11. Duel

105K 6.5K 254
                                    

Haii bestie, aku kembali^-^

Jika ada typo mohon di kasih tanda ya, jangan lupa untuk vote dan komentar itung-itung sebagai dukungan kalian untuk aku^-^

Langsung aja yaa!!

11. Duel

Saat ini keluarga William sedang melakukan makan malam bersama. Sejak Aurel hadir, entah kenapa mereka sering berkumpul itu sudah  menjadi sebuah kebiasaan baru mereka.

Banyak hal yang mereka bicarakan, contohnya kegiatan sehari-hari Aurel dan sebelum Aurel mulai sekolah. Kali ini ada perbincangan sedikit membahas kegiatan Aurel di hari pertamanya sekolah. Banyak yang diceritakan oleh Aurel, mulai dari dia yang berteman dengan Amira, adaptasi dengan sekolah barunya, juga teman-teman Cakra yang tadi baru dikenal.

“Temannya Bang Cakra ada juga yang dingin, ngomongnya singkat, kayak Bang Keenan,” ucap Aurel menjabarkan Nathan.

Keluarga William yang sudah kenal teman-teman Cakra mengerutkan kening mereka. Dingin? Siapa? Begitulah pemikiran mereka.

Raya menoleh ke arah Cakra. “Emang ada temen kamu yang dingin?” tanyanya.

“Nathan kali, Mom, yang dimaksud Aurel. Siapa lagi temen Cakra yang kayak kulkas berjalan selain Nathan,” Jawab Cakra acuh.

Carlos menatap Aurel. “Nggak salah kamu, El, bilang Nathan dingin kayak Bang Keenan?  Ibarat induk ayam sama anaknya, Bang Keenan induknya, si Nathan anaknya, nggak beda jauh!”

Carlos menoleh ke arah Cakra, mencari persetujuan. “Ya, kan, Ker?”

Menurut Carlos, Nathan dan Keenan memang memiliki beberapa kesamaan, salah satunya sifat dingin keduanya. Mereka berdua berdua seperti duplikat, hanya saja beda generasi.

Ucapan Carlos membuat Keenan menatapnya tajam, penuh ancaman. Carlos mencoba abai pada tatapan Keenan yang tajam menusuk, seolah siap menguliti Carlos saat ini juga.

Pandangannya justru beralih menatap Cakra seolah meminta dukungan dari sang adik.
“Nah lo, Bang! Gue nggak ikut-ikut, ya. Gue lagi males ribut sama Bang Keenan,” kata Cakra tidak berminat.

Carlos mengumpat kesal, mendengar perkataan Cakra.

Keenan menarik sudut bibirnya membentuk seringai. Seperti seorang singa yang siap menerkam mangsa. “Carlos, sepertinya udah lama kita nggak duel, gimana kalo habis ini kita duel?”

Warna muka Carlos memucat. Matilah dia jika ditantang Keenan berduel. Keenan sangat jago beladiri berbeda dengan Carlos.

Berbeda dengan Carlos yang memucat, Cakra terlihat bahagia melihat kakaknya menderita. “Mamam tuh duel!” ejek Cakra.

Carlos melemparkan tatapan tajam ke arah Cakra. “Diem lo, Ceker!” Matanya beralih menatap Keenan. “Mm … Bang, sorry nih, ya, gue ada urusan, jadi duelnya lain kali aja, ya?” Carlos sudah berkeringat dingin, berharap Keenan mau melepaskannya saat ini.

Aurel yang sedari tadi diam memperhatikan, kini mulai membuka suara. “Duel itu berkelahi di arena itu, kan?”

Cakra dan Keenan mengiyakan.

My Overprotektif Brothers  [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang