Tara, si bintang cahaya
"Masa lalu itu bukan kesalahan. Bahkan, karena masa lalu kita bisa belajar untuk lebih berhati hati di masa depan. Entah urusan cinta atau bukan. Entah dengan orang sama atau orang baru. Kita tidak pernah tahu."
HESPER
"Tara," panggil seorang guru berambut sebahu dari pintu ruang guru yang bersebrangan dengan toilet siswi bawah. Tara yang kebetulan memang selesai buang air kecil, menjadi mangsa bagi guru tadi.
Tara mendesis pelan, dan berancang ancang untuk kabur. Tidak ingin berurusan dengan Ginar, guru biologi yang selalu saja memperbudak siswa. Bukannya menghina, tapi itu fakta. Tidak semua guru seperti itu kok.
"Hey, mau ke mana, Tara? Sini!" sentak Ginar.
Tara mengaduh lalu berdecak sebal. Hari ini mungkin hari sialnya. Tara menghampiri Ginar dengan ogah-ogahan. "Ibu mau nyuruh saya beres-beres ruangan Ibu? Aduh, Bu, saya banyak tugas."
"Siapa yang mau nyuruh kamu beres-beres? Toh, kamu kalau nyapu gak bersih."
"Ibu gak boleh jatuhin harga diri muridnya, dong Bu."
"Emangnya, murid saya cuma kamu?"
"Yaudah, kalau gitu Ibu nyuruh murid ibu yang lain aja, jangan saya, oke?"
Bertepatan dengan itu, Raya baru saja keluar dari kamar mandi, Tara tersenyum sumringah, dia menarik paksa tangan Raya. "Nih, Raya, Bu. Suruh dia aja, biar berguna hidupnya. Saya duluan Bu, Mari. Selamat disuruh Raya, Bye!"
Tara melenggang pergi. Sedangkan Raya, mengutuk temannya dalam hati dan tersenyum kikuk di hadapan Ginar. "Ibu, mau nyuruh saya ngapain?"
Ginar menatap Raya sekilas, lalu membuka tasnya, mencari cari sebuah kertas dan pulpen. Lumayan lama, hingga Raya merasa tak nyaman sekarang, "Bu, Ibu nyari apa?"
"Bukan urusan kamu."
Sial, nih, guru. Gerutunya.
Ginar menyerahkan selembar kertas dan pulpe dari dalam tasnya yang super big. "Ke kelas sebelas IPA enam. Suruh Altara dan Shaula ngisi ini. Saya tunggu di ruangan saya." Setelah itu, Ginar pergi tanpa berterima kasih.
Raya menatap lamat kertas di tangannya. Mati gue kalau berurusan sama Altara!
***
Tara kini berada di kantin. Berniat mencuci mulut daripada harus mengeluarkan energi. Matanya membulat sempurna melihat teman sekelasnya saat kelas sepuluh, dulu, "Riki!"
Gadis itu menghampiri Riki, cowok yang kemarin dia cari untuk menggali informasi tentang Altara. Dan kini, tanpa susah payah dia bisa bertemu dengan orangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HESPER (SELESAI)
Teen Fiction[BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] ⚠️UDAH SELESAI⚠️ Kita memang sama. Memiliki sinar cahaya. Namun, apa kita bisa merangkai rasi bersama? Bintang bisa redup kapan saja. Dan, faktanya dia memang benar benar sedang meredup. Apakah b...