"Woii buka gak!! Gue tau kalo ---!!"
Gue suruh Prabu dan Debbie beserta anak buahnya buat langsung ngeringkus tuh dokter dan Yuka. Gak ada jalan lain. Semua ini harus segera dituntaskan!
"Kenapa lo gak ikut ngeringkus mereka, kak?" Si Leon sok akrab ngerangkul-rangkul gue segala. Mentang-mentang dia lebih tinggi dari gue.
"Bokap sama manusia itu, jelas lebih penting bokap."
"Gue setuju, kak!"
Ting...!
Saat di dalam lift, gue terus kepikiran sama Yuka. Gue masih gak nyangka kalo dia itu ternyata lebih brengsek dan menjijikkan dari pria-pria gay diluaran sana.
Dibalik wajahnya yang polos, ternyata dia itu bisa kenal sama dunia obat-obatan terlarang. Dan dengan tega sekali, dia nyaris menghilangkan nyawa seseorang.
"Leon --"
"Hmm..?"
"Sejak bokap jadi supir di rumah lo, sampai dia nikah sama nyokap lo --- apa pernah bokap ketemu sama keluarganya yang dulu?"
"Gak pernah." jawab Leon cepat. "Tapi --- dua atau tiga kali ya, bokap pernah bawa anaknya yang bungsu. Siapa ya namanya ---"
"Anies."
"Bokap itu paling sering nyeritain lo, kak."
"Masa?"
"Dia ngasih liat foto lo waktu masih -- item dan dekil. Hehe.."
Kenapa gue jadi ngerasa sesek lagi ya? Padahal kan semua masalah itu sudah terselesaikan. Gue cuma tinggal nunggu bokap siuman, dan gue ---
"Jadi, bokap sama nyokap bisa nerima keadaan lo...?"
"Nyokap sebenarnya udah tau kalo gue gay sejak SD."
"Yakin lo?" gue tatap dia.
"Iya." Leon ngangguk. "Kan bokap kandung gue meninggal dari gue TK."
Keadaan hening sejenak. Wajah Leon kayak lesu gitu.
"Gue juga gak tau kenapa dari kecil, gue paling suka pake-pake bedaknya nyokap. Terus jalan-jalan pake selopnya kalo pas lagi sendirian di rumah."
"Hhaahh?!!" Mata gue terbelalak mendengarnya. "Masa sih, cowok kayak lo ---"
"Kenapa? Lo pasti juga gak nyangka kan?" Leon tersenyum kecut. "Sebetulnya gue juga capek kak, harus sandiwara di depan orang-orang. Apalagi kehidupan gue di sekolah." Dia nunduk sambil mainin kakinya. "Gue harus gonta-ganti cewek, nyiumin bibir mereka. Malah kadang gue eneg banget pas lagi jalan berdua dan dia manja-manjaan ke gue."
"Sabar aja sih. Kan tinggal ---"
"Masih lama kali kak, lulusnya."
"Lo mau pindah ke Thailand? Disana kan bebas. Lo mau jalan sama cowok, ciuman di mall sama cowok pun gak bakal diliat aneh lagi."
"Enggak ah, kak. Serem."
"Maksud lo?!"
"Orang-orang Thailand kan nyablak banget congornya. Bisa-bisa kuping gue rusak lagi. Hahaha...!"
"Leon, gue mau bilang sesuatu --"
"Apa tuh?"
"Tapi lo jangan bilang sama siapa-siapa ya..!?"
"Oke!"
"Orang kayak lo mana bisa dipercaya!"
"Yaelah kak, gini-gini gue kan pria sejati yang sanggup menyimpan rahasia sentimentil sekalipun."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Eye
Teen FictionTidak ada yang spesial dariku. Namun beberapa orang menganggapku malah sebaliknya. Ketika mulutku sekali terbuka, akan kubuat mereka semua terdiam. Mereka tidak pernah tahu, kalau aku --- mempunyai banyak mata yang akan selalu mengawasi. #cerita gay...