40. Penjelasan Agatha

46.9K 3.6K 258
                                    

Haii bestie, aku kembali^-^

Jika ada typo mohon di kasih tanda ya, jangan lupa untuk vote dan komentar itung-itung sebagai dukungan kalian untuk aku^-^

Langsung aja yaa!!

Happy reading~

40. Penjelasan Agatha

Sudah hal rutin untuk para pria tampan membangunkan adik tersayang mereka.

Seperti saat ini ke lima pria tampan sudah berdiri di depan ranjang Aurel dengan kedua tangan melipat ke dada menatap dua orang yang sedang berpelukan. Siapa lagi, kalau bukan Aurel dan Sean itu membuat mereka kesal sekaligus cemburu melihatnya.

"Enak banget bang Sean pelukan sama El!” sinis Carlos.

"Harusnya aku yang di sana!" Keenan menatap Sean dingin.

"Dampingimu dan bukan dia,” lanjut Cakra membuat Keenan, Carlos, Juan dan Rendi mengerut dahinya malas.

"Bisa gak sehari aja kamu diam Cakra?” desis Keenan yang kesal melihat tingkah Cakra yang makin hari makin jadi gilanya.

"Oh tentu! Tidak semudah itu bang. Seorang Cakra yang tampan se----hmpt!” Juan membekap mulut Cakra supaya manusia itu tidak bersuara lagi. Sungguh, Juan tidak suka dengan suara Cakra apa lagi tingkat kepedeannya.

Cakra menghempas tangan Juan dari mulutnya dengan kesal dan menatap Juan dengan sengit.

"Apa apaan sih lo?! Pake acara bekep mulut gue. Bau tau tangan lo!"

"Lo bisik.”

"Gimana kita kerjain aja si Sean?" usul Rendi tiba-tiba, membuat mereka langsung mengangguk setuju dengan ucapan Rendi.

Mereka pun saling pandang seakan mengerti isyaratnya tanpa aba-aba mereka langsung mendorong tubuh Sean hingga terjatuh ke lantai membuat Sean terkejut dan meringis kesakitan akibat tubuhnya jatuh ke lantai.

"Aaawww! Sakit! Kalian apa-apaan sih gila ya!" desis Sean menatap Keenan, Carlos, Rendi, Juan, dan Cakra dengan sengit.

Aurel yang terganggu dengan suara gaduh pun bangun menatap kelima abangnya yang berada di kamarnya. Kemudian beralih menatap lantai dan dibuat terkejut melihat Sean di sana.

"Bang Sean ngapain di lantai?" tanya Aurel polos.

"Berenang, Queen," sindir Sean.

Aurel tergelak mendengarnya. “Bangun bang, belom selesai berenangnya?” sindir Aurel.

Sean pun bangkit sambil menatap tajam kelima orang menyebalkan itu. “Awas ya, gue bales kalian satu-satu!” seru Sean sambil meninggalkan kamar Aurel.

Aurel beralih menatap kelima abangnya. “Kalian juga ngapain masih di sini? Aku udah bangun kan, kalian keluar gih aku mau siap-siap.” Satu persatu pun keluar dari kamar Aurel tersisa gadis itu yang langsung bersiap-siap.

Di ruang makan, seperti biasa Aurel mencium satu persatu anggota keluarganya. Sudah menjadi kegiatan rutin mereka melakukan itu setiap harinya. Aurel pun duduk di samping Keenan dan Rendi.

"Gimana luka kamu, Sayang?" tanya Tama pada Aurel.

"Udah mendingan kok, Dad. Gak sakit juga,” jawab Aurel.

"Syukurlah, lain kali kamu hati-hati jangan lari.”

"Queen, nanti berangkat bareng Abang yaa?” ujar Sean sambil melahap sarapannya.

My Overprotektif Brothers  [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang