34. Kebenaran 2

55.1K 3.8K 136
                                    

Haii bestie, aku kembali^-^

Jika ada typo mohon di kasih tanda ya, jangan lupa untuk vote dan komentar itung-itung sebagai dukungan kalian untuk aku^-^

Langsung aja yaa!!

Happy reading~

34. Kebenaran 2

Tidak lama mereka mendengar pecahan dikamar Aurel membuat mereka panik.

Kesabaran Keenan dan Rendi sudah habis tanpa aba-aba Keenan langsung mendobrak kamar Aurel. Mereka pun semua terkejut dengan apa yang mereka lihat depan mereka.

"AUREL!!!"

"EL!"

"QUEEN!!"

Mereka melihat Aurel diam mematung menatap pecahan vas bunga yang di bawah kakinya dengan tatapan kosong. Mereka semua menghampiri Aurel dengan panik dan khawatir.

"Demi Tuhan sayang! Apa yang kamu lakukan!" Tama langsung mengendong Aurel dan menaruh nya di ranjangnya. Kamar Aurel berantakan barang yang berada dimeja rias semuanya sudah berserakan parfum koleksi Aurel hancur dan masih banyak lagi.

"Mana yang luka sayang, kamu buat mommy khawatir tau gak hiks.. jangan lakuin itu lagi kami semua panik sayang" isak Raya memeluk Aurel menenangkan putrinya. Respon Aurel hanya diam saja dengan pandangan kosong membuat mereka tambah khawatir.

"Sayang bicaralah! Jangan buat kami panik!" panik Arthur melihat kondisi putrinya yang sangat kacau.

"Aurellia Elvina William!!!" bentak Keenan tanpa sadar.

"Keenan!"

"Bang Keenan!!"

"Hikss... hikss... hikss.. ibu maafin Aurel, ibu Aurel mau ibu hikss... ibu!" isak pilu Aurel membuat mereka sakit.

"Sayang ini bukan salah kamu sayang, please jangan seperti ini" lirih Bella menangkup wajah Aurel menghapus air mata di pipi putrinya. Orang tua mana yang tak sakit melihat kondisi anaknya seperti ini. Walaupun Aurel bukan anak kandung nya tetap saja, Bella menganggap Aurel putrinya kandung nya ia sangat sayang putrinya itu.

"Bukan salah aku gimana mih?! Ibu aku kasih matanya untuk aku! Ibu meninggal karna aku mih. Karena aku hikss!"

Mereka menatap Aurel tidak terima ini bukan salah Aurel. Jadi ini alasan Marta menutupi semua ini pasti Aurel menyalah kan dirinya sendiri. Ini bukan salahnya! Kalau mereka jadi Sintia mereka pasti akan melakukan hal yang sama.

"Bicara apa kamu! Kamu tau bi Sintia akan sedih denger kalau putrinya menyalakan diri sendiri!" ujar Rendi yang tak terima dengan ucapan adiknya.

"Tadi kamu bilang apa? Bibi meninggal karena kamu? Kamu salah besar!" lanjut Rendi membuat Marta dan Dino menatapnya dengan sorotan mengatakan untuk tidak melanjutkan perkataannya lagi, mereka tau apa yang akan anaknya itu ucapkan.

"Nak, ibu mohon jangan," lirih Marta.

"Buk! Aurel harus tau semua buk! Biar dia mikir dan gak nyalahin diri sendiri. Ini bukan salahnya!" tegas Rendi.

"Apa maksud mas?"

"Bibi Sintia meninggal sebelum mendonorkan mata untuk kamu" ucapan Rendi membuat semua terkejut termasuk Aurel menatap Rendi tak percaya. Gak! Ini pasti boong. Tapi Aurel melihat wajah Rendi disana tidak ada kebohongan disana.

"Gak pasti mas boong kan!! IYAA KAN MAS! JAWAB AKU!" teriakan Aurel.

"MAS GAK BOONG! Oke mas akan cerita semua dari awal. Biar kamu dan kalian semua tau!"

My Overprotektif Brothers  [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang