Sembilan

1.6K 152 0
                                    

"Halo, Om Dwi." sapa gue ramah ke om-om ganteng yang cuma make kaos singlet dan celana pendeknya itu.

"Kalau mau istirahat di dalam aja, Fer. Jangan sungkan."

"Ahh gak usah, om." Daripada istirahat di rumahnya Om Dwi dan ketemu sama si cowok gula merah itu, mendingan juga gue jalan-jalan aja sendiri kemana gitu.

Om Dwi matiin kran airnya. Dia ngegulung selang hijau dan meletakkannya di tiang toren air miliknya.

"Gimana, kamu sudah memilih sekolah yang sesuai dengan keinginanmu belum?"

"Belom." jawab gue. "Belom ada yang sreg nih, om."

Om Dwi duduk di depan gue. Enak juga ternyata halaman belakang rumahnya dia. Beralaskan rumput hijau, dan ada saung-saungannya juga.

"Kalau mau, nanti atau kapan Om bisa minta Willy buat nganter kamu ke sekolahnya dulu."

"Sekolahnya pasti sekolah mahal. Enggak ah, aku males."

"Jangan sok tau deh --" Kan, manusia itu muncul lagi.

"Ayoo, langsung mandi dan bersih-bersih sana."

"Bentaran kali, pap. Masih keringetan juga.."

"Kamu itu udah dibilangin libur dulu mainnya. Lagi musim virus dimana-mana."

"Yaelah pap, latihan basket kok dibilangmya main.."

"Begitulah, Willy. Om sampai pusing sendiri menghadapinya."

"Kalo aku jadi om sih, udah aku gebukkin tuh dia!"

Dia natap gue sinis banget. "Perasaan gue pernah liat lo di ---"

"Om tinggal dulu. Nanti, kita makan siang bareng ya." Om Dwi ngeremes paha gue. "Ajak sepupu kamu juga."

"Kampus!"

Glek!

"Lo kan yang waktu itu --- numpahin boba ke sepatu gue!"

"Ehhh ---"

"Lo juga yang nabrak gue, sampai hape gue jatoh dan rusak..!"

"Ehhh ---"

"Lo anak bisnis kan!?"

Gue buru-buru bangkit dan balik badan. Gawat juga nih manusia kalo sampai Om Dwi dan Om Zidan denger. Lagian cowok kok gak bisa jaga congornya sih?! Lemes banget!

"Woii...!" Dia nahan bahu gue. "Lo tau gak tuh hape gue beli pake duit gue sendiri!"

"Lo salah orang kali.."

Dia ngebalik badan gue. Terus, dia --- ngedeketin wajahnya ke tubuh gue. Udah kayak anjing pelacak.

"Bau lo juga sama!"

"Ferly, ini rambut palsu punya kamu ya..?"

Alaaahhh..!! Ngapain juga tuh kadal betina pake muncul sih?!

"Lo kan ---?!" Willy kaget banget ngeliat si Yuka. Begitu juga sebaliknya. "Lo kok bisa disini?"

"Aku ---"

Gak pake ba-bi-bu, si Willy langsung ngerebut rambut palsu itu dari tangan Yuka.

"Ferly ---" Dia nengok ke gue dan --- dia makein tuh wig ke kepala gue. "Elo kan --- Ferly..?!!" Matanya bulet banget berasa pengen gue colok aja.

"Bacot lo!" gue tarik wig itu dan ---

"Gue butuh penjelasan dari lo!" Dia nahan tangan gue. "Berarti lo satu kampus sama gue?!"

The EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang