30. Baikan?

2.2K 204 160
                                    

"Jangan menjauh lagi, hati ini sakit liatnya."

HESPER

Now Playing Music ;
Rossa - Tega

***

( Akan lanjut jika komentar sudah mencapai 110.

Ayo, spam komen dong.

Hehe, aku mau liat komentar kalian di setiap paragraf cerita ini.

Aku tahu, kalian pembaca baik yang bisa menghargai aku hehe makasih. )

***

Sudah tiga hari, Tara menjadi sosok yang pendiam seperti ini. Tak ada lagi Tara yang biasanya menghampiri Altara, tak adalagi Tara yang biasanya ke kantin bersama Rasya, Fathan juga Milan. Tiga cowok itu pun tampak saling memisahkan diri, yang satu pergi ke kantin, yang satu ke studio musik yang satu ke koperasi. Raya mendengus kesal dengan keadaan saat ini. Semuanya berubah total dari biasanya.

Tara menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan di atas meja. Dipenjamkan matanya, bukan untuk tidur, tapi dia bingung apa yang harus dia lakukan sekarang.

"Ta."

Tara pura-pura tak mendengar panggilan itu, Raya mengoyangkan bahunya, "Tara, ada Altara," bisik Raya. Tara tetap tidak mengubah posisinya. Dia masih sakit hati dengan kejadian kemarin, dia tida ingin bertemu Altara. Baru kali in hatinya sakit ketika Altara lebih memperdulikan gadis lain.

Altara menarik kursi dan duduk di samping Tara, ditiupnya mata Tara, "Ta ... gue kangen."

Tara bangun dari posisinya, "Gak salah lo kangen sama gue? Salah alamat kali, tuh."

Tara berdiri, dia hendak pergi, tapi Altara memegang tangannya, "Gue kangen gak salah alamat. Bener di sini, atas nama Tara."

"ALTARA!!!"

Teriakan Dara menggema di seluruh ruangan, Tara melepas cekalan tangan Altara. Menatap Dara yang kini berjalan ke arah mereka, lalu kembali nenatap mata Altara, "Atas nama Dara kali, T nya diganti D. Lo typo."

Tara pergi meninggalkan kelas, dia sempat melihat Dara menggengang tangan Altara, membuat hatinya kembali sakit setelah tiga hari mencoba melupa. Altara melepas genggaman Dara, "Lo apa-apaan sih, Dar, yang boleh megang tangan gue itu cuma Tara!"

"Kenapa sih, Al? Gak Rasya, gak Fathan, gak Milan, gak elo, maunya sama Tara? Gue lebih cantik dari dia!" murka Dara.

Altara tersenyum remeh, ditatapnya Dara dengan sengit, "Coba nanti pulang pulang lo tulis list kelebihan dan kekuran lo sama Tara. Terus lo kasih tunjuk ke gue, biar gue taro di mading. Gue jamin lo banyak kurangnya, biar sadar diri."

Altara pergi, dia pergi ke perpustakaan berharap Tara ada di sana. Di perpustakaan yang luas ini, Altara bingung sendiri, dia tak pernah ke perpustakaan kalau gak ada keperluan. Altara berjalan ke arah Shaletta di meja pemimjaman.

"Sha, Tara mana?"

***

Tara selesai mengetik pesan di handphonenya. Sekarang, dia tinggal menunggu orang itu datang. Semilir angin di taman membuatnya mengantuk, setelah kejadian itu dia sering insomnia tiap malam. Memikirkan cara untuk memecahkan masalah satu ini.

Tara sontak berdiri saat sebuah telur mentah mendarat di wajahnya. Tara meraup bagian mata sebelum benar benar membuka matanya, "Shaula?" heran Tara. Pasalnya bukan Shaula yang dia suruh ke mari oleh dirinya.

HESPER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang