15. Roti sobek

94.6K 5.4K 103
                                    

Haii bestie, aku kembali^-^

Jika ada typo mohon di kasih tanda ya, jangan lupa untuk vote dan komentar itung-itung sebagai dukungan kalian untuk aku^-^

Langsung aja yaa!!

Happy reading~

15. Roti sobek.

Menjelang pagi hari, kedua mata Aurel mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Dia menoleh kesana kemari dan tidak mendapati abangnya di ranjang sepertinya pria itu sudah bangun.

Tidak lama kemudian, Aurel mendengar suara pintu yang terbuka dan disusul dengan Keenan yang keluar dengan handuk yang masih menggantung di pinggangnya. Bisa dilihat perut Keenan yang kotak-kotak, rambut yang masih basah membuat Keenan makin tampan siapa pun yang melihat pasti histeris.

"Pagi princess," sapa Keenan.

"Pagi bang, ihh pake baju sana malu tau," ucap Aurel memalingkan kepalanya supaya tidak melihat perut kotak-kotak Keenan.

Keenan yang melihat Aurel memalingkan wajahnya pun terlintas untuk menjailinya. "Kamu kenapa ? Eh, kok muka kamu merah sih?" goda Keenan.

"Ihh Bang Keenan mah, pake baju sana!" pekik Aurel menutup wajahnya dengan bantal.

"Loh kok ditutup sih matanya? Kamu gak mau lihat roti sobek Abang?" ucap Keenan yang makin gencar menggoda Aurel.

"Mommy, tolong!! Mata Aurel udah gak suci lagiiiiii huaaaaaaaa....." teriak Aurel sambil berlari keluar kamar Keenan. Sedangkan Keenan hanya tertawa melihat tingkah polos adikya itu.

Aurel pun masuk ke kamarnya dengan menghentak-hentakan kaki dengan kesal.


Apa itu Bang Keenan yang dia kenal yang dingin angkuh dan ketus itu? Kenapa sekarang berbeda? Apa ini sifat aslinya? Jika iya, Aurel lebih suka sifat abangnya yang dingin daripada yang ini.

Tidak mau ambil pusing Aurel pun ke kamar mandi untuk siap-siap sarapan pagi.

*****

"Good morning semua!!" sapa Aurel sambil melangkah ke meja makan.

"Princess jangan teriak sayang, nanti tenggorokan kamu sakit," tegur Raya.

"Hehehe, iya mom maaf," cengir Aurel.

Mereka pun memulai sarapan pagi, sesekali mendengar ocehan Cakra yang tidak ada habisnya.

"Pagi," sapa Keenan yang baru saja gabung di meja makan.

"Pagi," balas semua.

"Pagi, Princess," sapa Keenan pada Aurel.

Aurel yang disapa pun memalingkan wajahnya ke samping. "Masih ngambek sama abang?" tanya Keenan sambil mencium dahi Aurel.

"Ihh,, Bang Keenan jangan cium-cium Aurel! Aurel lagi kesel sama Abang!" ketus Aurel.

"Maafin Abang yaa, janji gak gitu lagi deh," ujar Keenan.

"Ada apa sih kalian berdua?" tanya Raya penasaran.

Ketika Aurel ingin menjawab Tama sudah menyela pembicaraannya. "Lebih baik kita sarapan dulu keburu makanannya dingin," sela Tama dan mereka pun melanjutkan sarapan dengan hening.

Sarapan sudah selesai, mereka pun berkumpul di ruang keluarga. Hari ini adalah hari libur, jadi mereka memanfaatkan waktu mereka dengan berkumpul bersama.

"Jadi ada apa dengan kalian? Kenapa kamu marah sama Abang kamu, Sayang?" tanya Raya penasaran, dia juga memeluk dan mengusap kepala putrinya dengan kasih sayang.

"Itu mom masa, tadi bang Keenan pas keluar dari kamar mandi gak pake baju. Abis itu godain aku mom, mata Aurel udah gak suci lagi abis liat kotak-kotak di perutnya bang Keenan," adu Aurel sambil menatap Keenan dengan sinis.

Keenan yang di tatap seperti itu bukannya takut malah tertawa. Menurutnya ekspresi adiknya itu bukan menyeramkan tapi malah menggemaskan.

"Huaa!! mata sweety udah gak suci lagi gimana nih? Huaaaaaaa," heboh Cakra sambil menguncangkan tubuh Carlos yang berada di sebelahnya.

"Berisik ker, Diem apa!! Heboh banget lo!" ketus Carlos sambil menyingkirkan tangan Cakra darinya.

"Kebiasaan! Keenan kalo pake baju langsung di kamar mandi nak, apalagi kalo ada adik kamu. Jangan diulangin lagi yaa," tegur Raya, Keenan memang kebiasaannya seperti itu kalo selesai mandi langsung keluar kamar tanpa menggunakan pakaian.

"Iya mom, abis liat ekspresi Aurel gemesin sih jadi aku jahili deh,," ujar Keenan.

"Tapi tetap aja Keenan gak sopan namanya, kasian adik kamu," ucap Tama.

"Iya dad."

"Sejak kapan bang Keenan jail?" tanya Carlos penasaran.

"Entahlah," jawab Keenan cuek.



Sejak kedatangan Aurel, Keenan sifatnya perlahan mulai berubah tapi, bukan masalah. Malah menurut mereka kedatangan Aurel berdampak besar pada perubahan Keenan dan keluarganya yang lain mereka bersyukur akan hal itu. Semoga keluarga mereka akan seperti ini harmonis dan bahagia.

"Punya abang gak kalah kotak-kotaknya dari bang Keenan sweety, mau liat gak?" Ketika Cakra hendak membuka bajunya langsung ditahan oleh Carlos dan Keenan yang menatap Cakra dengan tajam.

"Cakra, jangan macam-macam kamu! Mommy sita jaguar kamu, mau?" ancam Raya. Jaguar adalah mobil sport kesayangan Cakra.

Kenapa dinamakan jaguar? Ntah lah, hanya Cakra yang tau.

"Loh kok Mommy gitu sih! Gak bisa gitu dong!" protes Cakra.

"Sita aja mom, biar hampa hidupnya Cakra," ledek Carlos.

"Mommy," rengek Cakra.

"Sudah diam. Kamu juga diam Cakra kalo gak mau disita jaguar kamu," ancam Keenan tidak main-main.

"Daddy mau kalian kalo dengan keluarga gunakan bahasa yang sopan. Terutama kamu Carlos dan Cakra. Daddy gak suka kalian menggunakan kata gaul kalian, mengerti?" tegas Tama.

"Iya, Daddy." mereka berempat dengan serempak.

"Hem, Daddy..." ucap ragu Aurel.

"Kenapa, princess?" tanya Tama.

"Emm Aurel besok boleh sekolah gak, Dad?" tanya Aurel hati-hati.

"TIDAK BOLEH!!!" teriak Keenan, Carlos, dan Cakra serempak.

"Loh kenapa bang? Aurel kan udah sembuh." Aurel menatap ketiga abangnya tidak percaya kenapa dia tidak dibolehkan sekolah? Aurel kan sudah sehat.

"Kamu belum sembuh total, baby, nanti kalo udah benar-benar sembuh baru boleh sekolah," ujar Keenan dengan hati-hati supaya adiknya bisa mengerti keputusannya.

"Yang dibilang Bang Keenan betul El, kamu belum sembuh total harus banyak istirahat," ujar Carlos.

"Ihh,, aku udah sembuh bener kok! Dad boleh ya,, Mommy...." rengek Aurel pada kedua orang tuanya, berharap mereka mengizinkan. Jika udah diizininkan ketiga abangnya bisa apa? Selain menurutinya bukan?

Karena tidak tega mendengar rengekan putrinya Tama pun akhirnya mengizinkan Aurel sekolah.

"Bener, Dad? Huaaa sayang Daddy," ucap Aurel semangat dan memeluk Tama.

"Loh, gak bisa gitu dong, Dad! El belum sembuh total loh," protes Carlos.

"Biarin Carlos, Adik kamu pasti bosan di rumah," ucap Tama. Carlos pun bungkam. Ucapan Tama ada benarnya, mau tidak mau mereka pun mengijinkan Aurel sekolah.

"Yeyyy!! Besok sekolah makasih, Daddy, Aurel sayang Daddy," pekik Aurel senang sambil memeluk Daddy-nya.

"Loh, kok Daddy aja yang dipeluk Mommy gak dipeluk juga?" rajuk Raya.

"Sayang Mommy juga dan sayang Abang juga," ujar Aurel sambil memeluk Raya dan beralih memeluk ketiga abangnya.

"Abang juga sayang kamu, princess," ujar Keenan, Carlos, dan Cakra.

"Emm, tapi mereka bertiga yang membully Aurel apakah masih bersekolah di sana?" tanya Aurel hati-hati. Dia juga masih trauma atas kejadian waktu itu.

"Kamu tenang saja, Princess, mereka sudah dikeluarkan dari sekolah dan perusahaan mereka sudah putus kontrak dengan perusahaan kami tidak ada yang mau menanam modal lagi di perusahaan mereka dan mereka jadi bangkrut," jelas Tama santai.

"Apa itu gak berlebihan, Dad? Kasian mereka." Aurel tidak bisa membayangkan nasib keluarga dari mereka walaupun dia tau apa yang mereka lakukan padanya sangat kejam tapi Aurel tetap kasian dengan mereka bertiga.

"Berlebihan? Menurut Abang itu masih kurang, Princess, sangat kurang! Mereka sudah menyakiti Princess William. Dan katamu kasian? Apa mereka kasian sama kamu? Mereka menyakitimu dengan kejam dan tidak ada kasiannya!" geram Keenan, sebenarnya dia ingin melakukannya lebih parah dari pada itu. Tapi Mommynya melarang supaya tidak melakukannya lebih dari itu.

"Sudah jangan dibahas lagi. Dan kamu Princess kalo ada apa-apa bilang sama kami ya, kalo ada masalah cerita ke kami jangan dipendam sendiri,'' ucap Raya.

"Iya mom." Aurel sangat bersyukur mempunyai keluarga yang sangat sayang dan perhatian padanya. Keluarga inilah yang selama ini dia impikan yang baik sayang dan perhatian padanya. Tapi dia juga bersyukur pernah dirawat dan dibesarkan oleh ibu, bibi, dan pamannya.

Tanpa mereka, Aurel tidak akan seperti sekarang, mereka juga yang mengajarkan Aurel hal baik. Aurel berhutang budi pada mereka.


*****

Bagaimana menurut kalian part ini?

Bab ini pendek yaa?? Maaf yaa soalnya bingung mau nulis apa lagi heheheh tapi alurnya tetep sejalan ko sama pikiran author heheh😂😂

Maaf yaa aku nanti up nya lama soalnya lagi sakit tapi di usahakan up ko, tapi sabar yaa 😂😂inget orang sabar pantatnya lebar, eh maksud nya orang sabar disayang tuhan maap typo😂😂😂

Dah yaaa Terimakasih udah yang mau baca ceritaku yang tidak jelas ini ^-^🙏

Sayang kalian❤️

See you ❤️👋

My Overprotektif Brothers  [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang