15. Maaf

3.2K 273 52
                                    

"Minta maaf itu perlu. Biar, apa apa yang keliru bisa diperbaiki. Tapi sayangnya, hati yang sudah dipatahkan, tidak bisa diperbaiki lagi. Namun setidaknya, dengan maaf, benci tak tercipta di hati."

HESPER

Now Playing Music ;
Raisa - Kali Kedua

Sore menjelang malam, dengan senja yang mulai menghilang, Altara baru saja sampai di rumah bersama Andronema yang masih sesegukan sehabis menangis tadi. Altara menggendong adiknya itu menuju ruang tamu.

Baru beberapa langkah memasuki rumah, dahi Altara mengernyit heran. Ada Aqilla di sana. Untuk apa dia ke sini? pikirnya.

Altara menurunkan Andronema yang sekarang berlari ke pelukan Venus yang kini menatap Altara dengan tatapan bertanya tanya. Altara melangkahkan kakinya menuju Aqilla yang tadi melambaikan tangan kepadanya.

"Ngapain?" tanyanya.

"Gue mau sidang lo."

Altara mengangkat satu alisnya, "Sidang? Gue gak pernah kawin sama lo."

Aqilla menepuk dahi Altara hingga cowok itu meringis, "Bukan gitu maksud gue, ya ampun," kekehnya. "Gue ke sini mau jelasin masalah Kejora. Dua tahun lalu. Ini penting. Lo harus denger gue, Al. Sekali ini aja."

Altara menghembuskan nafas beratnya. Lagi lagi, Aqilla selalu saja berkata seperti ini namun dia pasti akan selalu tak ingin mendengar gadis itu. Lagi juga, dia ada di tempat kejadian kan? Lalu keliruan apalagi yang harus dia dengar dari Aqilla?

"Gue ada di sana. Gue tau semuanya."

"Enggak. Lo gak tau kejadian sebenarnya, Al!" elak Aqilla. "Bukan Bima yang nabrak Kejora yang waktu itu udah keluar dari mobil," lanjutnya.

Dahi Altara mengerut pertanda heran. Bukan Bima katanya? Lalu siapa? Jelas jelas yang menabrak mobil milik dirinya yang ditumpangi oleh Mars dan juga Kejora adalah mobil milik Bima. Memang, waktu kejadian, Altara membuka pintu mobil dan menyuruh Kejora keluar sebelum akhirnya tabrakan antar dua mobil itu terjadi. Tapi, setelah dia sadar di rumah sakit, dokter mengatakan bahwa Kejora tertabrak mobil. Mobil siapa lagi, selain mobil Bima?

"Riki yang nabrak Kejora. Riki temen satu sekolah lo."

Altara membalalakan matanya. Sungguh, dia benar benar tak percaya. Riki? Riki yang notabenya teman dekatnya sewaktu kelas sepuluh?

"Gue tau dari Raza. Gue awalnya emang sengaja deketin dia. Untuk tahu semuanya. Dia bilang kalau Bima sengaja dibunuh sama dia, bukan karena dia dendam sampai dia masuk penjara. Tapi, karena disuruh Riki dan ayahnya yang manas manasin dia, karena emang si Raza gak suka sama pacar Bima. Tapi, Riki gak sengaja nabrak Kejora. Dia terlalu seneng rencananya berhasil sampai gak sadar ada orang di depan, terus dia kabur," jelas Aqilla,

Aqilla yang notabenya adalah pacar Raza saat ini. Seperti yang dia bilang bahwa dia awalnya sengaja mendekati cowok itu, namun entah kenapa lama kelamaan hatinya justru ikut meluluh juga.

"Gue gak percaya sama lo. Jelas jelas, Tara deketin gue, pura pura cinta sama gue, cuma mau balas dendam karena dia pikir Papa yang nabrak Bima. Padahal, Tara pacar Bima kan?"

"Gue gak pernah bohong, Al. Seblangsat bangsatnya pacar gue, Raza yang bikin lo benci sama gue itu. Raza gak pernah bohongin gue sebagai pacarnya. Untuk apa gue kupas semua ini kalau ujung ujungnya lo gak percaya sama gue? Dan, lo jangan terlalu mikir jauh, lo gak tau kan dari sudut pandang Tara? Dunia ini bukan milik lo doang, Al," ujar Aqilla lalu melenggang pergi begitu saja, kecewa mendengar respon cowok satu ini. Benar benar gak punya hati.

HESPER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang