi," baca Ryujin.

"Adek!!! Adek lolos!!!" Teriak mama Jina dan langsung memeluk anak gadisnya erat.

Chansung sendiri hanya mengelus puncak kepala Ryujin. Sementara Ryujin agak lama untuk bereaksi. Mungkin saking kagetnya bisa lolos melalui jalur SNMPTN.

"Adek? Kok bengong?" Tanya mama Jina saat melepas pelukan dan menemukan Ryujin yang melongo.

"Eh?"

"Itu loh adek lolos Psikologi UI. Ga perlu belajar lagi sementara waktu," seru mama Jina.

Ryujin kembali membaca tulisan di layar laptop. Setelah itu barulah gadis itu berteriak senang. Ryujin langsung mendekati papa dan mamanya, menarik mereka dalam pelukan. Mengucapkan terima kasih pada Tuhan dan juga orang tuanya karena selalu ada untuk menyemangati Ryujin.

"Duh, rumah sepi dong ya abis ini," seru mama Jina.

"Aku pasti pulang seminggu sekali ma, tenang aja," ucap Ryujin.

"Sebulan sekali aja. Kalau seminggu sekali, kapan papa bisa mesra-mesraan sama mama," tegur papa Chansung.

"Ih mas!" Omel mama Jina sambil memukul bahu belakang suaminya.

"Udah tua juga, masih aja mesra-mesraan," cibir Ryujin.

"Ya emang kenapa? Orang ada istri. Kamu kalau mau cari dong suami," balas papa Chansung.

Tak ayal, cubitan mendarat di perut papa Chansung. Tentunya dari mama Jina yang ga rela anaknya diracun sama hal-hal yang belum perlu Ryujin dengar.

Setelah acara peluk-pelukan ala telletubies, Ryujin mengambil handphone-nya dan mengirim pesan chat ke Chaeryeong.





Chaeryeong

Chaer, lo udah lihat hasil SNMPTN belum?

Udah!!!
Gue keterima dong di SAPPK ITB
Ya Tuhan seneng banget!!!

Widih
Mimpi bu arsitek semakin dekat ini mah

Ya doain aja lah ya
Gue soalnya denger kalau di ITB tuh sistemnya lihat nilai per semester
Kalau nilai lo bagus ya di arsitek, tapi kalau enggak lo bisa turun ke tata kota

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang