49. alergi

39.7K 3.8K 428
                                    

Haii bestie, aku kembali^-^

Jika ada typo mohon di kasih tanda ya, jangan lupa untuk vote dan komentar itung-itung sebagai dukungan kalian untuk aku^-^

Langsung aja yaa!!


49. Alergi

Di rumah sakit.

Cakra cs sedang menunggu keadaan Aurel yang masih ada di dalam ruang UGD. Mereka masih syok dengan kejadian tadi. Jika sampai terjadi sesuatu dengan Aurel, Cakra tidak akan memaafkan orang itu.

"Juan lo udah kasih omlet itu ke dokter kan?” tanya Nathan.
    
"Udah tinggal tunggu hasilnya aja."
    
"Ini semua karena Agatha! Kalo Aurel sampe kenapa-kenapa gue buat perhitungan sama dia. Siapa pun yang menyakiti Aurel dia bakal nerima balasannya gak peduli siapa orangnya!” desis Cakra dingin.
    
Ketika Cakra sudah marah, dia akan menjadi menyeramkan bahkan Juan dan Samuel saja sampai takut.
    
"Jangan asal tuduh dulu. Kali aja bukan masalah makanannya?” ucap Juan positif thinking.

Tidak berselang lama, Agatha dan Amira menghampiri Cakra cs, menanyakan keadaan Aurel. Namun ditolak dengan tegas oleh Cakra yang bahkan mengusir Agatha.
   
Agatha hanya ingin tau keadaan sahabatnya, dia sudah siap jika disalahkan kalo Agatha  benar salah. Demi apapun Agatha sudah pastikan makanan yang dia berikan itu aman untuk Aurel. Bahkan dia sudah menyicipinya terlebih dahulu, jadi tidak mungkin Aurel seperti ini karena makanan yang dia berikan.
     
Suara langkah di lorong dengan tergesa-gesa membuat mereka yang menunggu di depan UGD mengalihkan perhatian dan menatap seseorang yang berjalan kearah mereka dengan tatapan khawatir tercetak jelas di wajah mereka.
    
"Gimana keadaan Aurel?" tanya Raya ,Bella ,Marta dan Arthur bersamaan.
    
"Juan! Cakra! Bagaimana keadaan Aurel?" tanya Tama panik.
     
"Masih di dalam dad!" jawab Juan.
   
"Apa yang sudah terjadi? Kenapa bisa seperti ini? Papih nyuruh kalian berdua jagain Aurel apa sesusah itu kah? Sekarang apa lagi yang buat Aurel masuk rumah sakit hem?" tanya Arthur menahan amarahnya.

Juan dan Cakra menatap Agatha yang sedang menunduk. "Agatha yang buat Aurel masuk rumah sakit pih! Dia kasih makanan ke Aurel gak lama Aurel sesak napas dan tubuhnya bintik-bintik merah," jelas Cakra membuat para orang tua menatap Agatha tidak percaya.
    
"Agatha, bibi tanya kamu kasih apa ke makanan Aurel?" tanya Marta.
    
"Aku gak kasih apa-apa bi. Bibi kenal aku kan seperti apa? Agatha berani sumpah kalo Agatha gak kasih yang aneh-aneh ke makanan Aurel. Amira juga Agatha kasih makanan yang sama kaya Aurel kok. Dan dia baik-baik aja!" jawab Agatha, porsi Amira dan Aurel sama jika kalo memang ada apa-apanya Amira pasti kena juga.
    
"Iya Om, tante. Amira udah makan dan sampai saat ini Amira baik-baik aja."
    
"Mana ada maling ngaku!" sindir Carlos yang baru tiba dan menghadiahi tatapan tajam pada Agatha.
    
"Carlos jaga ucapan mu!" tegur Tama.
    
"Dad dia salah! Kalo gak kasih apa-apa ke makanan El, El akan baik-baik aja sekarang!" kesal Carlos dari awal dia tidak suka dengan Agatha sifatnya kasar Carlos tidak ingin adiknya terpengaruh dengan gadis itu.
    
"Carlos diam!" tegur Arthur kali ini angkat bicara.
    
"Sekarang kita tunggu hasil dari dokter dan kalian jangan menyalakan siapapun dulu."
    
"Dad! Di--"
    
"Mau pulang atau diam Carlos?” kesal Tama membuat Carlos bungkam.

****

Raya tidak henti-hentinya berdoa semoga saja putrinya baik-baik saja. Padahal putrinya gadis baik tapi, kenapa banyak sekali masalah di kehidupannya. Entah, sudah berapa kali Aurel masuk rumah sakit. Raya hanya ingin Aurel bahagia apakah tidak boleh. Ibu mana yang tidak sakit melihat putrinya mendapatkan masalah bertubi-tubi seperti ini.
    
"Dimana Queen?!!" teriak seseorang dengan baju operasi masih melekat di tubuhnya.
    
Semua mata tertuju pada pria itu yang tidak lain adalah Sean. Pria itu baru saja selesai melakukan operasi pasiennya dan mendapatkan kabar kalo adiknya masuk rumah sakit. Tanpa mengganti baju operasi Sean langsung menuju tempat adiknya di rawat.
    
"Masih di dalam. Kenapa dokter lama sekali menangani Aurel," ujar Arthur yang tidak sabar. Mereka sudah menunggu dua puluh menit disini tapi sampai sekarang dokter yang menangani Aurel belum keluar. Apa separah itukah ?
    
"Biar aku masuk." Ketika Sean hendak masuk tiba-tiba pintu ruangan tempat Aurel berada terbuka sontak mereka semua berdiri dan menghampiri dokter.
    
"Yuda gimana adik gue?" tanya Sean, Yuda adalah teman satu jurusan kedokteran Sean dulu dan sekarang bekerja di rumah sakit keluarga William.
     
"Gimana keadaan putri saya?"
     
"Bagaimana keadaan adik saya dok?"
    
"Aurel baik-baik saja kan?" tanya mereka beruntun membuat Yuda bingung harus jawab yang mana dulu.
    
"Oke tenang dulu. Nona Aurel kondisinya saat ini sudah membaik dan tidak perlu di khawatirkan lagi,” jelas Yuda membuat mereka semua bernapas lega. "Tapi saya mau tanya, apa nona Aurel alergi terhadap sesuatu?" tanya Yuda.
    
"Iya, Aurel alergi jamur sama daun seledri," jawab Raya.
    
Yuda pun mengangguk paham. "Jadi yang membuat nona Aurel sesak napas dan gatal-gatal karena nona memakan makanan yang ada daun seledrinya. Saya juga sudah tes makanan itu dan di sana terdapat daun seledri.” Mereka yang mendengarnya pun dibuat terkejut.
    
"Lain kali diperhatikan pola makan nona Aurel. Jika tidak ada lagi saya pamit dulu Sean, nyonya dan tuan!” pamit Yuda.
    
Mereka menatap Agatha tidak percaya.
    
"Nggak! Agatha gak masukin daun seledri di makanan Aurel!" Agatha menggelengkan kepalanya, sungguh dia memasukan seledri di omlet itu.
    
"Kalo lo nggak masukin kenapa bisa ada seledri di makanan Aurel? Lo sendiri yang kasih tau ke kita kalo Aurel alergi seledri tapi ini apa?! Lo mau buat adik gue celaka iya!!" Cakra sangat kecewa dengan Agatha. Salah apa Aurel sampai dengan tega melakukan itu.
    
"Gue gak kasih seledri di omlet itu! Gue udah cek semua. Gue gak sejahat itu celakain sahabat gue sendiri!!" teriak Agatha.
    
"Oh ya? Gak mungkin kan seledri jalan sendiri ke omlet itu?” sinis Carlos.
    
"Pantes aja Cakra gak boleh nyicipin omlet itu ternyata ada seledrinya. Coba aja Cakra cicipin mungkin Aurel gak sampe masuk rumah sakit. Lo sengajakan buat Aurel celaka? Ternyata lo sejahat itu ya, kecewa gue sama lo!” ucap Samuel.

Agatha menundukkan kepalanya, harus mengatakan lagi sih supaya mereka percaya jika dia tidak melakukan itu.
    
"Saya kecewa sama kamu Agatha. Saya mau tanya sama kamu apa salah putri saya? Kenapa kamu ngelakuin ini ke dia?” tanya Raya.
    
"Agatha gak ngelakuin itu. Please percaya sama saya hikkss... Aurel sahabat Agatha gak mungkin Agatha celakain sahabat Agatha sendiri hikks!" isak Agatha yang tidak pernah berniat untuk mencelakai sahabatnya sendiri. Namun semua orang tidak percaya dengan ucapannya.
    
"Bagaimana kita bisa percaya sama kamu bukti mengarah ke kamu. Lebih baik kamu pergi dari sini dan jangan pernah dekatin putri saya lagi. Jika sampai kamu dekat-dekat dengan Aurel kamu akan tau akibatnya!" ucap Arthur menatap Agatha datar.

Mereka satu persatu masuk ke ruangan Aurel meninggalkan Agatha.

Agatha menahan pergelangan tangan Nathan. “Kak Nathan percayakan sama gue?"

Nathan melepaskan tangan Agatha darinya. "Gue lebih percaya sama bukti yang ada.” Setelah mengatakan itu Nathan langsung memasuki ruang inap Aurel.

Agatha beralih menatap Amira yang diam dan menatapnya sendu. "Mir,, Lo percayakan sama gue? Gue gak sejahat itu ngelakuin hal itu ke Aurel.”

Amira memeluk Agatha, "Iya tha aku percaya sama kamu. Tapi, kondisi saat ini lagi gak baik lebih baik kamu pulang dulu. Nanti aku kasih tau kondisi Aurel ke kamu."

Agatha  mengangguk, sebenarnya dia bisa saja menerobos masuk ke dalam tapi yang di katakan Amira ada baiknya lebih baik dia pulang dulu menenangkan pikirannya yang kalut.

"Gue balik Mir, tolong bilang ke Aurel gue minta maaf. Gue yakin ada yang fitnah gue dan gue akan cari tau semuanya.” Agatha sangat yakin kalo di dalam omlet aman untuk Aurel bahkan, dia sama sekali tidak memasukan seledri di sana dan pasti ada yang sengaja tukar makanan itu. Agatha akan cari tau semuanya dan buat perhitungan dengan orang yang memfitnahnya.

"Iya tha, setelah ini kita cari bareng-bareng ya pelakunya.”

Agatha mengangguk, syukurlah ternyata masih ada yang pendengarnya. Agatha dengan berat hati pun meninggalkan rumah sakit.

Seseorang berdiri di ujung lorong dengan mengepalkan tangannya dia ingin sekali masuk ke ruangan itu dan mengetahui keadaan gadis yang tiap hari dia pikirkan. Gadis yang sudah mengisi hatinya sejak pertama kali bertemu. Dia juga yakin jika Agatha yang notabenenya sahabat gadis itu melakukan hal sejahat itu, dia sangat tau Agatha seperti apa.

Dia akan mencari tau dalang di balik masalah ini dan dia tidak segan-segan menghancurkan orang itu yang melukai gadis yang dia cintai.

*****

Haii  aku kembali maaf yaa baru update! Aku usahain update nya cepet yaa .....

Maaf part kali ini pendek nanti next aku usahain panjang. Dan aku usahain Minggu ini aku update 3 kali,🙏

Gimana menurut kalian part ini ?

Jangan lupa untuk vote, komentar dan follow juga yaa🤗❤️

Kritik dan saran nya jangan lupa yaa❤️

See you🖐️❤️

My Overprotektif Brothers  [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang