Dua Nol

1.1K 119 3
                                    

Dari dalem, gue ngeliatin aja Yuka sama Aldo yang lagi berduaan di halaman samping. Yang satu -- si Yuka, lagi nyabutin rumput. Yang satu lagi nyiramin kembang. Duhh, kok mereka bisa langsung klop gitu ya..?

"Widihhh, rajin-rajin amat lo berdua."

Gue mendadak jadi males begitu sosok siluman gula merah itu muncul.

"Ferly lagi ngapain? Pasti lagi tidur ya..?"

"Kak Ferly lagi nonton kok di dalem." jawab Yuka. Sekarang dia manggil gue bukan nama doang. Dia gak enak setelah tau kalo ternyata umur gue emang udah tua.

"Ehh, sekalian ya siramin kembang bokap gue tuh.."

"Oke, Wil."

Cuma orang bego aja yang nurutin perintahnya dia. Semoga aja Aldo gak termasuk golongan orang bego itu.

"Yuhuu, Ferly. Gue dateng nih..."

"Terus, gue harus salto gitu?"

"Hhehe.." dia cengengesan gak jelas. Gak biasanya dia happy banget. Apa jangan-jangan dia abis ngentot sama orang ya?

"Nanti malem makan di luar yuk!"

"Mau makan dimana? Orang dimana-mana resto pada tutup."

"Masa sih? Tapi masih ada yang buka kali.."

"Baru menang lotre?" tanya gue.

"Enggak."

"Abis disewa sama om-om?"

"Bukan, Ferly ---" lancang banget dia nyubit hidung gue. "Gue abis dikasih duit sama bokap."

"Ohhh ---"

"Papah Dwi baru dapet orderan nasi bungkus banyak. Jadinya gue kecipratan deh.."

"Bantuin orang mah. Jangan cuma minta duitnya doang."

"Pasti dong."

Gue pindah sana sini saluran tv. Gabut banget gue sumpah. Mau tidur juga gak bisa. Mau jalan, bingung jalan kemana. Mau ke supermarket, stok makanan gue juga masih banyak banget.

Gue ngelirik ke bawah. Tau-tau tangannya si Willy udah nempel aja di tangan gue. Sejak kapan posisi duduk kita jadi dempet gini.

"Btw, si Aldo itu gay bukan sih?" tanya Willy.

"Tanya aja sendiri."

"Malesin. Bisa-bisa yang ada gue malah ribut nanti."

Hape gue kedip-kedip. Gue sengaja gak ngangkat. Karena si penelepon itu tau, kalo gue gak ngangkat pasti gue lagi ada urusan lain. Dan dia akan ngabarin gue lewat wa.

"Siapa tuh?"

"Kenalan gue."

"Masa?"

"Iya. Dia manager resto di Kelapa Gading. Chinese, ganteng, tajir melintir, macho --"

"Gue balik dulu ya.."

Gue cuma ngelirik pas si Willy ninggalin gue dengan wajah ditekuk. Padahal gue itu cuma bicara bohong. Tapi kenapa dia langsung bisa percaya sih..?

"Ya, halo --- malam ini? --- hmmm, oke atur aja --- nanti gue kabarin lagi."

Malem ini ya...?

Gue mondar-mandir agak cemas. Kalo emang benar dia ada di pesta itu --- ini artinya, bisa jadi langkah awal gue buat bales dendam.

Gue harus cepet-cepet kasih tau Aldo, karena ---

Ya Tuhan, manusia itu...!!?

Gue kira dia beneran marah dan kesel sama gue. Gak taunya dia malah lagi main semprot-semprotan sama Aldo dan Yuka di halaman samping.

The EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang