55. hyper?

611 69 6
                                    

"Kak! Jangan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak! Jangan!"

"Kak! Aku mohon jangan!"

"Hiks,"

Yireon membuka matanya perlahan saat merasakan gerakan di sampingnya. Ia mendudukkan tubuhnya dan sempat panik saat Chenle mengigau dalam tidurnya.

Kalau cuma racauan ga jelas sih ga masalah, tapi ini si Chenle ngigau yang sampai nangis gitu. Bahkan lelaki itu ga sadar udah megangin dadanya, di bagian jantungnya. Badan Chenle juga bergetar, ya jelas aja Yireon panik.

Yireon langsung membangunkan kekasihnya itu.

"Chenle! Sayang! Chenle bangun!" pekik Yireon.

"Chenle!!!"

Teriakan terakhir Yireon sukses menyadarkan Chenle dari tidurnya. Lelaki itu bangun dan langsung duduk memeluk Yireon. Tangis dapat terdengar jelas di telinga Yireon. Gadis itu langsung mengelus surai dan punggung Chenle dengan sabar.

"Its okay! Dia ga ada di sini buat gangguin kamu," ucap Yireon pelan.

Chenle mendorong tubuh kekasihnya pelan guna melonggarkan pelukan. Dan tanpa aba-aba langsung mencium bibir Yireon.

Yang tadinya tidur berdampingan dengan tenang, kini keduanya malah melakukan hal yang tak perlu lagi kalian pertanyakan. Setiap malam minggu tiba, kegiatan itu tak pernah absen mereka lakukan.

Pada akhirnya meninggalkan bekas merah di punggung Chenle maupun bekas merah keunguan di sekujur tubuh Yireon. Namun bekas-bekas tersebut tidak akan membuat keduanya berhenti sampai benar-benar lelah.

Lebih tepatnya sampai tenaga Chenle yang habis, baru mereka berhenti.

Sesungguhnya awal mula hubungan mereka tidak seperti ini. Keduanya menjalani hubungan pasangan kekasih yang normal. Kencan normal ke kafe-kafe, bergandengan tangan, rangkulan, foto selfie. Ya pacaran gaya remaja pada umumnya.

Namun semua berubah saat Chenle pergi ke Singapura untuk mengunjungi neneknya, ibu dari Mona. Saat itu Yireon tengah mempersiapkan diri untuk ujian nasional yang akan datang dalam hitungan tiga hari. Jelas gadis itu tidak bisa ikut karena Chenle akan tinggal cukup lama di sana, bertabrakan dengan jadwal ujiannya.

Entah bagaimana, saat Yireon menyelesaikan ujian hari terakhir dan mendatangi rumah Chenle karena pemiliknya sudah pulang, ia justru menemukan kekasihnya tengah mencoba menggores nadi di pergelangan tangan menggunakan cutter.

Yireon dengan sigap langsung mengambil dan melemparnya jauh sebelum tajamnya besi berhasil menyentuh kulit pucat Chenle.

"Kamu ngapain ngelakuin itu???" bentak Yireon dengan mata berkaca-kaca.

"Balikin cutternya!" teriak Chenle yang bangkit untuk mengambil cutter yang Yireon lempar.

Reflek si Yireon bangun juga terus ngehalangin Chenle. Yireon ga tahu pacarnya ini kenapa, tapi ga mungkin kan dia biarin Chenle sampai melukai dirinya sendiri.

my page | renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang