Ditemani detak jarum jam, Raka seperti sedang merapal mantra di pojok kamar milik bude Um. Rumah salah satu kerabat ibu Raka, sekaligus rumah paling dekat dengan kediaman mempelai perempuan. Kata si Mbah yang mencarikan tanggal baik, laku atau jalan menuju temu manten tidak dibolehkan, merujuk rumah keluarga Raka terletak di daerah utara, sementara kediaman mempelai perempuan berada di selatan. Raka dilarang menuju arah -kidul ngulon- atau selatan ke barat, karena ayah Raka berasal dari sana. Kata si Mbah lagi, kebo balik kandange tidak diperbolehkan. Jadi, salah satu caranya adalah dengan Raka seolah-olah dibuang keluarganya untuk sementara waktu. Tinggal di kediaman bude Um sebelum pernikahannya berlangsung.
Karena sendirian di dalam kamar, Raka merasakan ketegangan mulai merambat. Dan dengan harapan mengurangi, Raka memilih keluar kamar untuk melihat beberapa orang yang sedang sibuk mempersiapkan seserahan untuk dibawa ke akad sekaligus temu manten.
Ditemani dua kembar mayang laki-laki, sepupu-sepupunya, Raka sempat bertukar senyum melihat mereka bersenda gurau, dan memilih duduk di salah satu kursi untuk mengurangi kegugupan yang melanda.
"Mas Raka, kerisnya boleh dilepas dulu, nggak?" tanya Udin, salah satu sepupunya saat Raka akan duduk di sebelahnya.
"Jangan, nanti beskap kita ambrol."
Alhasil, mereka duduk di beranda depan dengan pantat setengah terangkat, sampai suara bude Um mengagetkan ketiganya. "Loh, malah duduk-duduk di sini. Ayo, semua masuk mobil. Kita berangkat sekarang."
Bertambah pula kegugupan di wajah Raka saat mobil melaju dengan kecepatan sedang, menuju rumah calon mempelai perempuan. Beban kegugupan terasa berlebih ketika tarub dan janur kuning yang tertiup oleh angin terlihat. Dan tulisan Sugeng Rawuh semakin membuat jantungnya berdebar kencang.
Raka terdiam sejenak. Wajahnya ketat.
Kembar mayang turun lebih dulu dari mobil saat mendengar temu panggih menggema dari arah dalam, disusul Raka yang terlihat gagah dengan jarit, beskap berwarna putih gading ber-sindur gelap dan juga blangkon bercorak sama seperti jarit yang dikenakannya. Ronce melati berjumlah ganjil melingkar sempurna di leher Raka dan juga keris yang disisipkan di bagian belakang pinggang, menggantung sampai beskap yang dikenakannya sedikit tersibak.
Saat menatap lurus, Raka melihat mempelai perempuan berjalan pelan ke arahnya, di belakang kembar mayang perempuan dan diiringi calon mertua laki-laki Raka, serta dukun manten yang sedari awal membantu jalannya acara. Mereka lalu menukar kembar mayang yang dibawa masing-masing.
Sejenak, Raka terkesima melihat calon mempelai yang sedikit menunduk di hadapannya. Calon istri, yang terlihat sama kaku dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istana Pasir
Romance[Daftar Pendek The Wattys 2021] Janur kuning atau jalarane nur adalah perlambang memasuki bahtera rumah tangga. Kalau mau dikupas lebih dalam lagi, janur kuning bisa disebut sebagai mantra untuk menyingkirkan hal-hal yang tidak diinginkan dalam suat...