24. Cemburu

2.7K 185 24
                                    

"Aku cemburu. Padahal, aku tidak berhak melakukan itu. Namun, ini kehendak hatiku sendiri, gak bisa diatur. Kalau boleh milih, aku juga gak mau punya rasa cemburu ke kamu. Gak enak."

HESPER

Now playing music ;
Lebih Dari Egoku - Mawar Eva

Sore ini, pak Budin menginformasikan pada anak kelas sebelas ipa enam untuk negikuti ujian sepulang sekolah, karena mereka ketinggalan ujian sewaktu jam pelajaran dipakai untuk kegiatan breafing guru guru tempo lalu.

Bel pulang berbunyi tapi anak anak lelas masih stay di dalam, ada juga yang keluar, atau bahkan ke kantin, karena sebelum ujian dimulai pak Budin memberikan waktu istirahat dan belajar terlebih dahulu kepada muridnya.

Selesai ujian, sekitar pukul tiga sore. Sekolah masih ramai dikarenakan estrakuliker yang diikuti oleh siswa sesuai dengan bakat dan minat. Altara keluar dari kelas, sepatu bermerk nike diambil dan dipakainya. Bayangan gadis di ujung koridor menyita pandangannya.

Senyum Altara merekah, dibuka tas hitam miliknya, dan diambil plester tom and jerry yang biasa digunakan sebagai tipe X saat pelajaran Bahasa Indonesia.

Langkah Tara semakin mendekatinya. Altara sontak berdiri, dengan cengiran yang menampaklan jejeran gigi putih. Alis Tara terangkat satu, saat Altara mencegahnya dengan kedua tangan Altara.

"Lo belum pulang?" tanya Tara dengan kebingungannya. Tara baru saja selesai kerja kelompok di kelas, biasanya jika pulang sore seperti ini, Altara pasti sudah pulang. Beda dengan biasanya, Altara belum pergi ke parkiran.

"Ada ujian tambahan tadi," jawab Altara sekenanya.

Kepala Tara mengangguk serta bibir membulat. Diliriknya plaster tom and jerry di tangan Altara.  Dia pikir Altara baru selesai ujian bahasa Indonesia. Hipotesanya salah besar, telinganya tak sengaja mendengar pembicaraan Shaula dan Dara yang sedang membicarakan soal matematika.

Altara seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Tara. Ditariknya gadis itu menuju parkiran, Tara berceloteh, tapi Altara mengabaikan celotehannya. Sampai di parkiran, Tara disuruh memakai helm dan menaiki motornya.

"Mau ngapain sih?" pekik Tara yang baru saja duduk di jok belakang.

Diserahkannya plester tom and jerry ke belakang, lebih tepatnya ke Tara, ditancapkan gas motornya untuk bergabung nersama member jalanan yang cukup padat sore ini, "Buat main. Lo mau main ABC lima dasar, sama gue, kan?" tanya Altara.

Tara sempat terdiam sebentar, memahami maksud ucapan Altara, "Sejak kapan lo mau main? Waktu itu diajak perasaan gak mau?"

Diliriknya spion kaca yang menampakkan Tara di sana, "Gue belajar dulu sama Samuel. Udah pro nih, jadi gue siap ngalahin lo."

Tara tertawa, mengingat kejadian Altara menolaknya bermain mainan bocah ini, menggantikannya dengan jalan-jalan perdana mereka tempo lalu.

"Lo lucu, masa main game aja belajar, sih," kekeh Tara, dipukul pelan bahu Altara, matanya mengeliarkan cairan karena dia tertawa terbahak bahak kali ini.

"Kan, biar lo kalah, terus gue kasih lo hukuman," jelas Altara dengan nada sombongnya.

Tara memiringkan kepalanya, ditatapnya Altara dari samping dengan juluran lidahnya, "Gue lebih pro dari lo!"

Diliriknya Tara sekilas, baru sekilas, hanya hitungan menit, Altara justru gagal fokus, dia hampir saja menabrak penggendra lain di depan, cepat cepat diseimbangkan motornya, tengannya menepeleng kepala Tara ke belakang.

HESPER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang