22. Ada Apa Dengan Dara?

2.9K 216 28
                                    

"Tenang. Punya masalah, berarti masih terdaftar menjadi manusia yang hidup. Tugasnya, mengatasi masalah bukan mengeluhkannya."

HESPER

Now playing music ;
Lagi lagi Kamu - Bagas Ran

(Bacanya perlu penghayatan:')

Waktu berlalu begitu cepat, gak bisa diperlambat, diputar, apalagi diulang. Waktu gak pernah nunggu manusia, tapi manusia yang harus mengejar waktu. Tak terasa, sekarang sudah kembali ke awal minggu, yaitu hari Senin hari termager para Siswa. Apalagi, kalau giliran upacara.

Di sekolah mereka, upacara diadakan dua minggu sekali. Dan, sekarang minggu ke dua. Jadi, Senin hari ini kegiatan pembuka sekolah adalah upacara pengibaran bendera merah putih.

Tara dan Raya seperti biasa, komplotan paling rajin baris di depan, bahkan mereka sengaja duluan ke lapangan agar dapat barisan paling depan. Dan, di lapangan yang sepi ini mereka sudah baris di barisan kelas sebelas. Tara di depan, dan Raya di belakangnya. Barisan pertama putri lebih spesifiknya.

Dari ujung lapangan, Altara berjalan menuju tengah lapangan untuk baris. Tara melambaikan tangan ke cowok itu, Altara langsung saja menepatkan diri di samping Tara bersama Samuel di sampingnya.

Upacara di mulai, seluruh siswa mulai diam karena guru BK mulai patroli ke seluruh penjuru barisan. Tara mengabaikannya. Dia justru memandangi ciptaan Tuhan paling tampan, Altara di sampingnya. Altara yang merasa dipandangi, kini melirik Tara, "Kenapa?"

"Rambut lo kalo kena matahari makin kayak domba, Al," bisik Tara.

"Badan lo kalau di samping gue, udah kayak anak sd."

"Altara poin 70!"

"Tara poin 50."

Dari belakang bu Asri, ketua BK di sekolah itu menatap lekat dua muridnya yang asik mengobrol di barisan paling depan. Dihampirinya dua murid yang tak lain adalah Altara dan Tara. "Ekhem."

Tara dan Altara terus saja mengobrol, sampai akhirnya Samuel menginjak kaki Altara juga Raya yang menendang kaki Tara. "Apaan sih?" jawab mereka kompak.

"Bu Asri," bisik Raya ke telinga Tara juga Samuel ke telinga Altara.

Tara dan Altara menoleh ke belakang. "Eh, Ibu," sapa Tara dengan cengirannya.

"Kalian berdua ikut Ibu," suruh bu Asri yang melenggang pergi diikuti oleh Tara juga Altara. Bu Asri membawa mereka ke taman sekolah dan menyuruh keduanya untuk menyiram dan menyapu taman sampai bersih. Lalu meninggalkan mereka berdua yang mulai mengambil sampu lidi , selopan, tempat sampah dan selang.

"Yes, akhirnya gak panas-panasan," celetuk Tara.

"Heh, tapi tetep cape, gelo."

"Idi timbang nyiram sama nyapu doang," jawab Tara yang sedang menyiram tanaman.

"Yaudah, lo yang nyapu," kata Altara, dia meletakkan sapu dan selopan di samping Tara kemudian pergi begitu saja.

"ALTARA!!!" teriak Tara, namun Altara tetap saja berjalan, mengabaikan teriakan Tara. Tara mendengus kesal, dia harus membersihkan taman ini sendirian. Dari mulai menyapu rumput, juga menyiram bunga.

Di sisi lain, Altara pergi ke kantin untuk membeli es krim untuknya dan Tara. Setelah membayar es krim, Dara memanggilnya. "Altara!" ujar Dara sambil berlari mendekat ke arahnya.

"Lo mau ke mana?"

"Ke taman," jawab Altara sekenanya.

"Gue boleh ikut gak?"

HESPER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang