16. Harapan

3.1K 255 47
                                    

" Jangan menumbuhkan harapan palsu. Sebab, itu adalah salah satu cara ampuh untuk menambah luka di hati orang yang pernah kamu lukai sebelumnya."

HESPER

Now Playing Music ;
Tulus - Labirin

Bel istirahat berbunyi. Raya sedari tadi merengek kepada Tara agar teman sebangkunya itu ikut pergi ke kantin. Tapi Tara tetap saja menolak. Bagian punggungnya sakit karena kejadian kemarin, ditambah nyeri haidnya. Jadi, dia mager untuk ke mana mana. Kelas sudah sepi, tadi Rasya dan kawan kawan mengajak mereka ke kantin, tapi mereka bilang akan menyusul.

"Ayolah, Ta... Ke kantin Ayok! Lo katanya belum sarapan? Ayo makan, ish," rengek Raya.

Tara yang sedari tadi tiduran dengan kepala yang telengkup di lipatan kedua tangannya itu hanya menggeleng lemah, "Mager, Ray."

Raya dengan seribu akalnya itu tak akan kenal lelah mengajak Tara memenuhi keinginannya. Dia hanya tidak ingin sahabat yang jarang sakit ini tiba tiba sakit hanya karena tidak sarapan, "Gue beliin deh ya?"

Tara hanya mengangguk, Raya menepuk kepala Tara lalu pergi ke kantin untuk membeli makanan. Beberapa detik kemudian, Tara mendesis sebab perutnya dua kali lipat lebih sakit, mana haidnya ngocor terus dari tadi. Alamat bocor ini. Tara berdiri,  dia ingin ke UKS, meminta pembalut di sana dan menggantinya di toilet UKS.

Setelah keluar dari toilet alis selesai berganti pembalut, Tara ingin kembali ke kelas lagi, takut Raya mencarinya. Namun sayang, perutnya semakin keram, dia lemas, sangat. Tangannya memegang meja piket UKS di sampingnya, sedang tangan yang lain meremas perutnya. 

"Haid sialan," umpatnya dengan lirihan. Setelah dirasa rasa, sepertinya ini bukan hanya nyeri haid tapi juga maghnya kambuh. Tara memilih berjongkok karena sudah tidak kuat lagi berdiri. Sesekali dia mendesis sembari mengumpat diam diam.

"Sakit?" tanya Altara yang tiba tiba muncul dari belakang tirai. Sepertinya cowok itu habis mengobati luka memarnya. Tara tahu itu suara Altara, dan dia memilih untuk diam dan tak menatap cowok itu.

Altara berjongkok di depan Tara, "Lo sakit? Sini gue bantu ke brankar," kata Altara, tangannya hendak memegang tangan Tara namun gadis itu lebih dulu menghindar.

"Gue bisa sendiri," jawabnya lalu berdiri dengan tangan yang memegang meja. Tara memandang Altara sinis lalu mencoba berjalan menuju brankar, diikuti Altara di belakangnya.

Tara hampir saja jatuh, tapi dia buru buru memegang tembok di sampingnya. Padahal, dari belakang, Altara hampir saja ingin memeluknya. Altara menggaruk tekuk belakangnya, "Belum meluk aja udah salting gue," batinnya bermonolog.

Di sana, ada Shaletta yang biasa menjaga di UKS. Tara meminta tolong Shaletta untuk memegang tangannya, pelan pelan, Shaletta menuntun Tara hingga Tara berbaring di brankar UKS. "Sha, bilang ke Raya, gue di UKS ya, tolong. Sama ambil obat magh dong, Sha."

Shaletta mengangguk, "Oke," ucapnya, Shaletta mengambil obat mag di kotak obat lalu memberinya kepada Tara lengkap dengan segelas air putih, setelah itu pergi ke kelas. Hingga tersisalah Tara dan Altara di dalam sana.

Tara meminum obat magh,tapi tidak di telan melainkan di kunyah. Sebab, dia tidak bisa meminum obat. Payah banget kan? Dengan cepat, Tara meminum air di gelas tanpa sisa. Bersamaan dengan tawa Altara yang terdengar, "Hahaha. Gak bisa minum obat?"

"Berisik. Taro nih," suruh Tara, Altara masih terkekeh tapi dia menuruti perintah Tara untuk menaruh gelas di dapur UKS. Di dapur, ada roti tawar dan isiannya, Altara inisiatif saja membuat roti untuk Tara. Lagi juga, roti itu sengaja untuk orang sakit.

HESPER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang