38. Rumus

2.4K 198 148
                                    

"Aku akan memunggumu, sebisa dan semampuku."

HESPER

Di dekat jurang, Raya memberhentikan langlahnya. Tara mengernyit heran. Padahal, Dayra dan Shaula belum ketemu, tapi Raya sudah menghentikan jalannya. Di tempat seperti ini pula. Hari sudah mulai sore, langit mulai gelap. Tara jadi bergedik ngeri sendiri.

"Kok berhenti sih, Ray?"

Raya membalikkan badannya. Tangannya sudah menodongkan pisau ke arah Tara. Tara mengangkat sebelas alisnya. Tak mengerti maksud Raya. "Lo kenapa? Turunin pisaunya, Ray, bahaya."

Raya tersenyum sinis, "Hari ini lo mati di tangan gue, Ta. Gue yang ngerencain ini semua. Gue. Benci. Lo. Tara Galaxia."

Tara mengerjapkan matanya berkali-kali, ini bukan mimpi?

"Ray ... lo bercanda?"

***

Altara, Dayra, Shaula dan Shaletta sampai di sebuah gedung tua. Mereka berempat menghampiri  Baswa, Riki, Ara dan Angkasa yang baru saja keluar dari gedung dengan wajah paniknya. Altara tak menemukan keberadaan Tara dan Raya. Jantung Altara berdegub kencang, takut kejadian seperti mimpi menjadi kenyataan.

"Tara mana?" tanyanya.

Ara menggeleng lemah, "Tadi Tara dibawa Raya, gak tau ke mana Al. Kita sekarang mau cari Tara."

Raut wajah cemas sudah tak bisa disembunyikan Altara saat ini, dia bahkan langsung berlari menuju hutan samping gedung. Langkah besarnya dengan gesit menapaki rerumputan. Hari sudah mulai gelap. Menambah kecemasan Altara kepada Tara saat ini.

"GUE BENCI SAMA LO! GUE SUKA SAMA FATHAN! DAN LO YANG DISUKAIN SAMA FATHAN JUSTRU BIKIN SAKIT HATI DIA, TARA!"

Teriakan Raya terdengar, Altara semakin cepat berlari, matanya terbuka lebar kala melihat Raya yang menodongkan pisau ke arah Tara, di belakang gadis itu juga ada Dara yang menodongkan pistol. Altara berlari mendekat ke arah mereka.

DOR

Tepat ketika Dara menekan tombol pistol, Altara mendorong Tara, hingga mereka berdua telentang di tanah. Jantung keduanya berpacu dengan cepat, ketika dahi dan hidung mereka bersentuhan satu sama lain, tapi perhatian Tara beralih ketika melihat Raya yang terkapar lemah, tembakan itu mengenai Raya!

"Raya!" pekik Tara, refleks Tara mendorong dada bidang Altara, ingin menghampiri Raya, tapi Altara lebih dulu mencekal tangannya. Mereka berdua berdiri, satu kaki Altara menendang pistol di tangan Dara yang masih tertegun karena salah menembak orang, senjata api itu jatuh ke dalam jurang. Altara langsung menarik tangan Tara untuk lari dari sana.

"Dia mau nyelakain lo! Gak usah ditolongin! Ayo  pergi!"

Mau tak mau Tara ikut berlari dengan kecepatan berkali-kali lipat, menyesuaikan langkah Altara yang masih menariknya. Mereka berhenti tepat di depan motor Altara. "Lo kok bisa ke sini?"

"Ikatan batin gak pernah bohong, Ta."

"TARA!!!" teriak Dayra, Shaletta dan juga Ara. Ketiga gadis itu memeluk Tara. "Akhirnya lo gak kenapa-napa."

Tara tersenyum, dia menatap Shaula yang berdiri di dekat sana, "Shaula ayo pelukan!"

Shaula ikut tersenyum, dan bergabung ke dalam pelukan empat gadis ini. "Maafin gue, Ta." Tara mengangguk, dia sudah memaafkan Shaula sedari dulu.

"Udah ayo, nanti aja peluk-pelukannya. Takut masih ada bahaya lagi," timpal Baswa, dia menggendong Angkasa yang sudah terlelap.

Mereka memutuskan untuk segera pulang menaiki mobil. Awalnya Tara juga ingin menaiki mobil bersama Ara, tapi Altara mencegahnya, "Lo sama gue."

HESPER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang