"Halo manis... ""Jauhin tangan lo dari anak gua Nancy! "
'Plak'
"Mamah! "
"Irene... Irene... " Nancy meraih dagu Irene. Mencekram kuat rahang Irene.
"Lo harus mati! " Nancy berdiri dan menatap tiga orang yang diikat.
"Mmm... Mungkin dari Yiren... Terus Samuel... Terus baru lo... " Nancy menyeringai.
"Gua mohon jangan sakitin anak-anak gua... Dendam lo sama gua kan? Bunuh aja gua jangan mereka... "
"Emang gua peduli? " Nancy tertawa sangat keras. Yiren menahan tangis nya mati-matian. Sekelebat trauma nya muncul.
"Hiks.. " Nancy menatap Yiren.
"Diam! "
'Plak'
"Nancy!! "
"Apa? Lo suka? "
'Plak'
"Jauhin tangan lo dari anak gua! " Irene menatap tajam Nancy.
'Plak'
"Jauhin tangan lo bangsat! "
"Wah... Anak lo kasar banget sama orang tua Rene... " Nancy tersenyum sinis ke Samuel.
"Lo didik gak sih? "
"Kalau lo punya dendam sama gua, lampiasin ke gua! Bukan anak gua! "
"Kan udah gua bilang.. Gua gak peduli... " Nancy tersenyum remeh ke Irene.
"Dimana Jennie? "
"Jennie? Mmm... Untuk Jennie biar Leo aja yang ngurus... "
"Brengsek lo... "
'Byur'
Nancy mengguyur Irene, Samuel dan Yiren dengan air.
"Bye... " Nancy membuang ember yang dipegang nya dan pergi dari sana. Tidak lupa mengunci pintu.
"Mamah.. "
"Sayang kamu gak papa kan? " Irene menatap Yiren yang bahu nya mulai bergetar.
"Takut... "
"Sstt adek... Gak papa... Mamah sama kaka disini... " Samuel mendekat kearah Yiren.
"Iya sayang... Udah jangan nangis... " Irene mencium kening Yiren.
"Takutt... Hiks.. "
"Kim Jennie... "
"Lepasin gua gak! " Jennie menatap tajam seorang laki-laki di depannya.
"Wow... Tidak semudah itu sayang.. "
"Leo... Lepaskan gua! "
'Plak'
"Udah gua bilang kan?! Diem! " Jennie menatap tajam Leo.
"Hah... Tolong jangan buat gua marah.. Gua gak mau nyakitin lo.. " Leo mengusap rambut Jennie.
"Lepasin gua.. Hiks.. " Leo menatap Jennie dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Jangan menangis... " Leo menghapus air mata Jennie.
Cup
Satu kecupan mendarat di bibir Jennie. Jennie membulatkan matanya. Jennie tidak bisa melawan karena kepala nya dipegang oleh Leo.
Cukup lama diam,akhirnya Leo mulai melumat bibir Jennie. Jennie hanya bisa menangis. Leo begitu menikmati bibir Jennie. Tetapi Jennie tidak membalas ciuman Leo.
Leo menyudahi ciumannya dan menatap Jennie dengan penuh puja.
'Cantik'
"Kenapa kau tidak membalas ciuman ku? " Jennie hanya diam.
"Jawab! "
"L-lo siapa gua?lepasin gua bangsat! "
"Gua pacar lo! " Leo langsung menyambar bibir Jennie. Melumat nya kasar, sampai Jennie kewalahan.
"Leo ay- ah maaf mengganggu... " Leo melepaskan ciumannya dan menatap malas ke arah pintu.
"Lo ngeganggu gua tau gak Nancy? " Leo menghampiri Nancy yang berdiri diambang pintu.
"Ayo kita pergi.... Ada urusan kan? " Leo mengangguk.
"Bye sayang... Gua akan kembali... Menikmati tubuh lo.. " Leo menyeringai ke arah Jennie lalu pergi bersama Nancy.
"Hiks... Kakak... Namjoon... Tolong... Hiks.. "
"Kak gimana? " Taehyung menatap Namjoon cemas.
"Belum ketemu... " Namjoon berusaha mengutak-atik laptop nya.
"Tae.. Ini daerah mana? " Taehyung menatap laptop dengan cermat.
"Aku belum tau daerah ini sebelum nya... " Taehyung mencoba mengingat. Dia seperti kenal daerah ini.
"Aku tahu dimana... "
"Tapi kita tidak bisa langsung kesana kak... Pasti banyak penjaga nya... Dan bersenjata juga... "
"Gua ada rencana.. "
Annyeong readers..
Maaf kalau jelek dan banyak typo..
Jangan lupa vote dan comment..Annyeong
04-04-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Of Universty 2 { COMPLETED }
FanfictionKisah keluarga yang pernah menjadi prince dan princess universitas. Taehyung dan Irene beserta teman-temannya,yang sudah berkeluarga....