02. Insiden dicafe

148K 9.1K 271
                                    

Haii bestie, aku kembali^-^

Jika ada typo mohon di kasih tanda ya, jangan lupa untuk vote dan komentar itung-itung sebagai dukungan kalian untuk aku^-^

Langsung aja yaa!!

Happy reading~

02. Insiden kafe


Keesokan paginya, Aurel yang sudah siap dengan seragam sekolahnya berjalan ke arah meja makan. Rambut ekor kudanya bergoyang ke kanan-kiri karena gerakan penuh semangat Aurel. Dia menyapa paman dan bibi yang sudah lebih dulu berada di meja makan.

Setiap pagi mereka selalu sarapan bersama lalu Marta akan memberikan bekal untuk Aurel makan nanti siang. Bukannya Aurel tidak punya uang untuk membeli makanan di kantin, tetapi dia selalu ingat pesan sang ibu untuk tidak makan sembarangan. Jadilah, Aurel selalu membawa bekal dan uang jajannya dia tabung untuk keperluan yang lebih penting.

Setelah sarapan Aurel berpamitan kepada paman dan bibinya. Rutinitas yang dilakukan Aurel juga setiap pagi mencium tangan paman dan bibinya sebelum berangkat.

“Aurel berangkat dulu, ya, Paman, Bibi!”

Dino dan Marta hanya tersenyum melihat keponakannya yang selalu ceria dan tidak pernah mengeluh. Mereka hanya dapat mendoakan semoga Aurel tetap menjadi dirinya yang sekarang.

Di sisi lain, Aurel adalah siswa yang cukup pintar di sekolah. Dia juga terkenal sebagai murid yang supel dan tidak pilih-pilih soal pertemanan. Sikap Aurel yang ramah dan baik membuat semua orang nyaman dan betah berteman dengannya.

Setelah perjalanan yang lumayan menghabiskan waktu, Aurel duduk di bangku sambil memainkan ponsel menunggu guru datang. Seorang gadis tiba-tiba mendatangi bangku Aurel danmeletakkan tas punggungnya di sebelahnya. Gadis itu bernama Agatha.

"Rel, tugas bu Salsa udah kelar belum?" tanya Agatha.

"Tugas merangkum itu bukan?" tanya Aurel memastikan.

Agatha mengangguk antusias. "Gue belum kelar, boleh nggak gue nyontek?” Mata Agatha menatap melas ke arah Aurel, berharap Aurel mau memberinya contekan. “Boleh, ya? Aurel kan baik hati, tidak sombong dan rajin menabung, boleh, ya?” rayu Agatha masih dengan mata anjing yang minta dikasihani.

Agatha adalah tipikal orang yang malas belajar apa lagi disuruh merangkum. Sudah pasti Agatha memilih menyontek pekerjaan Aurel.
Aurel menghela napas melihat raut wajah Agatha. "Mukanya biasa aja, nggak usah dijelek-jelekin gitu.”

Aurel membuka tasnya lalu mengeluarkan buku catatan dan menyerahkan kepada Agatha. “Kalau udah selesai kasih aku lagi," ujar Aurel.

Agatha memekik girang menerima sontekan dari Aurel. “Makasih, Rel! Nanti gue traktir di kantin, oke?!” Agatha memeluk Aurel saking senangnya.

Aurel mendorong Agatha pelan agar pelukan mereka. “Makasih sebelumnya tapi aku bawa bekal, seperti biasa,” tolak Aurel. Agatha menghela napas pelan, pasrah karena Aurel menolak ajakannya.

Aurel hanya tersenyum tipis kepada Agatha, merasa tidak enak. “Cepet disalin, keburu bel masuk bunyi!” seru Aurel.

Spontan Agatha melihat jam dinding di kelasnya. Benar saja, beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi. Dengan cepat, Agatha menyalin tugas Aurel.

My Overprotektif Brothers  [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang